"Sruuuppp...sruuuppp"
Bug!
"Ah! Sial siapa si yang lempar nih bola!"
"Bisa Lo balikin bolanya?"
Semua langsung menoleh ke arah sumber suara. Seakan terhipnotis salah satu dari mereka--yang mengumpat--mengambil bola dan mengembalikan ke pemiliknya.
"Sorry gue ga sengaja"
"Ah..anu...emm, ga papa kok kak"
Orang itu hanya menatap datar lalu kembali ke lapangan setelah temannya memanggil.
"Rin, Lo ga papa kan?"
"Gimana kalo dia denger ucapan gue?"
"Ga bakal"
"Tapi suara gue kenceng banget tadi. Terus tiba-tiba tuh cowok udah ada di belakang gue. Gimana---"
"Sruuuppp..."
Vanya menghentikan aktifitas minumnya. Ia memandang satu persatu temannya.
"Kok pada takut sih sama kak Lucas?"
"Ha? Demi apa Lo mau bicara masalah cowok?!" Ini Arin yang udah heboh mendengar ucapan Vanya.
"Emang kenapa?"
Dahi Vanya berkerut.
Brakkk!!
"Astaga! Selama dua tahun Lo ga mau dengerin kalo kita lagi bahas cowok. Dan sekarang lo--" Jessy menggantungkan kalimatnya sambil menatap Vanya.
"Apaan sih? Ini kan masalah kalian. Ya gue cuma penasaran kenapa kalian--"
"Aha! Bingo! Lo suka sama kak Lucas!" Teriak Kina.
"Heh???"
Mata Vanya membulat. Apa yang temannya pikirkan?
"Gue udah bilang kan, gue ga tertarik sama cowok di sini! Jadi, jangan bahas ini lagi deh. Lagian gue heran kenapa kalian takut sama dia. Kalo dia apa-apain kalian tinggal lapor ke BK kan?"
Semua temannya menatap Vanya dalam diam.
Jessy menghembuskan nafasnya.
"Ya wajar sih kalo Lo ga ngaku. Secara Lo ga pernah deket sama cowok. Apalagi kak Lucas"
"Gue juga dukung Lo kok. Walaupun hati gue yang paling dalam sakit"
"Ah lebay lo" Kina menoyor kepala Arin.
"Apaan sih kalian. GUE GA SUKA SAMA KAK LUCAS. PUAS KALIAN?!!"
Setelah itu, Vanya pergi meninggalkan temannya di kursi taman.
Lucas. Satu nama satu orang. Vanya gak tau kenapa cowok itu terkenal banget di sekolah.
Ya, Vanya akui dia tampan, tinggi, cool, kapten basket. Tapi entah kenapa Vanya sama sekali tidak tertarik.
Mungkin Vanya tidak pernah dekat sama cowok. Apalagi gerombolan Genk Lucas.
Lucas itu sebenarnya kakak kelas. Seharusnya sekarang sudah kelas tiga. Tapi saking bandelnya--mungkin--dia jadi sekelas sama Vanya. Dan habislah kelasnya yang dulu kalem, aman, nyaman, sekarang jadi kayak pasar.
Ribut sana-sini. Banyak cewek yang tiap istirahat masuk ke kelasnya cuman mau ngajak Lucas makan di kantin.
Ugh, mengingat semua itu membuat kepala Vanya pusing.
Bug!!
"Akh!"
Vanya berhenti melihat bola merah menggelinding melewati kakinya.
"Hei, bisa Lo balikin bolanya?"
He is Lucas.
This is wrong.
Until now this heart can not forget it.
Because he was my first love.
My Notes
Vanya
___
Stuck ke Lucas nih, gimana ya?
Tau Lucas kan? Tau kan?
Iya itu loh.. yang itu...
Iyee udah sekian.
Voment juseyoo😗
KAMU SEDANG MEMBACA
noтeѕ, - lυcaѕ
Short Story"---ini catatan tentang mereka, selamat bersenang, bersedih, menangis dan berbaper ria,-" ✓ NOTES ✓ On 24 Maret 2017 End 13 Oktober 2018