Isi hati

55 8 1
                                    

"Saat aku membiarkan seseorang masuk ke dalam hatiku, aku takkan pernah membiarkan ia keluar dari sana"
                                                -AzrielFN

                        • • • • • • • •

Vara POV

Jarum jam menunjukan pukul 8 pagi. Kami sudah sarapan dan bersiap-siap pulang ke Jakarta. Sebenarnya aku dan yang lain tak ingin cepat-cepat pulang dari sini, ini sangat menyenangkan. Tapi, karna besok Kak Vino ada pertemuan mendadak jadi kami pulang. Tak lupa sebelum pulang kami berpamitan kepada Pak Ebo, Bi Karti dan Mbok Lin. "Hati-hati ya den, non" ucap Bi Karti.

Di perjalanan kembali ke Jakarta, kami sama sekali tak merasa canggung atau sunyi. Semuanya bergembira, bercanda dan bercerita ria. "Eh, kasian banget tetangga gua di penjara" ucap Reihan tiba-tiba.

"Hah?! Siapa? Kenapa? " tanya Nuri antusias menanggapi cerita dari Reihan."Siapa Han? Emang lo punya tetangga? Hahaha" sahut Vino meledek, Membuat kami tak bisa menahan tawa. "Pfftttt, HAHAHAHAH"

"Bangsat, kejam lo kak. Gue serius nih!" ekspresi kesal Reihan membuat tawa kami semakin mengeras. "Cowok rumpi lo Han, Hahaha" sahut Azriel ditengah tawanya.

Setelah ku rasa suasana kembali tenang, aku pun menanggapi cerita Reihan yang sempat terhenti.  "Kasus apa Han? "

"Pencucian uang Var!" jawab Reihan menegaskan.

"Emang kerjaan tetangga lo apaan Han? " kini Mitha yang membuka mulut.

"Tukang laundry Mith" mata kami langsung menatap mata Reihan tajam, selain Kak Vino maksudnya, karna ia sedang fokus menyetir.

Apa-apaan nih anak!

Tatapan kami sepertinya membuat Reihan bergidik ngeri.

"Kok bisa? " tanya kami bersamaan.

"Dia curhat ama gue, nama aslinya Faisal, tapi dia sebutannya Braien. Soalnya dia punya ambeien gitu. Awalnya dia nyuci baju eh, ada celana. Akhirnya dia juga cuci tuh celana. Lha, di dalem celana ada uang. Singkat cerita ia cuci juga tuh uang. Tau tau ada polisi deh dirumah dia, kata polisi, dia melakukan tindak pidana PENCUCIAN UANG! Akhirnya, dia di penjara 2 menit."

".............."

Krik krik krik

"........................"

"............."

Vara off

*****
Keesokan harinya..

"Dek, bangun udah siang ini dek!" Vino membangunkan Vara dengan suara halus namun tegas. "Udah jam 10 Vara" ucapnya sekali lagi sambil mengoyang lembut lengan adiknya itu tapi yang dibangunkan malah seperti orang pingsan.

Memang Vara ini agak sulit untuk tidur di malam hari tapi, sekalinya tidur seperti orang pisan. Walaupun begitu Vara tetap patuh dalam ibadahnya, gadis itu bangun tadi pagi untuk menjalankan sholat subuh, walaupun setelah selesai sholat ia kembali tertidur.

"Yaallah, ni adek gue tidur apa pingsan sih?! " Vino menepuk halus pipi Vara.  "Yaudah deh gue balik aja" setelah bosan membangunkan Vara yang tak kunjung bangun, ia pun memutuskan membiarkan adiknya itu tidur dan meninggalkan kamar adiknya, tak lupa ia juga menutup kembali pintu kamar Vara.

Cowok tampan berbadan atletis itu pun menuruni tangga, dilihatnya dari atas sosok cowok lain yang ia kenal sedang duduk di ruang tengah yang di dominasi oleh warna putih itu. "Azriel?! "

*****
Azriel POV

Jarum jam masih menunjukan pukul enam pagi namun, aku sudah duduk bersama Mr. Robbin di sofa ruang tamu.

