Setelah mendapat larangan dari agas, aku menutup terlponku dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja. Siapa yang mau coba jadi istri durhaka ?
"Eh guys kaya nya gue pulang aja ya disuruh bokap gue, kaya nya ada hal penting gitu" ucapku
"Yahhh iren kenapa sih ah bete, jadi cuma berdua" kata adel sambil memanyunkan bibirnya
"Yah loe mah. Gak lengkap kalo gak ada loe" keluh nisa
"Lebay ih punya temen kaya kalian" aku bergidik
"Hehe yawdah deh loe pulang ajah"
Kata adel"Iyah, kita gak jadi aja dah besok lagi ya del" ucap nisa
"Yawdah oke, lain kali ajah ya" jawab adel
"Tapi del gue nebeng pulang gapapa kali...yakan yakan" nisa menaik turunkan kedua alisnya
"Oke, ntar bensin gue abis loe yang bayar wkwk"
"Ih loe mah"
"Iyah iyah ayo dah ke parkiran. Mobil gue ada di sana, eh ren loe mau bareng juga nggak ?" Tanya adel
"Gausah, gue bisa minta jemput abang gue"
"Eh eh yawdah gue nebeng ama bang fahri juga dah" kata nisa antusias, adel buru buru menarik tangan nisa
"Kagak kagak ayo cepet, ren kita duluan ya" ucap adel sambil menyeret nisa
"Ih adel gue kan mau ama bebep gue ah loe mah"
Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka yang semakin hari semakin gesrek ajah.
Aku berjalan keluar gerbang dan duduk dikursi halte. Aku mengeluarkan hp dan mencari nama bang fahri dikontakku untuk menelponnya
Tut...tut...
Aduh bang buruan ih angkat...
Tut...tut...
Ya allah apa susahnya angkat telpon
Tut...tut
Si abang tega bener yah biarin adeknya kedinginan begini
Aku terus saja mendumal hingga aku melihat mobil adel keluar dari gerbang. Aku melihat adel dan nisa melambaikan tangannya ke arahku dan dibalas senyum olehku tanpa menurunkan hp yang masih ada ditelingaku
Tut...tut...nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif
"Anjir gue nelpon abang gue yang jawab loe dasar !!" Aku benar benar kesal
"Trus gue pulang pake apa ? Duit gue ilang lagi tadi ahh sial" gumamku
10 menit kemudian
Setitik demi setitik air hujan turun. Awalnya tidak terlalu besar, tapi lama lama menjadi besar kemudian munculah petir and friend alias geludug yang kutau keduanya tak bisa dipisahkan. Geludung muncul setelah petir...ahh kenapa aku jadi asik memikirkan mereka ?
"Ya allah iren pasrah...apa yang harus iren lakuin"
Untung saja dihalte ada atap untuk menutup kepala, jika tidak maka aku basah kuyup. Tapi tetap saja aku kedinginan mana aku cuma sendiri disini, tak ada orang lain
Aku melamun cukup lama hingga satu nama muncul dipikiranku
AGAS
"Apa gue telpon agas ya" aku takut agas sedang sibuk. Tapi apa boleh buat, ia pasti tidak akan tega jika istrinya kesusahan begini
Aku mencari nama agas dikontakku dan segera menelponnya
Tut...tut...
Awas ajah yang jawab perempuan tadi lagi.
"Halo..."
"Halo gas ?"
"Ada apa ?"
"Gas tolongin gue dong"
"GAK GUE MALES LAGI MAIN PS NIH AH PW JANGAN SEKARANG YAH" teriak agas
"Tapi gas..."
Tut...tut...
Akhirnya telepon mati. Aku benar benar kesal. Tega sekali dia, aku bahkan belum minta jemput.
Hujan semakin deras sekarang bahkan angin pun bertiup kencang. Alhasil tubuhku yang belum basah pun harus basah karena perbuatan angin. Terutama rokku, yang membuat kaki jenjangku kedinginan. Aku memeluk tubuhku sendiri, tak terasa air mata pun keluar dari kelopak mataku. Siapa yang tidak takut dalam keadaan seperti ini ?
Tunggu hujan reda aja dah abis itu gue pulang jalan kakin ajah
Yah apa boleh buat itulah pilihan terakhir. Walaupun jarak sekolah ke rumah itu lumayan jauh, tapi aku kan harus tetap pulang
TIT...TIT...
Tak lama bunyi klakson mobil mengagetkanku yang sedang melamun ini. Aku melihat ke arah mobil yang ada didepanku ini, seketika aku tersenyum dan menyeka air mataku. Aku berlari ke arah mobil itu
"Masuk" kata agas sambil membukakan pintu. Ya sang pemilik mobil itu adalah agas, suamiku. Aku mengangguk dan segera masuk ke mobil.
Di dalam mobil, aku tak henti hentinya menggigil dan memeluk tubuhku hingga aku lupa memasang safety belt.
Tiba tiba agas memasangkan safety beltku. Namun tak sengaja wajah dan mata kami bertemu dan jadilah adegan sinetron. Wajah kami sangat dekat hingga aku dapat merasakan nafas agas di wajahku. Oh Tuhan...jantung ini...tolong buat jantungku tetap berada ditempatnya. Aku tak berhenti mengutuk diriku.
Entah apa yang agas pikirkan, ia malah lebih mendekatkan wajahnya hingga hidung kami bersentuhan, aku bahkan tak bernafas. Dan entah setan apa yang membuat agas mencium bibirku, tunggu OH MY GOD HE KISS ME ?? apa ia tidak tau apa yang telah ia lakukan ? Apa ia ingin membunuhku ? Bahkan jantungku berdebar 100x lebih cepat.Aku yang masih kaget dengan yang dilakukan agas, memutuskan kontak mata kami dan langsung memalingkan wajahku, begitu pun agas. Lalu Agas mengemudikan mobil dalam diam.
Disepanjang perjalanan, tak satu pun dari kami yang berbicara. Jangan tanya kenapa karena aku masih benar benar kaget dengan kejadian tadi. Sementara agas, entahlah sejak kejadian tadi agas tak berkutip dan memilih diam
KAMU SEDANG MEMBACA
ADHIT DAN IREN
RomanceNasib gue harus ngurusin cewek bar bar kaya loe. Menderita hidup gue -adhitya bagasardi Dari sekian banyak cowok di dunia, kenapa harus loe sih yang ada di hidup gue -irena irwanda Adhitya Bagasardi dan Irena Irwanda. Dua remaja yang harus menelan k...