M&M -14

38 12 9
                                    

"Coba sekarang lo tatap gue dan bayangin seseorang yang muncul pertama kali. Kalo misalkan gue itu dia, lo mau bilang apa sama dia?" -John

{***}

Siang ini Monic telah selesai mengikuti mata kuliahnya dengan baik dan lancar. Setelah keluar dari kelas, Monic celingak-celinguk kesana kemari untuk mencari keberadaan Sella.

Sesaat, ponsel Monic berdenting, menandakan sebuah pesan masuk. Monic merogoh saku celana jeansnya dan mengambil benda berbentuk persegi panjang yang tipis tersebut.

Sellaaa
Mon, sorry gue gak bisa jemput lo dikampus. Nyokap bokap baru balik dari luar negeri dan gue harus jemput mereka dibandara, gak apa-apa kan?
13.56

Anamonic
Oke, gue pulang sendiri juga gak apa-apa. Tapi entar sore kerumah ya
read

Sellaaa
Yeee, gak bisa juga. Sore waktunya quality time bareng keluarga. Lo ada nando juga, suruh aja kerumah lo. Lagian dirumah lo juga ada Kak Sello kan?
13.57

Monic menghela napasnya dan hanya membaca pesan dari Sella. Monic menyimpan kembali ponselnya dan berjalan ke arah taman kampus.

Akhir-akhir ini, Nando sedikit menjaga jarak dengan Monic. Entah apa alasannya. Dan juga, Theo semakin hari semakin nempel dengan Key. Itu sedikit membuat Monic panas.

Tidak ada yang bisa Monic andalkan untuk saat ini, kecuali Sella. Hubungannya dengan Sella cukup membaik setelah kejadian tersebut. Dan lagi, Monic harus terus menjaga Sella untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Dello.

Hmm, manusia satu tersebut juga semakin nempel dengan Sella. Padahal kata Dello sendiri, ia tidak seperti ini waktu berpacaran dengan Key. Lalu, dengan gemas Monic menjawab,

"Ya itu tandanya lo beneran cinta sama Sella, bego. Awas aja ya lo sakitin Sella, gue yang bakal maju paling pertama."

Semenjak saat itu, Dello semakin posesif terhadap Sella. Katanya, Dello takut kalau-kalau Sella cacat sedikit dan imbasnya ia harus kena caci maki dari Monic. Beruntung kalau cuma caci maki, kalau sampai main tangan gimana? Dello juga yang kena.

"Eh, ada Monic," panggil seseorang dengan suara yang berat. Monic menolehkan kepalanya kebelakang. Kemudian, Monic mendengus lumayan keras.

"Mau ngapain lo? Mau godain gue lagi? Iya?" cecar Monic dengan datar. John menggeleng sembari tertawa kecil.

"Enggak, Mon. Elah, seudzhon mulu pikirannya. Untung aja lo cakep," elak John yang sudah berada disamping Monic.

Monic kembali berjalan tanpa memperdulikan John. John mengikuti langkah Monic yang cepat. Setelah dekat, John mencekal pergelangan tangan Monic.

"Entar dulu dong, Mon. Gue gak akan ngapa-ngapain lo, sumpah!" janji John sembari mengangkat tangannya yang bebas keudara.

Monic menghadap kearah John dan melepas cekalan tangannya dengan pelan, "Oke, jadi lo mau apa dari gue?" John nyengir.

"Gue mau minta tolong sama lo. Lo adeknya bang Sello 'kan? Sello Thurgo?" Monic mengerjapkan matanya beberapa kali. Monic berfikir, John tahu darimana kalau Monic adalah adik dari seorang pengusaha terkenal Sello?

Monic & Memories✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang