Seorang anak laki-laki berperawakan tinggi dengan surai berwarna merah wine-nya berlari menembus keramaian. Berkali-kali meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia akan sampai ke tempat tujuan dalam waktu kurang dari sepuluh menit atau ia akan diberi hukuman tambahan.
Terlambat di saat kau masih berstatus mahasiswa baru memang terbilang sangat sial. Apalagi di K'ARTS. Senior tidak akan pernah segan memberikan hukuman berbau manis kepada para mahasiswa baru yang terlambat. Termasuk dirinya. Yang harus berlari dengan seorang anak laki-laki berwajah blasteran bule di belakangnya. Berlari tanpa henti dan membuang rasa gengsi karena ditatapi oleh senior-senior yang melihatnya dengan tatapan meringis. Ini semua demi keselamatan hidup mereka.
Hingga sampailah mereka di depan pintu ruangan yang mereka tuju.
Ruang Divisi Kedisiplinan.
Tok! Tok! Tok!
Lama mereka berdiri di sana, sambil berharap ada jawaban.
"Silahkan masuk."
Dengan langkah terburu-buru mereka masuk. Tidak mau kehilangan semenit pun demi masa depan mereka.
"Selamat datang, mahasiswa baru. Kalian terlambat karena apa?"
Suara tegas nan dingin mendadak mendominasi. Seorang laki-laki dengan wajah yang---sungguh tidak enak sekali diajak bersenda gurau, masih sibuk menatap berkas di tangannya. Ada dua orang yang terlambat, satunya berdiri dengan ketegangan yang begitu kentara dan satunya lagi---malah tersenyum lebar.
"Aku ketinggalan bus lagi, Yoongi-hyung."
Dan sang laki-laki yang tadinya sibuk dengan berkas di tangannya itu mengangkat kepalanya dengan sebuah senyuman simpul yang menghiasi wajahnya.
"Seperti biasa, Kookie."
Sebuah cengiran membalas ucapan itu.
Jeon Jungkook.
Laki-laki berumur sembilanbelas tahun, lulusan RaeTae Senior Highschool dengan peringkat pertama. Mahasiswa baru di Korea National University of Arts jurusan School of Music bagian Department of Vocal Music.
.
.
"Jadi yang tadi itu, kakakmu?"
Jungkook masih terlalu sibuk mengunyah sebongkah roti di dalam mulutnya, jadilah ia mengangguk untuk menjawab pertanyaan sang kawan baru di sebelahnya. Yang bertanya mengangguk-angguk ringan, masih belum puas dengan jawaban si Jungkook.
"Bisa disebut seperti itu Hansol-ie. Dia adalah kakak kelasku sejak aku kelas sepuluh di RaeTae Senior Highschool. Kami satu kamar di asrama, makanya aku dekat sekali dengan dia."
Nah, kali ini dia betul-betul puas dengan jawaban Jungkook.
Oh ya, perkenalkan, dia Choi Hansol, si anak baru blasteran Amerika-Korea yang lahir di New York ini merupakan teman baru Jungkook semenjak ia pertama kali menginjakkan kaki di K'ARTS dengan umur yang terpaut satu tahun lebih muda dari Jungkook. Karena hal itulah keduanya bisa dekat, walaupun dilihat dari sifat keduanya, masih lebih polos si Jungkook.
"Beruntunglah dia kenal denganmu, jadi hukuman kita tidak terlalu berat tadi."
Hansol menghela napas lega mengingat dirinya sudah lelah dibawa berlari berkeliling satu gedung universitas karena tidak ada yang mau memberitahukan mereka letak Ruang Divisi Kedisiplinan.
Jungkook berkedip, ia pun menggelengkan kepala, "Tidak selalu begitu, Hansol-ie. Yoongi-hyung itu tidak pernah pilih kasih kalau ngasih hukuman. Saat aku masih SMA, kakak-kakakku termasuk teman dekatku sering kena acara jemur-jemuran menghadap matahari karena terlambat. Dulu aku juga nyaris kena, tapi ditoleransi karena waktu itu aku masih anak baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Meets What : You Never Walk Alone
Фанфик[BTS Fanfiction : 1 of 2] Mereka dipertemukan oleh takdir yang semula terpisah kini menjadi satu kesatuan utuh. Relasi yang terbangun akhirnya sampai pada kisah gelap dalam hati hingga mereka dipaksa berusaha untuk saling memahami dan membangun pond...