Mr. Robbin, orang yang mengatur jadwal kegiatanku selama ini, dia lahir dan bertempat tinggal di London. Usianya 37 tahun, berkulit putih dan penampilannya sangat rapi dan bersih. "Ada apa kau kemari Mr. Robbin?" tanyaku menggunakan Bahasa Indonesia, jangan meremehkan kemampuan Bahasa Indonesia Mr. Robbin, karna ia telah menguasai 7 bahasa yang salah satunya adalah Bahasa dari Negara kelahiranku.

"Sampai kapan kau akan terus berada di sini Azriel? Kau harus segera kembali ke London! " ujar Managerku pelan namun tegas.
"Kenapa aku harus kembali ke London?  Ini tempat ASALKU, Mr.Robbin" kataku dengan menekankan kata 'asalku.

Mr. Robbin yang berperawakan tinggi besar itu menatap tajam kearahku. "Azriel, dengarkan aku baik-baik. Aku sudah mengurusmu selama tujuh tahun terakhir ini, aku tak mau karirmu menjadi hancur. Liburanmu selesai Azriel, sekarang kamu harus kembali ke London"

"Kenapa? Aku juga bisa membangun karirku disini, di Indonesia. Aku juga sangat tenar disini"

"Ini demi kebaikanmu Azriel. Apa kamu tak khawatir dengan Dad mu yang selalu merindukanmu? "

"Aku juga merindukan Dad namun kau melupakan sesuatu jika aku juga punya mommy, mom masih hidup!  Aku tak bisa terus-menerus menganggapnya tak ada. Dan juga... "
Aku menggantung kalimatku dan segera beranjak dari dudukku,  Mr.Robbin menatapku dengan tatapan yang mungkin tak dapat kuartikan.

Aku menarik nafasku panjang dan meyakinkan diriku untuk mengatakan sesuatu pada managerku itu.

"Untuk pertama kalinya, aku tau arti dari kata bahagia dan kebersamaan. Untuk pertama kalinya, aku mendapat semangat dalam menjalani hariku. Dan untuk pertama kalinya, aku menginginkan sesuatu. Sesuatu yang harus kukejar dan kugapai dan akan kupertaruhkan apapun yang kupunya untuk bersama dengannya" aku langsung pergi menuju kamarku setelah mengucapkan kata-kata tersebut.

Sesampainya di kamar, aku langsung mengunci pintu kamarku dan merebahkan tubuhku ke ranjang. "Maafkan aku Mr.Robbin ini adalah pilihanku"
Tanpa sadar, aku kemudian terlelap.

3 jam kemudian...

Aku terbangun dari tidurku. Lalu langsung bergegas ke kamar mandi. Kuisi bathtub dengan air hangat lalu berendam disana. Aku tidak bisa memungkiri jika aku masih memikirkan apa yang dikatakan oleh managerku tadi. "Dia bilang ingin aku kembali ke London? Hah yang benar saja" aku memejamkan mataku pelan. "Saat aku membiarkan seseorang masuk ke dalam hatiku, aku takkan pernah membiarkan ia keluar dari sana"

Setelah selesai mandi, aku langsung memakai kaos oblong navy dan celana jeans selutut,  setelah semuanya kurasa siap aku langsung menyambar kunci mobil yang kuletakan di atas meja, di rumahku itu aku sudah tak menemukan Mr.Robbin. Tanpa pikir panjang, aku langsung melesat ke kediaman Vara. Entahlah, aku sangat merindukannya.

Sesampainya disana, aku memakirkan mobil ku di depan gerbang rumahnya. Di pekarangan, aku bertemu Bi Ijah "Eh, Aden Azriel masuk aja Non Vara ada kok " ujar Bi ijah yang masih sibuk menyirami pekarangan rumah Vara yang dipenuhi bunga warna-warni. "Oh, iya Bi"

Aku duduk di sofa rumah Vara, tak lama kemudian aku melihat Vino, kakak Vara turun dari tangga.
"Azriel?! " ujarnya saat turun dari tangga.

"Vara mana? "

Azriel off

                 

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang