"Uhm..."
Cerahnya sinar sang mentari menembus masuk tirai jendela kamar, menghantam lurus tepat ke atas sosok berselimut di atas ranjang. Ia mengerang, tidak suka dengan cahaya yang begitu benderang. Lantas matanya terbuka sedikit bersamaan dengan tangan kanan yang bergerak mengusap-usap mata. Ia terpejam lagi, mengeluh sedikit kemudian perlahan meregangkan anggota tubuhnya yang dirasa begitu kaku.
"Pagi?"
Kedua matanya terbuka sedikit sembari bergerak duduk dengan tubuh menghadap jendela. Menatapnya bingung dengan tubuh yang sedikit membungkuk.
"Aku di mana?"
.
.
"Kau yakin?"
"Ya, tentu saja. Kau bisa pergi sekarang,"
"Mana bisa."
"Joon, tolonglah, dewasa sedikit. Mereka tidak akan mati hanya karena kutinggal beberapa menit."
"Tapi, itu bisa saja terjadi kalau rumah ini ditinggalkan dalam keadaan kosong begini, ayolah mereka bertiga sedang sakit. Ralat untuk Jin-ie."
Yoongi diam, sudah sepuluh menit ia berdebat dengan Namjoon dan sekarang dirinya sudah cukup kesal. Matanya menatap tajam ke arah Namjoon dan sukses membuat yang ditatap diam tak berkutik.
"Diam saja di sini dan kau akan terlambat masuk kuliah hari ini atau aku yang diam di sini dan mereka tidak akan dapat apa-apa sampai Taehyung pulang kuliah?"
Namjoon terdiam, ah sial, ia benci disuruh memilih sekarang. Ini jam sepuluh pagi sementara Taehyung saja pulangnya jam satu siang. Bisa gawat kalau tiga orang makhluk di kamar dibiarkan hidup tanpa bantuan obat. Yang ada mereka bisa tambah sekarat.
"Huh." Namjoon menghela napas pelan. "Oke, aku menyerah. Tapi tidak bisa kah kau suruh seseorang untuk menjaga mereka selama kau pergi ke apotik?"
"Siapa? Tuan Kim?"
Namjoon diam lagi. Tidak, jangan Tuan Kim. Ia sudah empat kali datang selama seminggu ini hanya untuk mengecek keadaan teman-teman mereka.
"Jangan." Ucapan Namjoon mengambang.
"Lantas siapa? Hantu?"
Oke, Namjoon menyerah. Yoongi memberi tatapan datar.
"Oke, tapi tolong pergi setelah sepuluh menit ya. Tolong, pastikan semuanya baik-baik saja."
Yoongi mengangguk paham, ia tau Namjoon sedang takut. Well, Yoongi juga takut sih, kalau masalah meninggalkan ketiga orang sakit di rumah sendirian. Tapi mau bagaimana lagi? Mereka kehabisan makanan dan obat-obatan di rumah juga habis. Mau diberi makan apa mereka kalau makanan saja tidak ada? Ini bahkan sudah jam sepuluh pagi. Yoongi menghela napas lagi, ditatapnya punggung Namjoon yang menghilang dari balik pintu. Yoongi pun bergerak mendekati rak sepatu dan mendudukkan diri dengan sepasang sepatu hitam di tangannya.
Cukup lama Yoongi menalikan tali sepatunya, hitung-hitung mengulur waktu. Namun, detik berikutnya muncul suara yang memanggil namanya dari lantai atas.
"Hyung?"
Mengejutkan Yoongi yang reflek membalas dengan suara kencang. "Ah, iya."
Yoongi berjalan masuk lagi dengan sepatu yang sudah terpasang di kakinya. Menjejakkan kaki tepat di bawah anak tangga pertama dengan kepala yang terangkat menatap ke atas. Ada Hoseok di sana, berdiri dengan tangan yang berpegangan pada pembatas tangga. Cepat-cepat Yoongi menaiki tangga, berusaha meraih sosok adik yang baru saja bangun dari pingsannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Meets What : You Never Walk Alone
Fanfic[BTS Fanfiction : 1 of 2] Mereka dipertemukan oleh takdir yang semula terpisah kini menjadi satu kesatuan utuh. Relasi yang terbangun akhirnya sampai pada kisah gelap dalam hati hingga mereka dipaksa berusaha untuk saling memahami dan membangun pond...