SISTERHOOD - PROLOG

267 31 7
                                    

Tangannya menggenggam erat—atau lebih tepatnya meremas sebuah novel berjudul "Alive" yang sedang dibawa nya. Melihat pemandangan tak mengenakkan yang terpapar begitu nyata didepannya. Hatinya menangis. Jiwa nya seolah ingin mati. Dua orang laki-laki dan perempuan dengan postur tubuh berbeda sedang berpelukan. Mata mereka saling pandang. Seolah penuh arti. Sangatlah keji. Jadi, selama ini apa arti dirinya dimata perempuan itu. Perempuan yang tak lain adalah adiknya sendiri.

Semua perasaan berkecamuk jadi satu. Wajahnya merah padam. Lalu, setitik air mulai menetes dan mengaliri wajahnya begitu saja. Dadanya penuh dengan sesak. Ia tak lagi mengerti. Kini, apa lagi yang dirasakannya?

Hati nya kosong. Angin seolah hanya hilir mudik mengelilinginya. Malam itu, langit tiba-tiba saja bergemuruh. Mewakili hatinya yang saat itu ingin sekali mengungkapkan amarah kepada mereka—dua orang itu—yang telah membuatnya berharap terlalu banyak. Yang telah memberinya kepercayaan penuh, namun dengan mudahnya langsung dilemparkan ke jurang gelap tak beurjung.

Lalu, dibuangnya novel tersebut ke tanah tak bersalah. Novel yang tadinya akan menjadi hadiah ulang tahun Adiknya kini telah benar-benar hancur. Setelah diterpa oleh air mata dan diremas tanpa perasaan. Seperti hati nya kini. Karena suara yang ditimbulkannya saat melemparkan novel tersebut, berhasil membuat dua orang yang berada tak jauh darinya langsung menoleh.

Ya,

Mata kedua perempuan itu langsung bertatapan.

Mata yang satu menunjukkan kebahagiaan sekaligus rasa kaget. Sementara yang satunya, hanya menatap kosong. Namun mengartikan sebuah amarah besar.

Tak lain ia adalah yang sedang gemetar memandangi mereka. Luna.

--------------------------------------------------------------------------------------

Buat prolog nya segini dulu ya ^_^ Maaf kalau misalkan kurang jelas atau kurang enak dibaca. Tolong bantu vote and comments yaaa! :D

JAKARTA, 7 JULI 2016

SISTERHOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang