Part 6

421 120 54
                                    

Yuki yang berada di kamar Al memutuskan untuk mencari ke dua pemuda yang belum juga kembali itu setelah hampir satu jam. Yuki mencari di sekitar kos, tapi sosok Al maupun Julian tidak ada. Yuki mencoba menghubungi nomer Al maupun Julian tapi tak ada satupun yang menganggkat telponnya. Hingga saat dia melewati sebuah taman dia melihat seseorang tengah duduk meringkuk sembari memeluk ke dua lututnya. Yuki berjalan pelan menghampiri pria itu.

"Al..." sapa Yuki pelan.

Bukannya membalas sapan itu, bahu Al malah bergetar semakin keras.

"Al..." Yuki memeluk tubuh Al yang saat ini terlihat begitu rapuh.

Cukup lama hingga Al mulai merasa tenang dan melepaskan diri dari pelukan Yuki.

"Kamu tau... dulu saat aku masih kecil, aku adalah anak penyendiri yang selalu duduk di pojokan. Aku tak punya seorang temanpun, karna aku adalah anak dari keluarga broken home yang pendiam yang tak bisa bergaul. Bahkan aku tidak bisa mengenal anak di dalam kelasku. Hingga suatu hari orang tuaku bertengkar hebat dan aku lari dari rumah. Aku terus berlari dan berlari hinga aku terjatuh, ada sebuah luka di lututku. kemudian aku menangis sangat keras, tapi sesungguhnya aku tidak menangisi lututku yang berdarah, bahkan rasa sakit di lututku tidak sebanding dengan apa yang hatiku rasakan saat itu. Tapi tiba-tiba ada seorang anak yang membantuku berdiri dan mengobati lukaku. Bahkan dia mengajaku untuk pergi ke sekolah dan bermain bersama. Sejak itulah kami selalu bersama, dia mengajarkan banyak hal padaku. Dan membuatku seperti sekarang ini. Aku benar-benar tak bisa melakukan apapun tanpa dia" Al mengingat masa kecilnya bersama Julian.

"Dia adalah dunia tempat aku tinggal. Dia adalah cahaya yang membawaku dari kegelapan. Dia adalah segalanya untukku... aku tidak ingin merasakan di tinggalkan lagi" Al menundukan wajahnya membiarka air matanya mengalir.

Yuki yang sudah menangis sedari tadi langsung memeluk tubuh Al dari samping saat tubuh itu kembali bergetar.

Setelah mengantar Al kembali ke kosnya, Yuki sendiri segera pulang. Di rebahkanya tubuhnya di atas ranjang saat dia telah tiba di rumahnya. Bayangan saat dia berbicara dengan Julian kembali terngiang di otaknya.


Flasback on

"Aku harap kak Julian mau jujur sama aku..." Yuki menghentikan kata-katanya sembari menatap mata Julian tajam dan menggenggam tangannya. "Kak Julian cinta kan sama kak AL?"

Julian melebarkan matanya terkejut. "kamu tu ngomong apa sih?"

"Aku bisa lihat setiap kak Julian natap kak Al. kak Julian sukakan sama kak Al?"

Julian memalingkan wajahnya untuk menghindari kontak dengan Yuki.

"Aku gak masalah kalo kak Julian suka sama kak Al. Aku tetep suka sama kakak. Aku bener-bener tulus suka sama kak Julian" ucap Yuki mempererat genggaman di tangan Julian. Julian kembali memalingkan wajahnya menatap Yuki.

"Sejak kecil aku dan Al selalu bersama. Dia selalu mengikuti kemanapun aku pergi dan melakukan apapun yang aku mau. Semua orang selalu berfikir jika Al selalu tergantung padaku. Tapi itu salah, akulah yang tergantung padanya. Dia itu seperti dunia dimana kita hidup. Seperti cahaya... yang bukan hanya aku yang bisa merasakan terangnya, tapi semua orang. Kadang dia gak sadar bahwa dia adalah orang yang paling bersinar di antara semua orang. Hingga orang- orang itu akan selalu melihat ke arahnya, termasuk aku"

Flashback end


Yuki kembali menekan sebuah nomer di hpnya tapi setelah di coba beberapa kali masih belum ada jawab. Akhirnya gadis itu menyerah dan kembali meletakan hpnya.

NIGHTFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang