Kilauan cahaya matahari pagi samar-samar terpancar melalui celah gorden jendela kamar, membuatku terbangun dari tidurku.
"Ehm..."
Seseorang yang berada di sampingku membenarkan posisi tidurnya dan menimbulkan sedikit gerakkan pada tempat tidur.
Aku mengubah posisiku untuk menatap wajah seseorang yang tengah terlelap. Memandangi wajahnya yang sedang tertidur dengan jarak yang begitu dekat membuatku tersenyum. Bagiku semua ini masih seperti mimpi indah yang membuatku enggan untuk bangun dari mimpi indah ini.
'Tampan'.
Ahh tidak-tidak, bahkan kata tampan terlalu sederhana untuk mendeskripsikan dirinya yang hampir mendekati kata sempurna bagiku. Sampai sekarang aku masih sulit percaya, bahwa sosok yang berada tepat dihadapanku adalah suamiku.
Pria yang telah membuatku merasa seperti wanita paling beruntung di dunia ini karena bisa dicintai olehnya.
"Apa kau sudah puas memandangiku??".
Suara serak Shin yang baru bangun dari tidurnya membuatku tersadar dari lamunanku. Shin membuka kedua matanya yang sebelumnya terpejam, hal itu tentu membuatku merasa sangat malu karena tertangkap basah memandanginya terus menerus.
Aku berusaha membuang tatapanku kesegala arah untuk menghindari tatapannya.
'Ohh my god'.
Kini Shin malah mendekati wajahnya padaku dan membuatku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa selain menundukkan wajahku untuk menutupi wajahk yang mulai memerah karena merasa sangat malu.
Shin terkikik geli melihatku yang tidak mau menatap wajahnya yang saat ini berjarak sangat dekat dengan wajahku.
"Kenapa kau menunduk seperti itu?? Kau harusnya menatap wajah tampan suamimu ini".
Shin mengangkat daguku untuk membuatku menatap wajahnya sambil tersenyum jahil padaku.
"Berhentilah Shin, kau membuatku merasa malu".
'Ahh ini menyebalkan'
Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku karena tidak tahan melihat senyuman jahilnya itu."Baiklah aku tidak akan menggodamu lagi, tapi bisakah kau menjauhkan tanganmu dari wajahmu. Aku jadi tidak bisa melihat wajah istriku yang cantik ini".
'Blushhh'.
Kini pipiku malah memerah mendengar perkataannya barusan.Aku menarik nafasku dalam-dalam untuk menormalkan detak jantungku yang tak karuan. Dan yaa aku tidak boleh kalah lagi darinya.
Aku menjauhkan kedua tanganku secara perlahan dari wajahku.
Cupp
Shin mengecup bibirku singkat setelah aku berhasil menyingkirkan tanganku dari wajahku.
"Shin, kau curang!". Ujarku dengan kesal.
"Morning kiss honey. Tapi jika kau mau lebih seperti kemarin malam tidak masalah. Aku akan melakukannya dengan senang hati".
Shin memasang ekspresi polos padaku."Hentikan Shin.....!!!!".
____________Seperti janji Shin sebelumnya padaku, dia akan menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi pada hubungan kami sebelumnya, dengan menunjukkan sesuatu yang sama sekali tak kumengerti.
Mobil yang Shin kendarai berhenti tepat di depan Rumah Sakit.
"Rumah Sakit??".
Aku memandangi Shin dengan tatapan bertanya-tanya."Ayo kita sudah sampai".
Shin membukakan pintu mobil untukku dan mengulurkan tangannya padaku untuk membawaku masuk kedalam rumah sakit bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope You Love Me [FINISH]
RomanceAku tidak pernah menyangkah bahwa hidupku akan penuh dengan teka-teki seperti ini. Kehidupan yang selama ini aku bayangkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, ketika aku harus menebak-nebak perasaan pria yang telah tinggal bersamaku. Hii Reader...