Episode 5 : Sekolah Tinggi Asharmnoor

64 5 0
                                    

Niken POV

Aku sudah bertarung dengannya selama tiga puluh menit dan sampai saat ini pun aku masih belum bisa melukai tubuhnya itu. Aku harus mengakui kalau gadis songong itu punya kemampuan yang hebat.

"Hahh.. hahh.. sial!"

"Gimana, Ken? Kau mau menyerah sekarang!?"

"T-tidak. Aku tidak akan menyerah begitu saja. Lagipula aku takkan mau menjadi budakmu untuk waktu tiga hari. Akan aku kalahkan kau disini dan bersiaplah untuk menarik omonganmu padaku tadi..!"

-Sayatan Rumiyako..!

Aku pun mengayunkan pedangku kembali. Tapi kali ini aku mampu untuk melukai tubuh Meme. Dia pun terkejut melihatku bisa melukainya.

"Keras kepala banget sih kamu?! Kenapa kau sampai berjuang sekeras itu padahal kau sudah babak belur seperti ini? Apa kau mau menyanjungkan namamu disini..!?"

"Tidak! Aku tidak sepertimu, Meme. Tapi karena aku.. aku ingin mengalahkannya, mengalahkan kakakku suatu hari nanti. Oleh karena itu aku tidak boleh sampai kalah di duel pertama ini." Ucapku mantap. Memang aku punya sebuah keinginan untuk mengalahkan kakakku suatu hari nanti.

Tanpa kusadari, kakakku mendengar ucapanku dari atas sebuah bangunan. Dia pun segera turun dan menghampiri kami.

"Niken.. kau itu?"

"Apa sebesar itu kau ingin mengalahkanku..? hmph, boleh saja. Suatu saat nanti aku akan melawanmu dalam duel kelulusan nanti. Itu pasti!"

Aku yang tidak menyadari kedatangannya langsung tergugup malu. Aku yakin kalau kakakku tadi mendengar semua ucapan yang baru saja aku katakan.

"Nona Echo..?" sapa Meme. Dia begitu menghormati kakakku melebihi apapun. Entah mengapa ia begitu menghormatinya.

"Meme, 'kah? Ternyata kau begitu pintar dalam menghina dan membuat orang lain emosi yah?" tanya kakakku padanya. Dia pun membalas sapaan Meme dengan senyum kecilnya.

"Mengapa sih kakak harus datang kemari? Padahal aku hampir bisa mengalahkan gadis songong ini!" ujarku yang mencoba mengalihkan perhatian kakakku darinya.

Aku tidak ingin kalau kakakku lebih mementingkan orang lain daripada aku.

"Kau itu yah..!?"

"Sudahlah, Meme..! sepertinya kalian berdua belum tahu peraturan disini yang melarang calon siswa baru untuk saling berduel? Lebih baik sekarang kalian berdua ikut aku menuju ke ruang pendaftaran sekarang..!"

"Baik!"

Third Person POV

Ketika mereka bertiga pergi, ada seseorang yang mematai-matai mereka. Kelihatannya kalau ia adalah seorang gadis, itu bisa dilihat dari pakaian yang ia kenakan dan juga wajah yang begitu imuut.

"Niken.. kah? Kau menarik sekali!" ujar gadis misterius itu datar seperti tidak ber-emosi. "Aku ingin lebih mengenalnya lagi. Aku harap kita bisa akrab nantinya dan bisa menjadi teman."

Tiba-tiba ada seorang pria yang menepuk pundak gadis itu.

"Hmm.. jadi sedari tadi kau ada disini, putri Ashe?" tanya kakaknya, Rain Eisenhardt.

Niken POV

Seperti biasanya, kami berdebat malam ini. Aku tak mengerti mengapa kakakku menghentikanku, padahal aku hampir saja bisa melukai gadis songong itu.

"Apa-apaan sih kakak tadi? Padahal kalau saja kakak tidak menghentikan duelku dengan Meme, pasti aku bisa menghajar gadis songong itu, kak!" gerutuku di ruang tamu. Begitu kesal karena kakakku ikut campur dalam duel tadi pagi.

Niken Prida van Melody (ニッケン・プリダ・バン・メロディ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang