Bab 1

1.2K 92 26
                                    

"Menyebalkan!" seru gadis bersurai merah saat memasuki ruang kerjanya

"Kau kenapa lagi?" sahut gadis bersurai pirang yang masih memiliki hubungan darah -sepupu- dengan si gadis merah.

"Kau tak akan percaya apa yang ku alami hari ini." ujar si merah aka Namikaze Kyuubi mendramatisir, lalu mendaratkan dirinya di sofa yang berada di tengah ruang kerjanya.

"Ah,, biar ku tebak, ini pasti ada hubungannya dengan Itachi." tebak sang sepupu Yamanaka Deidara dengan nada bosan.

"Cih, siapa lagi!" dengusan kesal keluar dari bibir plum Kyuubi.

"Memang dia melakukan apa kali ini?" tanya Deidara tanpa memandang Kyuubi, ia terus fokus pada laporan yang sedang ia baca.

"Argh,,,, dia terus saja mengekoriku sepanjang waktu."

"Ck, itukan sudah biasa." Deidara meletakkan laporannya.

"APANYA YANG BIASA?"

"Ayolah, bahkan ia sering mengekorimu sepanjang hari." Deidara beranjak mengambil minuman di lemari pendingin yang memang di letakkan di ruangannya dan Kyuubi.

"Kalau hanya mengekoriku saja memang sudah sering tapi bayangkan kalau dia juga menyapa semua orang yang kami lewati dan dengan santainya dia berkata 'Dia istriku, cantikan!' Lama-lama aku bisa gila" Kyuubi mengacak surai merahnya kesal.

"Hahahaha,,,,, Sepertinya dia memang benar-benar menyukaimu." Deidara mendudukkan dirinya di sebelah Kyuubi.

"Grrrrr,, kau jangan ikut-ikutan memancing emosiku Dei."

"Maaf, maaf. Tapi aku heran denganmu, kenapa kau terus saja menghindarinya?  Padahal kan kau tau sendiri, dia tampan, tinggi, badannya juga bagus, dan pewaris dari perusahaan nomor satu di Jepang. Apa yang kurang darinya?"

"Dia kurang waras. Laki-laki gila, menyebalkan, laki-laki mesum tingkat dewa, keriputan pula. Kenapa dia tidak memilih satu perempuan saja dari begitu banyak penggemarnya. That's it, masalah selesai. Kenapa dia malah mengejar dan mengekoriku terus, menyebalkan."

"Mungkin saja dia sudah bosan dengan mereka, makanya dia mencari sesuatu yang lebih menantang."

"Maksudmu?"

"Hanya kau gadis yang dengan terang-terangan menolaknya. Padahal di luar sana banyak gadis yang dengan rela membuka pahanya lebar-lebar demi dirinya."

"Kau berlebihan, tidak mungkin hanya aku saja yang tidak terpesona olehnya. Kau juga salah satunya."

"Kata siapa?"

"Jangan bilang kalau kau selama ini diam-diam menyukainya! Astaga, aku tidak percaya ini. Kau menyukainya padahal kau sendiri sudah bertunangan dengan si muka bayi."

.

Tak.

.

"Jangan seenaknya mengambil kesimpulan bodoh! Mana mungkin aku menduakan Danna." Deidara memukul kepala bersurai merah itu tanpa peduli sang pemilik yang meringis menahan sakit.

Unsuccessful Plan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang