1

20.2K 1K 34
                                    

Tahun 1453...

Sinar matahari menyeruak masuk ke dalam sebuah kamar sederhana, menyentuh wajah seorang gadis yang tidur. Membangunkan sang gadis yang menggeliat dan beranjak bangun. Ia menyadari beberapa hari lagi ulang tahun ke 19 akan segera tiba dan ayahnya akan pulang mengunjungi dirinya, lalu bangun mengganti gaun tidur dengan gaun sederhananya. Ayah sang gadis adalah seorang dewan dalam kerajaan dan tinggal di istana selama ini. Sementara Ariana tinggal bersama nenek. Meski tinggal jauh dengan ayahnya, Ariana merasa nyaman dan senang bersama neneknya. Sementara ibu Ariana sudah meninggal karena sakit.

Ariana keluar dan membuka jendela rumahnya. Membiarkan cahaya matahari menyeruak masuk ke dalam rumahnya. Terdengar suara kicau burung dan ternak milik tetangganya. Samar-samar ia bisa menangkap keramaian yang sudah terjadi di pasar bawah rumah sederhananya. Ariana tersenyum lalu mulai menyiapkan sarapan baginya dan nenek.

Ariana berjalan memasuki kamar nenek. Membangunkan wanita yang sudah merawatnya selama ini. Membantunya berjalan menuju meja makan. Ariana merasa khawatir melihat kondisi neneknya yang semakin kurus kering. Sudah beberapa minggu ini sang nenek tidak nafsu makan dan hanya bisa menyantap makanan sedikit.

"Nenek, kau tidak apa-apa?"tanya Ariana lirih.

"Nenek baik saja, Ariana. Hanya lelah..."gumam neneknya.

Mereka mulai menyantap sarapan dalam diam. Setelah selesai, nenek pamit ingin kembali berbaring dalam kamarnya. Ariana pun kembali membantunya. Menyelimuti sang nenek yang langsung terlelap. Lalu ia mulai membereskan peralatan makan dan membersihkan rumah.

-------

Hari sudah mulai gelap ketika Ariana sudah selesai membersihkan rumah serta mengurus kebun kecil di belakang tamannya. Ia dan neneknya menanam berbagai sayur juga kentang. Dan sore ini Ariana telah mendapat panen yang cukup banyak untuk menyiapkan makan malamnya. Ia segera memasak dan menyiapkan makanan. Ariana memutuskan membawakan makan malam mereka ke kamar nenek. Menyiapkan semua dalam nampan dan membawanya menuju kamar nenek.

Ariana mendorong pintu kamar dengan bahunya. Ia menaruh nampan di meja dan menyalakan lilin. Melihat neneknya masih tertidur. Ariana mendekati ranjang dan menunduk. Menyentuh bahu neneknya dan menggoncang dengan lembut. "Nenek..."gumamnya. Tak ada jawaban ataupun gerakan. Ariana kembali memanggilnya kembali. Sang nenek hanya berbaring diam. Kepanikan melanda diri Ariana. Ia merasa tangannya gemetar dan tanpa berpikir lagi ia berlari keluar menembus jalan yang gelap dan panjang menuju rumah tabib yang dikenalnya.

Ariana mengedor pintu coklat dengan panik dan terisak. Tak berapa lama, pintu terbuka menampakkan sosok seorang pria berusia paruh baya dengan rambut putihnya. Pria itu baru saja hendak menanyakan apa yang terjadi ketika Ariana mencengkeram lengan bajunya dan berseru, "Kau harus ikut aku dan memeriksa nenekku! Nenek sakit, tolong, bantu aku.."

Tabib tersebut mengangguk dan menenangkan Ariana. Ia mengambil mantel dan mengajak Ariana menuju kereta kudanya lalu segera melaju pulang ke rumah Ariana. Ariana hanya bisa duduk diam seraya menangis sepanjang perjalanan. Ketika sampai, tabib tersebut segera mengikuti Ariana masuk ke dalam kamar neneknya. Ariana berdiri di sudut ruangan dengan cemas dan takut. Melihat tabib memeriksa nenek. Lalu ia melihat tabib menoleh menatapnya dengan sorot mata sendu. Tabib menggelengkan kepalanya perlahan.
Ariana merasa jantungnya mencelos dan kakinya lunglai. Neneknya telah meninggal. Ia jatuh terduduk di lantai dan menangis.

--------

Seminggu kemudian.....

