PART 6

49 7 3
                                    

Di tengah perjalanan, Putri menenggelamkan wajahnya di pundak Farrell. Farrell terlihat melirik melalui kaca spion dan tersenyum. Farrell mempercepat laju motornya karena ia merasa kalau Putri terlihat sangat lesu. Sesampainya di rumah Putri, Putri menyuruh Farrell untuk langsung ke balkon sementara dia akan berganti baju. Ketika Putri baru saja masuk kamar, bibi datang membawa nampan berisi minum dan camilan.

"Mas Farrell kesini lagi. Tadi saya liat mbak Putri wajahnya masih murung ya."kata bibi.

"Lagi? Maksudnya bi?"tanya Farrell.

"Iya. Dari tadi malem mbak Putri wajahnya murung terus mas. Katanya mau ditinggal sama mbak Shinta. Tapi tadi pagi waktu mau berangkat sekolah wajahnya udah agak cerah mas, tapi sekarang murung lagi."tambah bibi. Farrell mengangguk. Bibi punkembali ke bawah. Tak beberapa lama Putri menyusul Farrell di balkon, ia duduk disebelah Farrell. Hampir tidak ada jarak. Hanya dibatasi oleh bantal yang kemudian berpindah ke pangkuan Putri. Hening beberapa saat, hingga akhirnya Farrell membuka mulut untuk bertanya.

"Ci, lo tadi mau cerita apa?"tanya Farrell.

"Lo inget kan tadi, waktu dibandara ngomong ke Shinta, kalo dia lolos dia harus langsung kasi tau gue. Gue bakal kesana buat ngucapin salam perpisahan sama Shinta."jawab Putri. Farrell mengerutkan dahinya.

" Maksudnya ngucapin salam perpisahan?" Farrell tak pahama.

" Dia pernah ngomong ke gue, katanya kalo dia lolos di bakalan langsung terbang ke Korea buat jadi trainee di sana."jawab Putri lirih.

Flashback on...

"Oke sekarang waktunya untuk gue latian."kata Shinta sambil bangun dari duduknya. Putri melihat Shinta berlatih dengan semangat.

SKIP

Shinta berlatih dance hampir 2 jam. Setelah itu Shinta kembali duduk disebelah Putri, sementara Anggi pergi ke kamarnya untuk membereskan barang.

"Ci, gue mandi dulu ya. Abis itu lo bantuin gue beresin barang."kata Shinta. Putri mengangguk.

Selesai mandi dan berganti baju, Shinta mengeluarkan kopernya. Lalu mereka mengemasi barang – barang yang akan dibawa Shinta ke Jakarta. Shinta menghentikan pekerjaannya sejenak. Putri yang sadar akan hal itu heran dan langsung bertanya kepada Shinta.

"Lo kenapa, kok berhenti?"tanya Putri.

"Ci, ada yang mau gue kasih tau ke lo 1 hal."jawab Shinta menggantung kalimatmya.

"Apaan?"tanya Putri penasaran.

"Nanti kalo gue lolos audisi di Jakarta..."Shinta mengambil nafas, "gue langsung terbang ke Korea."kata Shinta.

"Hah! Wah, lo ngga bener Shin lama-lama. Masa lo mau langsung terbang ke Korea. Lo ngga mau nemuin gue dulu gitu?"kaget Putri.

"Emang gitu Ci. Dari pihak SM nya sendiri."jawab Shinta.

"Hehh.. yaudahlah mau gimana lagi."Putri mendengus sebal.

Flashback off...

" Terus dari tadi lo nangis itu kenapa?" tanya Farrell yang masih penasaran dengan cerita Putri.

" Ya gue cuman takut." Jawab Putri. Farrell semakin bingung dengan pernyataan Putri barusan.

"Takut??? Takut kenapa?" tanya Farrell.

"Ya gue takut kalo gue ngga bisa nyusul Shinta ke Jakarta, Rell."jawab Putri. Setelah itu Putri menatap ke langit-langit dan lagi, airmatanya menetes. Entah mengapa, baru kali ini Farrell melihat Putri serapuh itu. Biasanya ia bersikap cuek saat ada sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Sadar akan hal itu, Farrell langsung mengusap pipi Putri yang basah karena air mata nya.

"Put, lo percaya sama gue. Gue yakin kok, kalo lo nggak bisa nyusul Shinta ke Jakarta, lo bisa langsung nyusul Shinta ke Korea."ucap Farrell.

"Iya sih. Tapi mama sama papa ngga mungkin ngijinin gue buat ke Korea sendirian. Mama papa paling tu ngijinin kalo gue pergi tapi masih yang deket-deket."kata Putri.

"Tapi lo tu aneh Put. Temen lo, sahabat lo malah. Dia pergi buat ngejar cita – citanya, tapi kok lo nangisnya kaya ngga bakal ketemu selamanya aja."balas Farrell. Putri langsung menatap Farrell tajam. Farrell membalas menatapnya dan Putri langsung memalingkan wajahnya. Dan Putri langsung menangis lagi hingga terdengar bahwa ia sedng terisak.

"Eh. Yah Put, kok lo nangis lagi. Gue salah ngomong ya? Maaf deh."bujuk Farrell khawatir. Putri menggeleng.

"Ini bukan salah lo kok Rell."jawab Putri lirih. Tak tega melihat Putri yang terus menangis, Farrell tanpa canggung langsung memeluk Putri. Dan kali ini Putri membalas pelukannya. Putri meletakkan dagunya di pundak Farrell, sebentar, lalu menenggelamkan wajahnya. Tak ada percakapan lagi antara mereka berdua. Hingga akhirnya, bibi memanggil Putri untuk makan tapi Putri menolak dengan alasan belum lapar. Farrell melepas pelukan mereka.

"Mbak Putri, ayo makan dulu!" minta bibi. Putri menggeleng

"Engga bi. Nanti aja, Putri belum laper." Jawab Putri. Farrell yang menyaksikannya pun heran. "Lo harus makan dulu ci. Percuma dong lo tadi nyuruh Anggi buat jagain Shinta, tapi lo sendiri ngga bisa jaga kesehatan. Dan kalo Shinta sampe tau lo sakit, gue yang bakal kena." Pinta Farrell. "Gue lagi ngga mood makan Rell. Ntar juga kalo gue laper gue makan." balas Putri. "Bener ya? Lo harus makan pokoknya." Tanya Farrell memastikan. Putri pun mengangguk dan kembali memeluk Farrell. Farrell pun membalas pelukannya.

bersambung...


hahaha... akhirnya saya update juga. maafkan saya...

ya udah.. pokoknya jangan lupa di vote dan comment nya

When I Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang