Abram berpikir keras sehingga menimbulkan denyutan di kepalanya. Memikirkan pernikahan memang menimbulkan efek samping yang cukup mengganggu. Dengan bersandar di badan sofa tak juga membuatnya merasa lebih baik. Abram berdiri melangkah menuju balkon ruangan kantornya, menggeser pintu kaca, berpegangan pada teralis besi, dan terlihat dari sana kota metropolitan Jakarta penuh polusi. Abram menggeleng, orang memang tak sadar bahwa aktivitas sehari-hari mereka yang tidak baik mampu merusak Kota metropolitan ini suatu saat nanti, harus ada yang menyadarkan akan hal itu. Ibaratnya seperti hatinya ini, penuh polusi. Entah kapan orang akan datang dan menghalau semua polusi ini
" Boss...Boss..jangan bunuh diri Boss.."
Abram terkejut bukan main, Entah kenapa tiba-tiba saja Tio datang memegangi kakinya
" Bunuh diri!! Membunuhmu lebih asik dari pada bunuh diri!" Kecam Abram. Tio bergidik ngeri lalu berdiri
" Kirain. Habisnya sih wajah Boss dari tadi muram mulu kaya gledek " Tio menggigit bibirnya 'salah bicara lagikan'
Abram menatap Tio penuh amarah, ia memilih melangkah masuk dan duduk di kursi kuasanya dari pada meladeni Tio si mulut mercon itu. Ia akui Tio memang salah satu orang yang berani blak-blakan di depannya, wajar sudah semenjak pertama kali ia di angkat menjadi direktur utama, Tio sudah mendampinginya
Abram membuka laptop berlogo apel miliknya dan mengecek berapa peningkatan kurs perusahaannya dan itu yang membuat pundi-pundi Rupiah berdatangan. Abram lebih tertarik terus menambah uang dari pada mengencani wanita.
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
" Aku mau ikut latihan menembak" Issaq menyemprotkan susu coklat yang baru saja ia minum. Masih pagi dan adiknya ini sudah mulai bertingkah! Issaq memperhatikan penampilan adiknya dari ujung kaki sampai kepala. Sepatu boots serta celana coreng tentara yang banyak kantungnya, jaket jeans dan topi, Ocha terlihat sangat tomboy. Ups jangan lupakan kalung berbentuk silet di lehernya
" KAMU KENAPA? " Issaq menangkupkan telapak tangan di kening adiknya. Tidak panas
Memang hari ini Issaq memiliki jadwal latihan menembak bersama rekan sesama polisinya
" Aku ingin menumpas kejahatan! " Ocha berkata sarkas dan tawa Bik Imah yang sedang menyiapkan sarapan menggelegar
" Hahaha.. aduh non cantik kalau gitu gak akan ada cowok yang berani deketin non nantinya" Ocha menatap Bik Imah merengut
" Biarin. Aku mau bisa bela diri supaya bisa melawan kejahatan. Pokoknya aku ma.......
" Ocha jangan sekalipun kamu memegang benda berbahaya apapun itu bahkan pisau sekalipun.. ingat kata-kata Papa! " Itu suara Papa alias Gerald melalui Handphone Issaq. Ternyata abangnya ini pakai acara ngadu segala. Awas saja nanti!
Ocha langsung mengambil handphone dari tangan Issaq
" Gak kok Pah. Ocha cuma main-main aja tadi..hehe "
" Ocha jangan membuat kamu ke dalam bahaya sayang. Papa akan sangat khawatir. Hanya buatlah dirimu dalam bahagia. Bersenang-senanglah sayang. Habiskan uang Papa oke.. Papa akan sangat senang " Ocha menutup sambungan teleponnya setelah berpamitan dengan Gerald
" Dengerin tuh kata Papa. Kamu ini!!" Ia melihat adiknya memegang pisau ingin mengupas apel, secepat kilat Issaq merebut pisaunya lalu mengupas kan apel untuk Ocha. Adiknya tidak boleh memegang benda yang bisa melukai walau segorespun. Kan Ocha princess bagi mereka
"""".........""""".......""""""......
Ocha dan teman temannya sedang nongkrong santai di kafe, biasa cewek kalau lagi ngumpul suka ngerumpi. Hari ini sabtu, sekolah libur dan waktunya remaja-remaja labil seperti mereka bersantai
" Kalian harus tau kemarin gue ketemu om-om kayaknya jahat"
" Jahat!! Seriusan lo.. lo diapain? Di grepe-grepe?" Itu Elna, mulutnya memang ngelantur kalau ngomong
Ocha menggeleng. Lalu menyuruh ketiga temennya mendekat
" Om itu punya pistol..terus pistolnya gue buang asal ke dalam got! "
Sontak mereka bertiga tertawa
" Wkwkwkwkkwwk... Terus tu Om reaksinya gimana? " Mereka bertiga menunggu Ocha bicara..
" Ia di marah besar lah!! Gue sampai takut tapi ide cemerlang nyantol di otak gue..."
" Ide apaan?" Ocha mendekat lagi kearah merela bertiga lalu berbisik
" Gue cium"
" Apa!! Lo ciuman sama Om-om " suara mereka serempak membuat perhatian orang lain mengarah kepada mereka
" Siapa yang di cium siapa??" Suara dari arah kanan membuat semua perhatian mereka mengarah kesana. Terdapat sosok cewek berdiri yang mereka kenal bernama Ellyna ikut menguping menarik kursi dan bergabung dengan mereka. Ellyna satu angkatan dan beda kelas tapi cewek ini sangat suffel dan mudah bergaul
" Ini si princess SMA Arwana ciuman sama Om Om " Elna menceritakan kepada Ellyna
" Loh loh.. gak papa yang penting Ganteng. Btw omnya ganteng gak? " Mereka berempat langsung bengo mendengar penuturan Ellyna. Memang Ellyna di kenal juga sebagai playgirls SMA Arwana hampir cogan yang ada di sekolah mereka itu mantannya Ellyna
" Gak tau gak inget mukanya..tapi kayaknya lebih gantengan cowok yang nungguin lo di sana deh.." ucap Ocha sontak mereka menatap lelaki itu...
Berpakaian hitam, berkacamata dan jangan lupakan handsfree di telinganya
" Dia Arnold.. Bodyguard gue " ucap Ellyna
" Iya ganteng banget malah. Keturunan turki. "
" Sumpah lo pakek Bodyguard segala Ell? " Mutia bertanya keheranan
" Gue sebenarnya juga ogah.. tapi kakak gue tuh yang maksa maksa.. yaudah gue pilih Arnold aja lumayanlah enak di pandang" ucap Ellyna tersenyum
" Eh Btw kalian harus datang keulang tahun gue lusa ya..gue undang kalian semua... Di hotel Grand Hyatt jam 8 malam
KAMU SEDANG MEMBACA
Kissing Strangers
Любовные романыBagi Rosalina alias Ocha menunggu adalah hal yang menyebalkan. Sebagai contoh Jodoh misalnya. Kata Ibu-ibu arisan 'tunggu aja jodoh tak kemana' kalau gak datang-datang gimana? Dari pemikiran itulah membuat Ocha lebih suka mengejar. Namun bagaimana...