1

58 13 2
                                    

"Taehyung oppa! Guanlin-ah! Ppali ireona!" (Cepat bangun)

Tidak ada yang bergerak.

"Ya! Rasakan ini!"

Byurrr

Refleks, kedua insan yang sedang tidur dengan lelapnya segera terbangun karena kedinginan.

"Ya! Mwohae?! Aishhh, bocah gila." maki Taehyung dalam keadaan setengah sadar. (apa yang kau lakukan)

"Ya! Siapa yang kau sebut gila hah?!" aku balik memaki Taehyung oppa.

"Kau tidak dengar? Kau bocah gila." jawab Taehyung santai.

Selagi hyung dan noonanya bertengkar, Guanlin melanjutkan tidurnya,

Baru 10 detik ia memejamkan matanya, pukulan keras di pantatnya kembali membuatnya bangun.

"Kau! Adik nakal, cepat mandi! Atau kau tidak kubuatkan sarapan!" makiku kepada adik kesayanganku. Apalah dayaku terpaksa memarahinya karena setiap pagi aku selalu tersulut emosi karena membangunkan 2 beruang yang sedang berhibernasi.

Guanlin pun langsung turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi, ia sangat patuh terhadap noonanya.

"Kau! Ingin kutelpon eomma dan appa agar memindahkanmu ke sekolah asrama saja?" cibirku.

"Aish, arraseo adikku yang cerewet~" sambil mencubit pipi perempuan yang didepannya.

Ya, aku Yeri, Kim Yerim, orang yang ditakuti seantero sekolah.
Lebih tepatnya hanya murid laki-laki, karna aku adalah.. jeng jeng, seorang anak karate yang sudah bersabuk hitam. Haha, awas saja mereka macam-macam kepadaku. Langsung kutonjok dia tanpa ampun.

Tapi aku juga punya sisi penyayang, seperti sekarang didapur, hanya aku seorang diri yang mengurus pekerjaan rumah, karna kalau 2 bocah gila itu ikut, bisa hancur rumah ini dibuatnya. Kalau aku tidak sayang, mana mungkin aku mau mengerjakan pekerjaan rumah seperti ini.

Oleh karena itu, sejak kecil aku telah dibiasakan oleh orangtuaku untuk mandiri.
Orangtua ku orang bisnis, ia hanya akan pulang sekali dalam dua minggu.

Dan dirumah berarti hanya ada aku, taehyung oppa, dan guanlin. Dua bocah gila itu hanya sibuk dengan dunianya berdua, sedangkan aku, karna kesepian, aku sering membawa Joy-si heboh kesini. Ia sering menginap dirumahku dan membincangkan banyak hal, tapi ujung-ujungnya pasti ia mulai menggosipkan kedua saudara laki-lakiku karena mereka--yah kuakui--sangat ganteng.
Terlebih guanlin, aku sangat menyayanginya karena dia anak yang patuh.

Cukup perkenalannya karena sekarang aku sedang kesal karena dua bocah gila ini sedang menghabiskan sarapan mereka dengan lahap, sampai2 mereka mengambil bagianku.

"Aigoo, noona eottokhae? Makananmu telah kami habiskan." Guanlin menatapku dengan rasa bersalahnya.

Aku melirik kearah Taehyung oppa yang sedang lahap makan tanpa memikirkan perutku yang juga keroncongan.

Ia melihatku dan memberi ekspresi aku-tidak-peduli.

Aish, jinjja. Oke. Uri ije geuman. Jangan sampai bertengkar lagi, dalam hatiku. (Mari kita hentikan sekarang)

"Gwaenchana Guanlin-ah, noona makan di kantin saja nanti, bye, aku pergi dulu." Kucium pipi guanlin, dan kutoyor kepala taehyung oppa. Lantas ia kesakitan, karna tenagaku bukan main. Hoho. Bang!

🌸🌸🌸

Aku pun berjalan ke sekolahku, School of Performing Arts (SOPA).
Meskipun aku satu sekolah dengan most-wanted-boy sekolah aka Taehyung oppa dan Guanlin, keberadaanku tidak terlalu mencolok. Aku dikenal sebagai wanita tangguh, karna aku pernah memukul teman priaku yang berbuat mesum kepada teman wanitaku sampai bonyok.

Sejak hari itu, tidak ada kata "Feminim" dalam kamusku.

Sampai aku bertemu seseorang yang karenanya aku ingin mengubah imejku.

🌸🌸🌸

Hallo readers, welcome to my work. Hope you'll like that.

Jangan lupa vote dan komen yaa, semoga aku bisa ngelanjutin cerita ini. Thankyou 😘

Love,

B

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Take u homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang