11. Hate you...?

907 88 7
                                    

Warning!

Cerita ini mengandung muatan yaoi, bl, SasuNaru, 17+++ dan sejenis. Bagi yang jijik dengan yang beginian lebih baik segera klik tulisan back. Saya hanya menyajikan cerita yang muncul di otak dan membagikannya kepada kalian yang nge-fens dengan SasuNaru. 

Don't like don't read!!



Melody of Love


Di dalam sebuah kamar dengan jendela balkon yang terbuka, Naruto tampak menikmati semangkuk ramen buatan ibunya. Tepatnya mangkuk yang kedua. Begitu Naruto masuk kedalam rumah, dia meminta oka-channya untuk membuat ramen yang diberi banyak topping. Kalian tau pelampiasan apa yang cocok?. Bagi Naruto adalah makan. Sebenarnya dia juga kesal. Sangat kesal sekaligus marah. Tapi dia tidak mau tubuhnya penuh luka. Dia harus menjaga tubuhnya sebaik mungkin, sesehat mungkin. Jika berkelahi, tidak menjamin dirinya akan pulih cepat. Apalagi dia tidak sering olahraga. Tubuh remuk saja yang nanti akan dia dapatkan.

Diam termenung, memikirkan semua yang sudah terjadi?. Naruto tidak bisa sesuram itu. Walau baru-baru kali ini dia merasakan kehangatan dan berkumpulnya keluarga, tapi dia dikelilingi teman-teman yang bodoh dan ceria. Terutama Kiba. Dia sangat dekat dengan sobatnya satu itu sudah lama. Jadi pilihan yang tepat adalah makan ramen sepuasnya, makanan kesukaannya sendiri. Naruto meringis saat sumpit yang dia pegang tersentuh perban yang membungkus luka di jarinya.

Bisa-bisanya dia malah bersikap sentimentil, membiarkan jarinya terkena duri mawar hanya gara-gara satu orang. Naruto menelan cepat untaian mie ramen terakhir. Memang siapa dia sampai harus bersikap seenaknya?!. Naruto menyeruput kuah ramen hingga tandas tak tersisa. Perutnya terasa penuh sekarang. Disandarkannya tubuh pada single sofa di kamarnya, sambil memandang keluar jendela. Sudah dia atur jika satu jam lagi dia akan latihan untuk tampil di acara kelulusan nanti. Saat ini, pikirkan saja hal yang berguna...

"Naruto..."

Kushina membuka pintu, berjalan masuk. Ibunya senang melihat anaknya menghabiskan ramen yang sudah dia buat.

"Ada apa ka-chan?"

"Hm...ibu dengar kamu bakal tampil di acara kelulusan nanti ya?". Naruto menghela nafas. Ibunya cepat sekali mendapat informasi yang membuatnya kesal saat ini.

"Hn.."

"Wah!!, selamat ya nak!!" Kushina memeluk Naruto erat, tidak tau jika saat ini Naruto masih kekenyangan. Dan pelukan Kushina membuat Naruto sesak nafas.

"I-Ibu..." Kushina tersadar lalu melepas anaknya canggung, masih dengan senyuman bangga.

"Kalau begitu, kapan kamu mau latihan?. Biar ibu temani."

"Soal itu...bisakah aku latihan sendiri bu?" Kushina menaikkan alis. "Bukannya aku tidak suka ditemani ibu. Tapi, aku ingin latihan tanpa ditemani siapapun kali ini. Aku harap ibu mengerti."

Kushina terdiam lama, menatap anaknya yang kelihatan serius. "Kamu...tidak sedang kesal kan nak?"

Naruto sedikit berjengkit. Ibunya ini benar-benar peka sekali. Tak lama dia tersenyum lima jari. "Tidak. Hanya saja, karna ini penampilan perdanaku untuk orang banyak, aku ingin melakukannya dengan serius dan penuh fokus."

Kushina tersenyum, memeluk anaknya lembut. "Baiklah kalau begitu. Tapi.."Kushina bertatapan dengan Naruto lagi. "...nnggg...ayah dan ibu diundang kan nak?. Untuk melihat penampilanmu.."

"Oh..soal itu.."Naruto berjalan kearah tas sekolahnya, mengambil secarik kertas yang ternyata sebuah amplop. Kushina menerima amplop yang disertai tanda dan stempel resmi sekolah Naruto. "Tentu saja ayah dan ibu diundang. Bahkan kata senpai, kalian diberi kursi kusus untuk me-HUAGH!!"

Melody Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang