6

6.9K 463 2
                                    

"Ariana..."panggil Caleb dari balik pintu.

Ariana mengusap air matanya dan berjalan mendekat. Membuka pintu. Melihat Caleb yang sudah siap dengan pakaian ksatrianya. Sebilah pedang tersarung di bagian pinggang baju berperangnya. Ia tampak gagah dan tampan. Ariana merasa cemas kembali. Bagaimana jika Caleb terluka dan tak kembali?
"Hai..."

"Hai, sayang. Jangan menangis... aku hanya pergi sementara..."

"Berapa lama kau akan pergi?"

"Mungkin satu atau dua hari. Aku harus memastikan semua pasukan pemberontak tertangkap terutama Sir James!"

"Berjanjilah kau akan kembali... dengan selamat..."gumam Ariana.

Caleb tersenyum dan mendekat. Mencium kening gadis itu. "Ya aku janji. Aku mencintaimu.."

"Aku juga mencintaimu..."sahut Ariana memeluk tubuh Caleb yang besar karena baju berperangnya. "Bajumu kelihatan sangat berat dan merepotkan. Untunglah badanmu kuat dan besar..."

Caleb tertawa. "Ya, aku harus kuat...Agar bisa menjaga dan melindungimu, my lady."

Ariana tersenyum. Lalu ia mengantar Caleb keluar istana di mana pasukan berkuda sudah siap menunggu.

"My lady..."sapa pria yang pernah menganggu dirinya kemarin seraya membungkukkan kepalanya. Kali ini sikapnya lebih hangat dan ramah.

Ariana mengangguk tersenyum. "Kumohon, bantu aku menjaga Caleb..."

"Ya, aku siap, my lady."ucapnya seraya naik ke atas kuda coklatnya.

Caleb menatap Ariana. Ia memegang dan meremas tangan lembutnya. Memeluk dan mencium bibirnya sekilas. "Aku pergi..."

"Jaga dirimu, Caleb..."

Ariana memperhatikan Caleb yang naik ke kuda hitamnya. Lalu mereka mulai berjalan keluar istana. Sebelum pintu tertutup, Caleb menoleh ke belakang dan melambaikan tangan dengan senyum khasnya. Ariana hanya bisa berdiri diam menatap kepergian Caleb. Ia terus berdiri hingga pintu istana di tutup.

----

"Minumlah teh ini."ujar Ezra menyodorkan secangkir teh hangat pada Ariana yang hanya duduk terdiam di ranjang. Ezra mendekati Ariana yang masih berdiri di luar istana, menatap pintu istana yang sudah tertutup. Ia merangkul dan membawanya masuk Ke kamar. Membiarkan Ariana sendiri beberapa saat sementara Ezra menyiapkan teh.

Ariana menatap Ezra yang tersenyum dengan cangkir di tangannya. Ia mengambil dan menyesap cairan hangat itu, membuatnya tenang. Lalu ia menaruhnya di atas meja samping ranjangnya. "Ini salahku..."

"Itu bukan salahmu, My lady. Ini sudah seperti urusan dan masalah biasa yang selalu terjadi dalam kerajaan. Akan selalu ada para pemberontak yang melawan raja. Selalu ada penduduk yang tidak menyukai raja atau pangeran, lalu mereka akan mengumpulkan pasukan dan raja ataupun pangeran akan pergi menghadapi mereka. Saya yakin saat ini pangeran baik-baik saja. Dan ia pasti akan kembali."

Ariana mendengarkan Ezra dengan terperangah, namun ia mengangguk. "Aku yakin pasukan kita akan menang. Tapi semua ini tidak akan terjadi jika aku tidak datang kemari atau tidak melibatkan Caleb.."

"My lady, pangeran Caleb sudah menyukaimu sejak pertama bertemu. Ia sangat menyukaimu..."

Ariana tersenyum dengan wajah merona. Lalu ia beranjak berdiri. "Aku akan ke perpustakaan, mengambil beberapa buku.."

"Baiklah."Sahut Ezra.

Ariana keluar dari kamarnya dan berjalan menuju perpustakaan. Ia meraih beberapa buku bacaan lalu kembali. Menyadari betapa kesepian dirinya tanpa kehadiran Caleb. Seakan ada bagian dalam dirinya yang telah hilang. Ia duduk di ranjang dan mulai membuka bukunya. Mencoba membaca namun ia tidak bisa mengerti akan tulisan yang ada di buku tersebut. Pikirannya kembali melayang pada Caleb. Sedang apakah dirinya? Apa ia baik saja?

Ariana tersentak ketika mendengar pintu di ketuk dari luar.

"Ariana? Kau ada di dalam?"

Ariana terkesiap kaget. Ia segera berdiri dan mendekati pintu. Membukanya seraya berseru, "Ayah..."

Ayah Ariana, Alex, tersenyum dan merentangkan tangannya. Ariana segera menghambur ke dalam pelukan sang ayah. "Anakku...bagaimana kabarmu?"

Ariana terisak. "Aku baik, dan Ayah?"

"Ayah pun baik.."

"Masuklah, Ayah."ujar Ariana menarik tangan Alex ke dalam dan duduk di sofa dekat jendela besar

"Ariana.."ujar Alex memegang tangan anaknya. "Ayah sudah mendengar mengenai pangeran Caleb dan pasukannya.."

Ariana mengerjapkan matanya. Matanya basah karena air mata. "Ya, Ayah, karena aku..."

"Tidak, Ariana, jangan kau salahkan dirimu. Ini bukan karena kau. Semua ini terjadi karena pria itu yang tidak bisa menerima keputusan raja. Dan ia memang pantas di usir dari istana. Sir James memang sering membuat masalah...."

"Ayah...."

"Jika saja aku pulang lebih awal, Ayah bisa bergabung dalam pasukan pangeran..."

"Aku berharap Caleb bisa cepat kembali dalam keadaan baik..."gumam Ariana memeluk sang ayah.

"Ia pasti akan baik saja, anakku...percayalah.. Caleb pria yang kuat dan tegar..."

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


To be continue.....

Queen Of My Heart (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang