- keduabelas

6K 448 61
                                    

Kemaren sampe mana yha hmm

.
.
.

Gracia melenguh, membalikan badannya. Dan tanpa sengaja hidungnya menyentuh sesuatu yang lembab. Gracia membuka matanya perlahan, mengerjabkannya beberapa kali dan seketika ingin berteriak. Hidungnya menempel tepat dibibir shani.

Perlahan wajah gracia menjauh, menatap wajah shani keseluruhan. Bibir gracia membentuk senyuman kecil. Tangannya ia gerakan kewajah shani. Mulai dari mata, hidung dan berakhir di bibir shani.

Gracia mendekatkan wajahnya, dan dalam hitungan detik bibirnya mendarat tepat di bibir shani. Hanya menempel, gracia tidak ingin membangunkan shani. Gracia masih ingin menikmati wajah damai shani saat tertidur. Gracia melepas pagutannya dan kembali menatap wajah shani. Kalo gini caranya, gak akan bisa tidur lagi batin gracia.

----

Shani membuka matanya, membiarkan cahaya masuk perlahan kedalam matanya. Sesuatu yang shani lihat pertama kali adalah gracia yang sedang menatapnya sambil tersenyum kecil.

"Pagii... " suara serak khas bangun tidur shani menyapa gracia

"Pagi" gracia menatap shani intens. Shani yang ditatap seperti itu hanya tersenyum malu

"Ngapain ngeliatin akunya gitu banget?"

"Diem aja"

"Kenapa?"

"Suara kamu..."

"Suara aku kenapa?" tangan shani menyentuh pipi gracia, diusapnya pelan. Mata gracia terpejam mendapat perlakuan manis shani

"Suara aku kenapa sayang...?"

"Gak papa" shani menghentikan aktifitasnya -mengusap pipi gracia- lalu menatap gracia malas.

"Ck ngeselin, ayo bangun!" saat shani akan menegakkan tubuhnya, tangan gracia menahan dan menyebabkan shani jatuh tepat diatas tubuh gracia.

"Biarin begini dulu" degupan jantung shani berdetak kencang. Saking kencangnya, hanya untuk berbicara pun rasanya sulit. Ia hanya menganggukan kepalanya.

"Shan... "

"Hmm?"

"Mau tau sesuatu gak?"

"Apa?"

"Aku gak pernah sesayang ini sama orang selain orangtuaku" pipi shani memerah, beruntung gracia tidak melihat semburat itu karena posisi shani yang berada di ceruk leher gracia

"Masa?"

"Gak deng bohong"

"Graciaa!" gracia terkekeh kecil, lalu tangannya bergerak mengusap rambut shani

"Aku serius" lagi lagi pipi shani memerah, rasanya wajah shani sangat panas.

"Aku serius kalo aku bohong... "

----

"Shani... aku bercanda sayang"

"Bodoamat"

"Aku sayang sama kamu"

"Dusta"

"Serius"

"Tau ah ngeselin dasar gendut"

Shani menggerakan kakinya kearah pantry, dan membuat sarapan pagi untuk mereka berdua.

Jadi hari ini gracia menginap dirumah shani karena papa dan mama shani sedang ada acara diluar kota yang memungkinkan shani akan dirumah sendirian dalam beberapa hari. Tentu saja gracia tidak bisa membiarkan shani sndirian dirumahnya.

Dingin | Shania Gracia, Shani IndiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang