Setelah menjelaskan segalanya tentang siapa sesungguhnya Indra, maka mulailah Togog bercerita, dan sang resi Sapta Raga mendengarkannya dengan khidmat:
"Jika sang Resi tahu, dahulu kala, Dewi Sukesi, ibundanya Rahwana, adalah seorang yang sangat mengagumi ilmu kesejatian dan segala macam bentuk ilmu kepandaian. Makanya dia lebih memilih Bagawan Wisrawa yang pandai sebagai suaminya. Daripada anaknya wisrawa—Danaraja—yang walau pun tampan tapi tak punya kepandaian apa-apa.
Tak ada sayembara kala itu, tidak seperti kabar yang tersiar seperti dalam kitab Ramayana.""Kala itu, banyak sekali para Nalendra yang datang untuk melamar putri semata wayangnya prabu Sumali, Dewi Sukesi mereka saling mendahului. Bersaing. Tetapi semuanya kemudian dibuat kecewa oleh satu keputusan yang diambil secara sepihak oleh Prabu Sumali, ayahnya Dewi sukesi, tiba-tiba mutuskan untuk menerima lamaran Begawan Wisrawa, tanpa sarat, dan tanpa pertimbangan. Padahal dia datang paling akhir. Semua tak tahu jika sesungguhnya antara prabu Sumali dan Begawan Wisrawa adalah dua sahabat yang akrab.
Tentu saja para Nalendra banyak yang tersinggung, bahkan Nalendra dari Parang Gantungan yang bersumbu pendek langsung amarahnya meledak, dan langsung meluapkan kekesalannya. Hanya dengan satu aba-aba, bala pasukannya langsung mengamuk.
Jambumangli, adik prabu Sumali, atau paman Dewi sukesi adalah komandan teritorial tertinggi. Mahapatih. Maka dengan gagah berani ia turun tangan guna mengatasi gangguan keamanan. Mencoba menghalau serangan dari pasukan Parang Gantungan. Namun takdir berkata lain, Jambumangli gugur ditangan Nalendra dari Parang Gantungan.
Perlu di catat, bahwa gugurnya Jambumangli bukan karena perang tanding melawan Begawan Wisrawa (seperti yang termaktub dalam naskah Ramayana), dia gugur bertempur dalam menjalankan tugas negara, membela keputusan sepihak kakaknya yang juga Rajanya, prabu sumali. Kematian Jambumangli membuat Begawan Wisrawa merasa bersalah dan segera turun tangan membasmi semua perusuh, dan berkat ketangkasannya semua dapat ditaklukkan.
Namun, agaknya kendala bukan hanya berupa peperangan fisik saja. Kendala terbesar justru datang saat lamarannya sudah di terima. Yakni ketika Dewi Sukesih mendengar beberapa patah kata dari Begawan Wisrawa saat mewejang ilmu, "Sastrajendra hayuningrat pangruwat dyu" kepada Prabu Sumali, ayahnya yang juga teman Sang Begawan.
Ceritanya; mereka antara prabu Sumali dan Begawan Wisrawa adalah sahabat yang sudah lama tak berjumpa, dalam pada itu Begawan Wisrawa ingin mewejangkan beberapa ilmu kebatinan yang telah dikuasainya, termasuk ilmu adiluhung, "Sastra Jendra hayuningrat". Tanpa sepengetahuan siapa-siapa, ternyata Dewi sukesi menguping. Dan hati sang Dewi yang rindu akan segala jenis ilmu kesejatian pun jadi mabuk kepayang, dan berbalik haluan, ia lupa jika kedatangan Begawan Wisrawa melamar dirinya bukan untuknya melainkan untuk menjadi istri dari anaknya Danaraja. Tapi malang tak dapat di tolak, betapa justru kemudian Dewi Sukesih jatuh cinta kepada Begawan Wisrawa sendiri. Bagi sang Dewi tak ada permasalahan tentang selisih usia. Tentang apapun yang akan terjadi, hatinya telah lurus, rela menjadi istrinya. Namun justru itulah awal mulanya dari malapetaka yang kemudian hari akan melahirkan seorang Rahwana. Dalam pada itu Dewi Sukesih mengajukan satu persyaratan kepada Begawan Wisrawa untuk supaya di-wejangkan ajian Sastra Jendra, di taman Argasokha. Hingga syarat terpenuhi dan Begawan Wisrawa mengawini sang Dewi.
Namun oleh karena perkawinan itu, kemudian kelahiran Rahwana pun dikucilkan, dan terusir dari negaranya. Namun Rahwana tumbuh pesat sebagai pemuda yang pilih tanding walaupun sosoknya dihitamkan oleh cerita pujangga-pujangga, serta akhli pencerita dari Indrapura. Sebab kerajaan Lokapala merupakan salah satu dari anggota "Asta-wasu" yang semua kebijakan kepemerintahannya diatur oleh Raja Indra seorang raja besar yang menamakan diri sebagai Dewa; — lewat tulisan-tulisan daun rontal dari para pujangga dalam tulisannya selalu mengutuk; bahwasannya bayi yang di lahirkan Dewi Sukesi adalah anak haram, atau aib hitam — yang harus di usir jauh-jauh, tidak diperbolehkan untuk tinggal di bumi Lokapala. Jangan sampai aib hitam tersebut mengotori bumi Lokapala. Tak perduli meskipun sesungguhnya Begawan Wisrawa bekas Raja di Lokapala.
KAMU SEDANG MEMBACA
RahwanaYana
Ficción histórica"Tidak Rahwana, sadarilah olehmu; bahwa semua yang bernyawa itu pasti akan di tinggalkan oleh nyawanya, dan itulah yang dinamakan badai kematian, tak ada kiranya seorangpun yang dapat luput dari kejaran badai kematian, anakku."