"Masyaallah..."
Vara menggeleng-gelengkan kepalanya. Bisa-bisanya tidur kayak gitu Azriel masih kelihatan ganteng! Batin Vara.Dua gadis itu masih sama-sama menatap lekat para cowok itu, sampai akhirnya terselip lampu nakal di otak Nuri. "Var, gue punya ide nih"
"Ha? Apa? " kata Vara was-was.
"Pertama, kita bangunin Si Mitha dulu buat jadi patner kita"
*******
"HUAHAHHHAHAHAHAHA" tawa ketiga cewek itu meledak di pekarangan villa setelah menjalankan ide dari Nuri.
"Uhh, kita emang bakat! Bagus banget loh karya kita?! Hahahha" kata Nuri.
"Biar kaget kalau mereka bangun, hahaha" sahut Mitha.
"Udah-udah guys, ni kan masih jam setengah lima pagi, kita sholat subuh dulu yuk "
"Siap ustazah Vara" jawab Mitha dan Nuri bersamaan.
Tak sampai 15 menit, mereka telah menyelesaikan shalat subuh berjamaahnya di mushola yang ada di villa. Ketiga cewek itu pun keluar dari mushala.
"Eh, gimana ya reaksi mereka nanti?!" tanya Nuri antusias.
"Kita cek yuk?!" sahut Mitha yang tak kalah antusiasnya.
"Yaudah, ayo! Sekalian bangunin sholat subuh?!" kata Vara lalu pergi meninggalkan dua temannya ini, yang ditinggalkan hanya ngomel tak jelas.
Mereka akhirnya berlari ringan menuju ruang tengah villa, villa milik keluarga Vara ini memang lebih dari kata besar dan luas jadi, berkeliling ke penjuru villa sudah sama seperti kita jogging di pagi hari, sama-sama membakar lemak.
Sesampainya di ruang tengah, mereka tak menemukan tanda-tanda kehidupan. Kemana perginya cowok-cowok itu?
"Loh kok kosong gaess?! " Mitha kebingungan melihat tempat yang tadi dibuat tidur cowok-cowok menjadi kosong tak berpenghuni.
"Mereka kemana ya? " Vara juga ikut bingung melihatnya.
"Ihh, serem deh gaess! Kayak film horor yang gua tonton satu tahun yang lalu"
"Mulai nih alaynya nuri" jawab Vara jengah.
Tiba-tiba terdengar suara cekikikan perempuan ah, ralat! Cekikikan setan.
HiHIHIHIHIHIHIH
HIHIHIHIHIHHIHIH
HIHIHIHIHIHIHIHIHIH
Suara cekikikan itu pun langsung membuat ketiga cewek cantik terpelonjak kaget dan refleks membuat mereka bertiga jatuh di lantai sambil berpelukan. "Hiks, ampun kita ga ganggu kok" jantung Mitha berdegup kencang, mungkinkah ini Cinta? Hehe. "Vara, ga ganggu mbak kunkun, hiks" Vara semakin mempererat pelukannya. "Tante Kun, Nuri percaya tante ada. Maapin Nuri, hiks hiks" mereka bertiga memejamkan matanya sambil berkata tak jelas.
Tak lama kemudian, terdengar suara laki-laki yang sedang tertawa terbahak-bahak.
"Duh, itu suara apa ya? Anaknya mbak kun udah besar ya emang? Hiks" Imajinasi Vara. "Iya nih Var, dulu Nuri kira anaknya itu perempuan ternyata laki ya, hiks"
Nuri juga memainkan imajinasinya. "Duh, kita kudu gimana ini"Karena suara tertawa laki-laki itu tak segera berhenti, dan sepertinya mereka mengenalnya. Akhirnya Vara memberanikan diri menoleh ke arah suara itu.
"Kalian?!!
