PROLOG

13 0 0
                                    

"Karena kalian selalu mengobrol! sekarang ibu akan meroling bangku kalian! Perempuan dengan laki laki dan laki laki dengan perempuan, berdasarkan nomor kalian!"

WHAT THE FUCK?!!!

Suara merdu dari bu Fatma membuat seluruh murid yang ada dikelas X  4 melongo mendengarnya.

Benar benar sebuah keajaiban besar, atau bahkan bisa menjadi kejutan besar. Disaat senang- tenang hilangnya beban pikiran karena telah melalui hari libur yang bebas dari setumpuk tugas sekolah. kini langsung dikejutkan oleh berita halilintar.

Mataku terbelalak, lalu beralih tatapan menatap teman  satu bangkuku sekaligus sahabat karibku yang harus terpaksa berpisah dari bangku.

padahal super betahnya bisa satu bangku sama dia, apalagi kalau orang itu pinter. Kan kali kali bisa nyontek atau bahkan berkali kali.

"Aduh bu, udah aja. Gak usah ada perpindahan bangku, lagian kita sama sama betah kan dave?" Celoteh Yogi, murid kelas X 4 yang paling bandel super bandel, apalagi kalau urusan menggoda cewek memang makanannya sehari hari. Jago amat!

Sementara Dave, cowok super serius, yang kurang suka melucu ini justru malah diam menatap yogi jengkel. Benar benar orang ini, tidak pernah bisa diajak bercanda atau bahkan berkompromi. Membuat Yogi menyiku lengan Dave agar mengiyakan pernyataan tersebut.

Dug!

Dave meringis lalu menatap lelaki yang ada disampingnya dengan kening mengerut.

Benar benar, tipical cowok dingin-sedingin kutub es.

Namun  yogi membalasnya dengan pelototan. Refleks membuat Dave menatap kearah bu fatma, lalu berkata
"I-i-iiya bu" jawabnya terbata bata membuat seisi kelas menahan tawa. Namun bu fatma tetap menggeleng

"Tidak boleh ada yang melawan! Karena Ibu sudah memutuskan semua ini!" Bentak bu fatma.

lagi lagi hasilnya nihil, seluruh murid tidak bisa mengalahkan pendapat guru killer ini. Walaupun bu Fatma adalah wali kelas X 4. Namun tidak ada satupun murid yang dekat dengannya akibat kegalakannya selama ini kepada para murid.

Kecuali Ketua Murid kelas X 4, namanya Rehan. Buktinya, lihat saja sekarang. Ia malah menyetujui perintah bu Fatma. Sambil mengangguk angguk penuh semangat. Astaga...

"Baik, bu. Saya sangat setuju!"

Perkataannya membuat seluruh murid 100 % melirik kearah Rehan dengan histeris. Termasuk aku, Yang terus menatapnya tajam. namun entah suatu dorongan apa, Ketika mataku tertuju pada seseorang yang sedang duduk disamping sang ketua murid. Membuat mataku berbinar, seakan perkataan Rehan---membuatku untuk segera menyetujuinya.

"Zahran"

Cowok itu yang terkenal dengan playboy-nya namun memang ganteng dan cool, membuat seisi sekolah terkagum kagum termasuk aku yang sedari dulu menyukainya. Siapa tahu, ada kesempatan buat bisa satu bangku bersama cowok itu.

Aku terus melamun---melamunkan dia yang ada disamping tempat dudukku ketika pelajaran dimulai... bebas memandangnya setiap saat... atau bahkan modus jatuh dari kursi, mungkin dia akan menolongku.

Namun, seketika lamunanku hanyut, karena gebrakan meja guru dari bu fatma terdengar menggema.

"NAZERA ATHAYA!!! Kenapa kamu melamun!?"

"Astaga, bu-eh--- maaf bu"

Seluruh murid tertawa terbahak bahak melihat kelakuanku yang benar benar memalukan.

"Aduh kenapa sih gue sial banget hari ini"  spontan aku langsung memukul kepala dan kembali menatap bu fatma yang sedang berkacak pinggang, menatapku tajam.

"Kamu dengar saya tidak!? Kalau kamu harus satu bangku bersama nomor 17!" Bentak bu fatma membuatku menelan ludah.

DEG!

Bukan karena bentakan suaranya yang menembus gendang telinga.

Tetapi karena nomor yang bu Fatma sebut...

jelas jelas bukan nomor Zahran.

Tetapi, nomor itu--- orang yang sering menjadi pembicaraan guru guru, yang sering aku dengar karena bolos sekolah, dan orang yang sering aku dengar karena prestasinya. Ya- walaupun bandelnya selangit. Tapi, kenapa pikiranku tiba tiba kosong? Sambil terus berfikir, aku langsung bertanya

"S-ssiapa bu? Saya lupa?"

"MARVEL"

LATE LOVE  (ketika cinta merubah segalanya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang