Prilly menatap batu nisan sang Papa dengan nanar, ingin menangis tapi air matanya sudah tidak bisa keluar lagi mungkin air matanya habis karena semalaman ia terus menangis.
"Papa kok cepat banget ninggalin Prilly? Apa Papa kangen Mama ya jadi nya Papa nyusul Mama? Prilly gak punya siapa siapa lagi Pa, sekarang Prilly sendirian" Prilly mengelus batu nisan sang Papa dengan nanar
"Kamu gak sendiri sayang, kan masih ada Tante" ucap wanita paruh baya yang sedari tadi memeluk Prilly dari samping memberinya ketenangan pada gadis kecil ini.
"Kamu anak yang kuat Prilly, Papa kamu sering banget ceritain kamu dulu sama Om. Selama Om bersahabat dengan Papa kamu Om tau Papa kamu itu orang yang kuat jadi Om juga yakin kamu juga pasti kuat" ucap Dani
Prilly menatap Om Dani dan Tante Sari bergantian dengan tersenyum.
"Om Dani, Tante Sari makasih ya"
"Makasih buat apa sayang" ucap Tante Sari mengelus rambut Prilly
"Makasih buat semuanya, makasih udah peduli sama Prilly"
"Kamu gak perlu makasih sama kita sayang, ini emang tugas kita buat jagain kamu sekarang" Prilly tersenyum dan terharu mendengar ucapan Tante Sari.
"Sekarang kamu tinggal sama kita ya Prill" ucap Sari mengelus rambut Prilly.
"Gak usah Tan, Prilly bisa tinggal sendiri kok"
"Prilly sebelum Papa kamu meninggal dia menitipkan kamu sama kita untuk menjaga kamu, ini amanah Prill Om harap kamu jangan nolak kemauan terakhir Papa kamu ya" Dani juga ikut mengelus rambut Prilly
Prilly tersenyum dan mengangguk, ia bersyukur ternyata masih ada yang peduli dengan nya. Ia juga bangga pada Papa nya yang mempunyai sahabat seperti Om Dani dan Tante Sari mereka sangat baik pada Prilly.
"Makasih ya sayang, Tante senang deh kamu mau tinggal sama kita, jadi di rumah Tante ada teman nya deh" Sari memeluk Prilly dari samping
"Sekarang kita pulang yuk" ajak Dani
"Pa, Prilly pamit pulang dulu ya, Prilly sayang Papa" ucap Prilly mencium batu nisan Papa nya
"Harun, aku pulang ya aku janji bakalan jagain anakmu sesuai permintaan terakhir kamu" ucap Dani menatap makam Harun
"Ayah yuk" panggil Sari yang sudah berjalan duluan dengan Prilly. Dani pun menoleh dan menyusul Prilly dan Sari.
Prilly, Sari dan Dani memasuki mobil dan melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah milik Dani dan Sari
"Om, Prilly boleh tanya gak?" tanya Prilly saat mereka semua sudah berada dalam mobil
"Boleh kok tanya aja" ucap Dani tersenyum
"Om udah lama ya berteman sama Papa?"
"Pertanyaan yang bagus" ucap Dani terkekeh kecil
"Udah lama banget Prill, Om sama Papa kamu udah kayak saudara. Kita sahabatan sejak SMA sampai sekarang. Kita juga jarang banget berantem dulu tuh Papa kamu nakal banget, pencicilan" Dani terkekeh sembari mengingat gimana sahabatnya itu dulu sangat nakal
"Masa sih Om, Papa nakal? pencicilan?"
"Iya Prill, Biar pun nakal gitu tapi Papa kamu orang setia penyayang banget" ucap Dani
"Kayak nya sifat Harun nurun di kamu deh" lanjut Dani
"Prilly gak nakal kok Om"
"Nakal sih gak, tapi kayak nya kamu gak bisa diam, cerewet, dan super aktif" Dani dan Sari malah terkekeh
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Pilot
FanfictionPria itu terlalu sempurna dan aku mulai jatuh cinta pada pandangan pertama pada pangeran pilot itu dia adalah pria yang tidak tertandingi dia adalah pangeran pilot yang sangat tampan bahkan sangat tampan di mata aku, walapun dia dingin dan cuek tapi...