Dingin angin malam dan terang bulan yang menyorot jalanan gelap, saat itu dua pasang mata menatap dalam tepat pada wajah datar Levi yang hanya dapat menutup diam mulutnya itu.
Levi harus dihadapkan dengan situasi yang semakin berat, dia mencintai dua orang diwaktu yang bersamaan, Mikasa dan Petra. Tapi seperti kata Hanji dan Erwin, Levi hanya bisa mencintai seutuhnya salah satu dari mereka, dia juga harus memutuskan siapa yang akan bahagia dan siapa yang akan terluka, walau ia tidak ingin ada yang terluka.
Sedikit demi sedikit, Petra menghampiri Levi yang berdiri tepat di sebelah Mikasa sambil menggenggam tangannya itu.
"Petra, tidak seharusnya kau disini. Kau masih sakit." Kata Mikasa membuka percakapan.
"Tanganmu belum sembuh total." Sela Levi sambil berjalan menghampiri Petra. Wajah Petra memucat, itu antara ia menahan sakit di tangannya atau cuaca dinginnya tidak karuan.
Levi melihat Petra yang kondisinya semakin lemah itu, wajahnya semakin putih pucat, kakinya bergemetar, dan matanya yang menyipit, terlihat jelas Petra tidak sanggup menahan derita jasmaninya itu.
"Badanmu panas. Aku akan menelpon Hanji dan Erwin."
Levi mengambil ponselnya itu dan segera menelpon kedua sahabatnya itu, tapi Petra menahan tangannya dan membuat Levi menutup ponselnya itu.
"Levi, aku ingin.." Petra tidak dapat melanjutkan perkataannya itu dan terjatuh karena tubuhnya yang semakin melemah itu.
Hanji yang bersembunyi entah dimana itu pun melihat kejadian itu dan segera menghampiri mereka.
"Hanji, bantu dia."
Tidak lama, Erwin menyusul mereka semua, Hanji ternyata menghubungi Erwin sejak awal ,dan memanggil ambulans untuk membawa Petra ke rumah sakit. Badan Petra yang semula panas, sekarang menjadi dingin seperti es, bahkan luka di tangannya itu seperti terbuka lagi dan darahnya membasahi perbannya itu.
Levi hanya terpaku karena shock dengan kejadian yang menimpa Petra ini, ia yang selalu berparas wajah tidak perduli dan datar itu sekarang menampakkan wajah penuh kecemasan.
"Mikasa.." teriak tiba-tiba Eren dan Armin yang langsung berlari menghampiri Mikasa.
"Ada apa?" tanya Armin.
"Aku mau pulang." Jawab Mikasa yang langsung menarik lengan kedua kawannya itu.
"Pulang? Tapi kita baru akan pulang ke Jepang lusa. Kau yakin?" seru Armin cemas.
"Baka!.. maksudku pulang ke hotel. Tutup mulut kalian! Atau akan ku jahit dan kalian akan bisu selamanya." Bentak Mikasa kepada Armin dan Eren yang jelas tidak mengerti permasalahannya.
Levi yang melihat Mikasa pergi itu langsung menumpu kakinya untuk mengejar Mikasa.
"Chottomatte! Mikasa!" teriak heboh Levi yang langsung menahan laju Mikasa untuk pergi.
"Sebaiknya kau pergi, Levi. Kau harus mengurus Petra yang lebih membutuhkanmu saat ini." Jawab Mikasa sambil menghapus air matanya itu.
"Tapi.."
"Dan sebaiknya kita lupakan kejadian tadi dan semua hal yang pernah kita lalui bersama. Lalu, kita tidak akan saling kenal. Yey!" kata Mikasa lagi dengan santainya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Mikasa.."
Wajah Mikasa memerah tanda emosinya membara lagi, ia langsung menarik kerah Levi dan hampir saja mencekiknya.
"Dengarkan aku, Pendek! Sekarang kau urus Petra, jangan tinggalkan dia lagi! Lalu pergilah dan berhenti mendekatiku. Ikuti saja apa yang ku katakan, tidak usah banyak bicara. Dasar sampah tak beretika!" bentak Mikasa yang akhirnya membebaskan Levi tapi juga mendorongnya hingga jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashen Love
FanficCinta itu kelabu seperti pelangi yang disertai hujan deras, menutupi warna indahnya dan hanya mencantumkan warna kusam. Mencintaimu itu menyakitkan, tapi membencimu justru lebih menusukku lagi. Entah apakah cinta kelabu ini akan menjadi berwarna? at...