Saejin membalik tubuhnya ke kiri dan ke kanan mencari posisi yang pas untuk ia tidur.
Namun, bagaimana mungkin ia bisa tertidur sedangkan setiap kali ia memejamkan mata, kejadian sejam yang lalu terus terbayang olehnya.
"Itu sangat memalukan" 😶gumam Saejin sambil mengambil bantal di sampingnya dan menutup wajahnya.
'Saranghae' 😍
Kalimat itu kembali berputar di otaknya. Saejin memutar tubuhnya menjadi tengkurap, tangannya memukul-mukul kasur melampiaskan perasaannya. Setelah puas ia berbalik lagi menjadi telentang.
Ahh, ia sangat bahagia malam ini.😊
Saejin mengambil ponselnya di atas nakas. Mencoba mencari sesuatu yang bisa membantunya tertidur dengan cepat.
Drrttt...Drrtttt 📲
Tiba-tiba ponsel Saejin bergetar. Sebuah panggilan dari Yoongi.
"Yeoboseyo"
"Setelah aku pikir-pikir sepertinya aku bisa membantumu untuk mendapatkan sebuah pekejaan" ucap Yoongi tanpa basa-basi.
"Jinjjayo?"😃
"Jangan berlebihan! Karena kau hanya akan bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah makan"
"Gwaenchana, dimana tempatnya?"
"Akan ku kirimkan alamatnya nanti, datanglah jam empat sore besok. Jangan terlambat!"
Tut tut tut
Setelah selesai mengucapkan kalimat itu Yoongi langsung memutuskan sambungan.
"Tch, apa ia memang selalu seperti ini?! Hanya akan bicara yang penting-penting saja"😑
__***__
Hari ini Saejin bangun lebih pagi, karena ini adalah salah satu hari bersejarah untuknya. Akhirnya ia mendapatkan tawaran pekerjaan. Walaupun belum pasti ia bisa mendapatkannya.
Ia mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan bersemangat tidak seperti biasanya ia selalu mengerutu setiap kali mengerjakan pekerjaan tersebut. Walaupun itu memang salah satu kewajibannya sebagai seorang istri.😆
"Sepertinya kau sedang sangat bahagia"
Mendegar suara seseorang Saejin pun menoleh. Kemudian kembali melanjutkan kegiatannya menyusun makanan di atas meja.
"Aku rasa kita harus berbelanja hari ini, persediaan bahan makanan sudah hampir habis" ucap Seokjin sambil menutup kembali pintu kulkas setelah mengambil sebotol minuman dingin dari dalam sana.
"Baiklah oppa" balas Saejin.😊 Gadis itu menunjukkan senyuman semanis mungkin.
Seokjin mengerutkan alisnya, "Apa kepalamu baru saja terbentur?"💢
Saejin memutar bola matanya, tidak berniat merespon pertanyaan Seokjin. Ia sedang tidak ingin merusak hari bahagianya dengan sebuah pertengkaran kecil yang menurutnya tidak penting itu.
"Ayo, mak_"
Saejin tersentak saat sepasang tangan tiba-tiba bergerak melingkar di perutnya. Ia menunduk.
"Kenapa kau mudah sekali marah,eoh?" tanya Seokjin.
Pria itu meletakkan dagunya di atas bahu kiri Saejin dan itu membuat Saejin membeku seketika. 😶
"Ka-kau mau apa?" tanya Saejin gelagapan.
Ia berusaha menjauhkan kepalanya setelah merasakan Seokjin membenamkan wajah di ceruk lehernya. Seokjin meniup telinga Saejin, kemudian berbisik, "Aku hanya ingin rumah tangga seperti pasangan lainnya"😶
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me!
FanfictionSalahkan jika ku terlalu mudah jatuh cinta? Salahkah jika ku terlalu berharap padanya? Mereka berkata lukamu akan benar-benar sembuh jika kau sudah menemukan cinta yang baru, apa itu benar? Dimana cinta itu? Aku hanya tidak ingin terlalu terlarut da...