Hari ini adalah hari ulang tahun Ariana dan ayahnya akan segera tiba. Selama seminggu sejak kepergian neneknya, ia mencoba menyibukkan diri dengan mengurus rumah dan kebun. Tiap pagi ia akan pergi mengunjungi makam sang nenek, seperti yang ia lakukan pagi ini. Menaruh bunga liar dan duduk diam di sana. Menangisi kepergian nenek.

Ariana beranjak bangun dan berjalan menuju rumahnya ketika ia melihat sosok pria yang sangat dikenal dan dirindukannya berdiri di halaman rumah dengan kuda di samping pria itu. Ariana menatapnya dengan perasaan campur aduk dalam hatinya. Senang dan lega karena ayahnya telah pulang. Sedih mengetahui sang ayah belum mengetahui kepergian nenek. Ariana berlari dan memeluk leher pria itu seraya berseru, "Ayah!"

Sang ayah, Alex, membalas pelukan Ariana dan mengecup puncak kepala putrinya. "Ariana, anakku, selamat ulang tahun, sayang..."ujarnya seraya melepaskan pelukan. Memegang pundak Ariana dan Menatapnya. Mulutnya tersenyum. "Kau telah tumbuh menjadi wanita muda yang cantik. Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik, Ayah. Tapi nenek...Nenek telah pergi seminggu yang lalu.."isak Ariana.

Alex terkejut. Ariana mengantar ayahnya pergi berkunjung ke makam sang nenek. Ia terdiam seraya berlutut. Alex menatap makam ibunya dengan pedih. Tak mengira sang ibu akan pergi. Alex berdiri dan menatap Ariana. "Kau akan ikut Ayah tinggal di istana."

Ariana terkejut. "Tapi Ayah, bukankah Ayah tak ingin aku tinggal di sana?! Aku bisa hidup sendiri."

"Tidak ada bantahan, Ariana. Kau akan ikut Ayah pergi besok pagi."ujar Alex seraya berjalan pergi.

Ariana hanya bisa diam. Ia melangkah di belakang Alex. Masuk ke dalam rumah dan segera menyiapkan makanan untuk mereka. Setelah itu Ariana mulai membereskan barang untuk perjalanan besok. Menyadari hari ini adalah hari terakhir di rumahnya. Begitu banyak kenangan dan Ariana memutuskan untuk membawa selimut milik neneknya.

Keesokan paginya mereka pergi ketika hari masih gelap dan dingin. Ariana menoleh menatap rumahnya dan menitikkan air mata. Perjalanan mereka memakan waktu seharian dan ketika sampai di istana, hari sudah mulai gelap.

Ariana merasa lelah namun ia terpesona saat melihat istana dengan latar matahari terbenam di baliknya. Napasnya tertahan melihat keindahan serta kemegahan bangunan di depannya. Mereka memasuki kawasan istana di mana seorang prajurit berjaga dan mengangguk melihat wajah Alex yang dikenali. Alex turun dan memberikan kudanya pada pengurus istal. Lalu Alex mengajak Ariana masuk ke dalam istana. Melewati lorong panjang dan tiba di sebuah pintu coklat besar yang dijaga prajurit. Pintu dibuka dengan suara menggema keras. Menampakkan raja dan ratu duduk di kursi tahta mereka. Alex dan Ariana berjalan maju dan membungkuk memberi hormat di hadapan raja dan ratu.

"Selamat datang kembali, Alex. Dan apakah wanita muda ini anakmu? Yang sering kauceritakan?"tanya Ratu dengan suara merdunya.

"Ya, Yang Mulia. Ia anakku, Ariana."

"Kalian pasti sangat lelah dan butuh istirahat. Alex, kau harus kembali pada tugasmu besok. Dan Ariana, aku akan mengirim seseorang untuk melatih dirimu."

Setelah berada di luar, Alex memeluk Ariana dan mengucapkan selamat malam. Lalu seorang pelayan mengantarkan Ariana ke kamar tidurnya yang indah dan luas. Ariana melihat sebuah gaun tidur di ranjang besar dengan selimut halusnya. Ia mengganti gaun dan segera berbaring tidur di kamar barunya.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


❤❤❤❤
TBC.....
Ide cerita ini muncul cuma karena lihat gambar film serial Reign 😂😂😂
Makanya semua gambar kupakai dari scene Reign, sebagai kenangan ide cerita ini hahaha...

Judulnya kuambil dari lagu boyband favorit saya sepanjang masa, WESTLIFE!!! hahaha..

Silakan di baca dan jangan lupa voment nya ya...
Yang cuma mau baca juga ga apa2 kok, tetap aku hargai karena sudah mau baca cerita khayalanku 😁😁😁

Thanks all.....

Queen Of My Heart (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang