PART 7

43 8 1
                                    

Mereka berdua berpelukan tanpa ada percakapan di antara mereka berdua. Yang terdengar hanyalah isakan tangis dari Putri. Dan akhirnya Farrell membuka lagi percakapan di antar mereka berdua.

" Ci, lo mau sampe kapan nangis terus? Sampe air mata lo abis terus sampe lo nangis darah? Engga kan. Udah lah, Shinta juga ngga bakal tenang kalo gue sampe lapor ke dia kalo lo nangis selama 3 jam dan ngga berhenti." Kata Farrell. Putri pun melepas pelukannya.

" Oke, gue bakal berhenti nangis. Asalkan lo jangan lapor ke Shinta. Kasian ntar dia nggak fokus waktu audisi terus dia nggak lolos." Balas Putri sambil menyeka air mata nya.

" Nah! Itu lo tau. Iya gue nggak bakal ngasi tau ke Shinta. Tapi lo harus janji lo ngga boleh nangis lagi." Tambah Farrell sambil mengacungkan jari kelingkingnya dan langsung dibalas oleh Putri.

"Ya udah deh. Lo udah ngga nangis. Kalo gitu gue pamit pulang dulu, udah gelap soalnya. Ngga enak sama tetangga lo masak gue cowok main ke rumah cewek sampe malem kan." Pamit Farrell sambil berdiri dari duduk nya.

" Iya deh. Makasih ya udah nemenin gue seharian. Gue harap lo mau jadi pengganti Shinta buat sementara." Kata Putri yang membuat Farrell bingung.

" Maksutnya pengganti?" tanya Farrell.

" Yang mau nemenin gue kapanpun gue butuh lo." Jawab Putri. Senyum Farrell mengembang mendengar pernyataan Putri barusan. Karena, itu berarti dia bisa deket sama Putri tanpa canggung seperti biasanya.

" Ya udah yuk. Gue anter ke bawah!" ajak Putri. Farrell mengangguk dan mengikuti Putri.

Sampai di luar Farrell segera menaiki motornya.

" Gue balik dulu ya Ci. Jangan lupa makan." Putri mengangguk. " Eh. Kalo besok pagi gue jemput gimana? Biar bisa berangkat bareng." Tambah Farrell.

"Boleh. Berarti kan besok pak Sabar cuman nganterin adek gue." Jawab Putri.

"Oke! Kalo gitu besok gue jemput jam setengah tujuh. Dan lo harus udah siap." Balas Farrel dibalas anggukan dari Putri.

"Ya udah gue balik ya. Sampe ketemu besok!" tambah Farrell.

Keesokan harinya jam enam seperempat.

"Ayo kak berangkat!" ajak Anjani.

"Kamu berangkat aja duluan sama Pak Sabar. Kakak nanti aja." Balas Putri.

"Ooo... ya udah aku berangkat ya kak. Dadahhhh...." pamit Anjani.

Tak lama suara klakson motor terdengar dari depan rumah Putri. Putri pun langsung berlari ke arah sumber suara.

"Pagii..." sapa Farrell.

"Pagi juga, Farrell.. Yuk berangkat.." ajak Putri.

"Eh.. lo udah pamit sama orang tua lo?" tanya Farrell.

"Udah kok, tapi tadi. Soalnya mama papa ada meeting sama klien jadinya berangkat pagi." Jawab Putri.

"Ooohhh... ya udah yuk berangkat! Nih helm nya!" ajak Farrell sambil menyerahkan helm kepada Putri. Putri pun langsung memakai helm nya dan naik ke motor Farrell. Farrell pun segera melajukan motornya.

Ditengah perjalanan, tak ada yang membuka percakapan, karena mereka tau kalaupun mereka berbicara tak akan ada yang mendengarnya.

Sesampainya di sekolah, Farrell langsung memarkirkan motornya dan masuk bersama dengan Putri. Seperti kemarin, sebelum Farrell masuk ke kelasnya ia mengantarkan Putri terlebih dahulu. Putri sudah mulai akrab dengan Farrell dan tidak ada lagi rasa canggung yang menyelimuti benak mereka.

SKIP 4 hari kemudian...

Hari berlalu begitu cepat. Putri yang sekarang mulai selalu di antar jemput oleh Farrel kini pun mulai merasa nyaman berada di dekatnya. Benar saja, Farrell menggantikan posisi Shinta, namun bukan berarti Farrell harus menjadi seperti Shinta. Ia hanya melakukan apa yang sering dilakukan Shinta kepada Putri ketika mereka berada di sekolah. Mulai dari menemaninya ke kantin, bercanda ketika istirahat dan pergi ke taman belakang saat jam pelajaran kosong. Ditambah lagi, karena Farrell sering bemain ke rumah Putri hanya untuk sekedar menemani Putri, Farrell sudah mulai dekat dengan keduan orang tua Putri dan adiknya Putri. Dan hari ini, Putri ingin mendapat telfon dari Shinta.

"Hallo, Shinta. Lo apa kabar?" tanya Putri membuka percakapan.

"Hallo, Ci. Gue baik-baik aja kok. Lo gimana?" tanya Shinta balik.

"Gue juga baik kok. Ada apa nih telfon gue?" tanya Putri lagi.

"Gue mau ngasih tau sesuatu, nih. Tapi ngomong-ngomong gimana nih lo sama Farrell? Ada perkembangan apa selama gue tinggal ke Jakarta?" tanya Shinta langsung dengan pertanyaan yang menjurus.

"Perkembangan? Ya mungkin cuma gue lebih deket sama Farrell dan sekarang pun Farrell juga udah deket banget sama mama papa." Jawab Putri.

"Eaaa... tapi kok Farrell bisa deket sama om tante. Ada apa emang?" tanya Shinta penasaran.

"Ya kan selama lo ngga ada disini yang nemenin gue selalu Farrell. Dia sering main ke rumah, ya jadi deket deh. Tambah lagi ya mama tu sekarang protect banget tau nggak. Masa gue cuman mau ke mall nyari case hp harus Farrell yang nemenin. Aneh kan." Cerita Putri panjang lebar.

"Alah.. itu mah lo nya aja yang ngga peka. Tante kaya gitu berarti dia udah ngasih lampu ijo buat hubungan lo sama Farrel.. hahaha" balas Shinta.

"Ih apaan sih lo. Udahlah lupain aja. Eh iya tadi lo katanya mau ngomong sesuatu. Emang mau ngomong apa?" tanya Putri penasaran.

"Tapi pasti ini bikin pikiran lo ngga karuan. Lo jangan kaget ya." Minta Shinta.

" Iya udah buruan emang lo mau ngomong apa sih, Shin? Jangan suka bikin gue penasaran deh!" paksa Putri.

bersambung...

oke itu kira - kira shinta mau ngomong apa ya? ngga tau.

ya udah yang penting tetep tungguin cerita saya....

tapi aku tetep nunggu vote atau coment dari kalian mohon bantuannya

support nya ya guysss...

makasih.. anyeong!!!

When I Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang