(Baca author note paling bawah ya,readers)Cameron masuk dan bergegas menuju Joe.
"Where is he?" tanyanya khawatir, Joe lalu menatap ke atas tangga.
"Di kamar,Tuan" jawabnya,
"Kenapa tidak kau halangi? Kau seharusnya menghalanginya,Joe!" tegurnya kesal
"Maafkan saya Tuan, saya benar tidak tahu. Nona Ariana tadi hanya bilang akan pergi ke makam ibunya. Saya sungguh tak mengiranya" jawab Joe menundukkan kepalanya.
"Sudahlah,aku akan ke atas melihat Justin" katanya sambil bergegas menaiki tangga.
Joe menatap kepergian Cam dengan sedih. Seandainya dia tahu,dia pasti akan menghalangi Ariana.
****
Cameron perlahan membuka pintu kamar Justin. Ketika dia masuk,ia melihat Justin sedang duduk dengan kepala tertunduk di tepi tempat tidurnya. Di tangannya ia memegang kertas. Sepertinya itu surat Ariana,karena dia mendengar bahwa Ariana memberikan surat kepadanya.
"Justin? Bro you okay?" panggil Cameron,tapi Justin hanya diam saja.
Lalu ia pun berjalan mendekati Justin dan duduk di sampingnya. Ia menatap sahabatnya dengan khawatir dan menatap kertas yang di pegang Justin. Benar itu surat Ariana. Justin menatap kertas itu dengan pandangan yang kosong.
"Bro?" panggil Cameron sambil menyentuh bahu Justin.
"Dia memintaku untuk mengucapkan selamat tinggal padamu. Gadis kurang ajar itu" bisiknya perih. Justin tiba-tiba menatap Cameron. Matanya dipenuhi dengan kemarahan dan bercampur dengan kepedihan,
"Why Cam? Why she didn't believe in me? Why? She said she love me but why she leave me? No after what happened last night. Why?"
"I don't know why,Justin. I'm sorry" jawab Cameron tak berdaya.
"Membayar hutang. Itu yang dia katakan. Apa yang dia lakukan kemarin malam dia bilang itu membayar hutang? Gadis tak tahu diri" balas Justin penuh dengan kemarahan "Siapa yang menyuruhnya membayar hutang? Siapa yang menyuruhnya mengorbankan dirinya untuk membayar hutang?" Justin menatap Cameron seketika "Is that you? Mom? Or Sir Arthur?" tanya Justin lagi
"No Justin, we never said something like that. Kita hanya minta Ariana untuk mempertimbangkannya. Sama sekali tidak pernah mendesaknya untuk membayar hutang atau sejenisnya"
"AND THEN WHY SHE THINKING LIKE THAT?" teriak Justin penuh kemarahan sambil bangkit lalu menatap Cameron,"Aku sudah mengatakan padanya bahwa aku mencintainya. Membisikannya berkali-kali ditelinganya Cam! Aku tidak pernah mengatakan hal itu kepada siapapun Cam,YOU KNOW THAT! I SAID I LOVE HER! BUT WHY SHE THINK WHAT I SAID TO HER IS JUST A BULLSHIT?!!!!" Justin benar sangat marah. Marah dan sakit hati. Justin kemudian kembali duduk di tepi tempat tidur lalu menyembunyikan wajahnya di tangannya,
"Aku bilang kepadanya bahwa aku mencintainya,tidak mau dia pergi dari sisiku lagi. Aku mengatakan padanya berkali-kali, why she didn't believe it?" bisik Justin pilu, Cameron tidak tahu harus berkata apa,perlahan dia menyentuh bahu sahabatnya,
"Mungkin karena dia juga mencintaimu. Terlalu mencintaimu"
"NO DON'T LYING TO ME! If she love me,why she leave me alone ?!"
YOU ARE READING
Their Curse | jariana [COMPLETED]
ФанфикWhen they are stuck in a stupid curse and at the same time love grows between them but only one is aware of it. "Are you a cigarette? Because the more I smoke the more my heart will get sick. It's like loving you. The more I love you,the more my he...