********
Azriel POVKringggg kringgggg
Alarm dari ponselku membangunkan tidurku, dengan mata terpejam kutelusuri asal suara itu. "Aw, sakit" kurasakan aku tidur diatas benda yang keras, apakah itu? Mengapa rasanya badanku sakit semua? Aku pun berusaha membuka mataku, ini memang bukan di kamarku ini pula bukan di kamar villa. Aku merubah posisiku menjadi duduk, ternyata aku ketiduran di meja jati ruang tengah. Mejanya memang tak terlalu kecil untuk kujadikan kasur. Ternyata ponselku berada di sampingku, langsung saja kumatikan alarmnya.
"Hahaaahaaaahaaaaa"
Tawaku meledak, melihat keadaan Vino, Reihan dan Adit yang sangat buruk. Oh lihatlah muka mereka itu, penuh coretan warna-warni. Membuat perutku merasa menggelitik.
Rupanya, tawaku membangunkan mereka semua dari tidurnya.
"Hooaah, paan sih lo ketawa ketawa? Nglindur lo ya" kata Vino dengan mata yang setengah tertutup dan menguap lebar."Zriel, lo lagi sarap ya kok ketawa sendiri " sahut Reihan yang masih setengah sadar, dan Adit? Dia sedang menggeliat dalam tidurnya.
"Hahahahahah, mending lo semua bangun deh" kataku membangunkan mereka.Mereka akhirnya bangun, dan tanpa sengaja melihat wajah satu sama lain. "Masyaallah, Azriel! Lo abis jadi cabe cabean di pinggir sungai apa ?! Hwahwahahah" enak sekali kata Vino menyebutku cabe cabean.
"Lo sebut gue cabe? Duh, lo mending liat wajah lo sendiri deh kak bener-bener kayak kartun Narto Shipuden ketumpahan air panas, hwahaaha"
"Yaampun, kalian bertiga jelek banget sumpah! Ih, jijay gua liatnya" Adit berkata dan berekspresi seperti orang tang jijik, padahal dia sendiri juga seperti itu.
"Cih! Liat tuh muka lo sendiri Dit, kayak valak! " sahut Reihan yang membuat kami berempat tertawa terbahak-bahak.
Sepertinya di sini ada yang aneh, coretan ini seperti lipstik warna merah dan orange. Tunggu-tunggu, sepertinya kami tau ini ulah siapa.
Akhirnya kami segera membersihkan diri lalu wudhu dan langsung menjalankan shalat subuh di mushola khusus pria yang tak jauh tempatnya. Singkat cerita, kami merencanakan sesuatu untuk membalas ulah Cewek-Cewek.
Tak lama kemudian, Vara dan kawan-kawannya pun datang, kami segera bersembunyi dibalik tirai dekat sofa. Mereka tampak kaget melihat ruang tengah yang kosong. Kami pun melancarkan aksi kami, Adit segera memainkan suara cekikikan setan yang di jadikannya alarm setianya. Aneh betul orang ini, tak ada takut-takutnya.
HiHIHIHIHIHIHIH
HIHIHIHIHIHHIHIH
HIHIHIHIHIHIHIHIHIH
Ide kami berjalan mulus, sangat mulus bahkan. Sebenarnya aku tak tega melihat Vara seperti itu namun, ekspresinya saat ini sungguh lucu. Dia menyebut setan itu Mbak Kunkun? Hahaaha kapan setan itu menjadi mbak nya.
Dan ucapan Nuri yang memanggil setan itu dengan sebutan tante benar-benar membuat kami tak dapat menahan tawa.Setelah mendengar tawa kami, mereka malah melanjutkan imajinasinya, Hahaha.
"Kalian?! "
🍁🍁🍁🍁🍁
Maaf kalau menurut kalian ceritanya gaje :(
Makasih banget yang udah mau baca cerita absurd banget ku ini, apalagi yang udah kasi vote sama comment, laaffyuuu :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama
Fiksi RemajaKamu tau apa arti dari Cinta, tapi kamu tak bisa menjaga cintamu. Kamu tau apa itu "perjuangan" tapi matamu terlalu buta untuk melihatnya. Terimakasih sudah membuatku tau apa konsekuensi dari Cinta. Terimakasih untukmu wahai Cinta yang menyakitkan...