3 -Sedikit Perubahan

65 11 5
                                    

.
.
.
.
.
Scared to be lonely - Martin garrix, Dua lipa.

***

"Makasih ya Rizal, gua langsung masuk dadahh!" kata Nanda langsung berlari ke rumahnya.

"Akhirnya kita kembali kaya dulu lagi, gua kangen banget sama Lo Nan" kata Rizal.

Rizal lalu memakai helmnya, dan langsung melesat pergi meninggalkan halaman rumah Nanda.

***

"Assalamualaikum" kata Nanda sambil melepas sepatunya, lalu ia taruh di rak sepatu yang terletak di samping pintu.

"Walaikumsalam, lo dari mana?" kata Ali langsung berjalan ke arah Nanda dengan muka yang terlihat sangat garang.

"Maaf ya bang tadi gua lupa ngomong. Ntar gua ceritain abis gua mandi lo ke balkon aja ya.!" kata Nanda langsung berlari kearah kamarnya.

Setelah Nanda memasuki kamarnya, ia langsung berjalan menuju kamar mandi. Sebelumnya, ia tak lupa ngecarge handphonenya terlebih dahulu.

Nanda mengeringkan rambutnya dengan hairdryer ,

Tokk..tokk

"Masuk bang!" kata Nanda.

Tak lama pun ada suara derap kaki, yang tak salah lagi itu adalah Ali. Ali langsung menuju balkon yang ada di kamar Nanda, tanpa berbicara sedikit pun.Nanda hanya mengikuti Ali.

"Jelasin sejelas jelasnya" kata Ali tegas kepada Nanda.

"Tadi kan gua pulang dari latihan, gua lagi jalan. Tiba tiba ada yang megang tangan gua, trus gua di ajak ke parkiran, siapa coba bang?" kata Nanda sambil menatap wajah abangnya yang wajahnya sangat serius mendengarkan cerita dari Nanda.

"gak taulah, Emangnya gua cenayang?" kata Ali.

"Rizal" kata Nanda dengan muka, you know lah.

"Trus, Rizal ngajak gua ke sesuatu tempat yang itu sumpah keren abis!, buat dia jelasin masalah itu. Trus pas gua mau pulang gua inget, kalo lo mau jemput gua, trus gua pulang " kata Nanda. Ini sifat Ali yang disukai oleh Nanda, jika Nanda ingin curhat, Ali tidak akan memotongnya, jika Nanda sedang menceritakannya.

"Rizal, pulang dek, dimana dia sekarang?" tanya Ali.

"Katanyasih di tempat dia dulu" Jawab Nanda.

"Yaudah, lain kali kalo mau main jangan asal, bilang dulu" kata Ali sambil mengelus puncak kepala Nanda, lalu meninggalkan Nanda sendiri di balkon.

***

Hari hari seperti biasa Nanda jalani, yang berbeda, ia terlihat lebih sering bersama Rizal, bukan keenam sahabatnya. Seperti ia ke kantin bersama Rizal, padahal, Nanda sangat tidak suka kantin, yang suasananya ramai.

Keenam sahabatnya juga merasa Nanda berubah, ia menjadi sosok yang lebih periang jika bersama Rizal, entah apa yang terjadi?

Mungkinkah persahabatan yang mereka bangun sejak pertama kali memasuki kelas 9 Smp , akan terpisahkan hanya karna kalinya orang yang dulu bahkan menyia nyiakan Nanda.

***

"Nan, ntar lo pulang bareng siapa?, biasanya bareng Fariz" Tanya Bagas sambil menengok ke sebrang bangkunya.

"Kayaknya sama Rizal deh" Jawab Nanda dengan suara yang pelan, karena ini masih jam pelajaran Bu Ana.

"Kenapa sih kok lo sekarang jadi suka ke kantin, padahalkan lo gak suka keramaian?" Tanya Bagas dengan suara yang sedikit membesar. Hingga akhirnya...

Pletok

Penghapus papan tulis mendarat ke kepala Bagas dengan sempurna.

"Aduh ibu cantik cantik ko galak sini" kata Bagas.

Bu Ana tidak menjawab, ia langsung melanjutkan pelajarannya seperti tadi. Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan antara Nanda dengan Bagas.

***

"Gua pulang duluan ya, udah ada Rizal, bye" Kata Nanda dengan sahabat nya.

"Tuh, kenapa coba dia sekarang?" Kata Difa.

"Gak tau, semenjak ada Rizal lagi.".kata Kean.

"Gua curiga sama Rizal, deh" kata Fariz.

"Sama gua juga!" Kata Bagas yang entah dari mana langsung bergabung dengan Mereka.

"Dah lah pulang aja ntar kita obrolin di grup, buat grup lagi aja ya, Nanda gak usah di masukin" kata Difa.

***

Maaf banget jarang publish, karena otak gua yang lemot dan karena juga gua abis ulangan. Jadi sibuk *yaelah sok sibuk .

Mohon maaf lahir batin ya🤗

SchmerzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang