3/3

1.7K 280 14
                                    

Malam itu Yoongi entah kenapa tidak bisa memejamkan kedua matanya, mejemput alam mimpinya seperti biasa. Padahal, kedua matanya sudah sembab dan memerah, pikirannya masih terlalu kacau hanya karena kejadian sore tadi.

Di mana Park Jimin, salah satu murid yang ia ajar dengan lancang menciumnya di taman kota yang untungnya sepi.

Sebenarnya Yoongi tidak marah pada Jimin, sungguh, tapi ia hanya terkejut dan mungkin merasa aneh pada pada muridnya itu yang tiba-tiba saja menciumnya.

Dan lagi, mengapa Jimin selalu bersikap dan bertanya seolah-olah pemuda itu mengetahui segala tentang dirinya? Akhir-akhir ini pun Yoongi merasa ada bekas-bekas memori lampaunya yang seolah kembali muncul ke permukaan.

Hari ini kepalanya seperti penuh dan berantakan.

.

.

.

.

.

.

.

Ini sudah tiga hari Yoongi mengejar seperti biasanya, tapi ada yang membuat perasaannya aneh. Kehadiran Jimin nyatanya sudah dianggap biasa bagi dirinya, dan ini sudah hari ketiga di mana muridnya itu tak dapat lihat. Dan kebetulan hari ini ia mendapat jam mengajar di kelas Jimin.

Semua murid tampak duduk tenang menyambung kedatangannya.

"Tugas yang saya berikan tolong kumpulkan sekarang di meja guru."

Dan selanjutnya kelas menjadi ribut dan riuh, Yoongi tertawa dalam hatinya apalagi saat mendengar rutukan para muridnya yang belum mengerjakan tugas atau lupa membawa buku.

"Sial! Si bantet tidak masuk aku jadi tidak mengerjakan tugas kan!" keluh pemuda bersurai oren yang tampak kebingungan dan juga resah.

Tanpa sengaja Yoongi mendengar omongannya, ia berjalan ke arah murid itu yang diketahui bernama Taehyung. Semua murid seketika diam, memperhatikan guru mereka yang sepertinya akan marah atau menegur Taehyung.

"Kau temannya Jimin, kan?"

"E-eh iya ssaem, ke-kenapa?" Taehyung sedikit terperajat, takut-takut gurunya akan mengomelinya karena ketahuan sering mencontek tugas sahabatnya.

Tapi memang pada dasarnya ia benci matematika dan malas mengerjakannya.

Kelas mulai riuh kembali, Yoongi terdiam sebelum kembali bertanya.

"Dia tidak masuk hari ini?"

Terlihat Taehyung mengangguk sebagai jawaban kemudian berkata, "dia sudah tidak masuk selama tiga hari ssaem. Katanya, demamnya tidak turun-turun."

Setelah mendengar itu, entah kenapa Yoongi malah menjadi khawatir dan ada rasa bersalah di hatinya.

Apa dia sakit karena tamparanku? Yang benar saja?

"Oh begitu. Apa ada surat darinya?" tanya Yoongi agar tidak terlihat mencurigakan.

"Ada kok ssaem, di meja ssaem."

Dan Yoongi hanya mengangguk dan memulai pelajarannya.

.

.

.

.

.

.

.

Di hadapannya kini ada sebuah rumah besar yang tampak sepi tapi bukan berarti tak terurus. Rumah itu tampak asri dan sedap dipandang, Yoongi berdiri dengan diam di depan rumah itu.

Wieder✔ [MINYOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang