For You Part 3

1.5K 109 0
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul satu siang dan Hye Kyo yakin manajernya sudah menunggu di lobbi. Hye Kyo segera mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu kamar hotelnya. Betapa terkejutnya Hye Kyo ketika ia membuka pintu kamar hotelnya dan melihat sesosok pria yang tidak asing baginya berdiri tepat di depan pintu. Pria tersebut adalah Song Joong Ki dan semua ini membuat Hye Kyo merasa bermimpi dapat melihat Joong Ki berada di depannya saat ini.

"Kau tidak jadi makan siang?" tanya Joong Ki menggoda.

"Kau? Bagaimana mungkin?" tanya Hye Kyo tidak percaya dengan kehadiran Joong Ki.

Joong Ki tidak langsung menjawab dan malah menerobos masuk ke kamar hotel Hye Kyo. Meninggalkan Hye Kyo dengan wajah bingung dan kaget di pintu kamar.

"Hmm... Kau menginap di president suite dengan pemandangan yang indah seperti ini. Kamar ini benar-benar luar biasa," komentar Joong Ki sembari berkeliling di kamar Hye Kyo.

Hye Kyo kembali meraih kesadarannya dan mengikuti Joong Ki yang masih berkeliling di kamarnya sembari mengamati apa saja yang ada di dalam kamar maupun yang berada di luar kamar.

"Kau? Bagaimana caranya kau bisa berada di sini?" tanya Hye Kyo melanjutkan pertanyaannya yang sempat tertunda karena rasa kaget dan bingung yang menguasainya.

"Tentu terbang dengan pesawat dari Korea Selatan ke New York. Kemudian menggunakan taksi dari bandara menuju hotelmu," jawab Joong Ki sembarangan. Ia tahu bukan itu yang dimaksud oleh Hye Kyo.

"Song Joong Ki ssi, bukan itu maksud pertanyaan dariku. Aku ingin menanyakan..." belum sempat Hye Kyo menyelesaikan ucapannya, Joong Ki dengan segera meraih tubuh Hye Kyo dan membenamkannya dalam pelukan hangat milik Joong Ki.

"Araso... Araso... Aku mengerti maksud dari pertanyaanmu. Kau lupa bahwa aku termasuk siswa cerdas yang hampir mendapat nilai sempurna saat ujian masuk universitas? Jadi tanpa kau mengulang kembali pertanyaanmu itu, aku sudah sangat mengerti," goda Joong Ki masih dalam posisi memeluk Hye Kyo.

"Cih..." Hye Kyo mencibir apa yang dikatakan oleh Joong Ki.

"Aku memang sengaja datang ke sini untuk menemuimu. Aku rindu padamu dan ingin sekali bertemu langsung denganmu. Jadi kuputuskan saja untuk menyusulmu ke New York," jawab Joong Ki.

Jantung Hye Kyo berdebar lebih kencang dari biasanya setelah mendengar jawaban dari Joong Ki. Ia tidak menyangka bahwa Joong Ki akan nekat untuk menyusulnya ke New York mengingat tangan kanannya masih terbalut cedera dan masih perlu banyak istirahat. Pria yang saat ini sedang memeluknya itu memang berbeda dari pria-pria yang sebelumnya pernah menjadi kekasihnya. Meskipun berusia lebih muda empat tahun dari Hye Kyo, namun Joong Ki sudah menunjukkan bahwa benar-benar mencintai Hye Kyo dengan berbagai hal yang ia lakukan termasuk menyusul Hye Kyo ke New York.

Hye Kyo dan Joong Ki sedang menikmati makan siang mereka di kamar hotel Hye Kyo. Sebelumnya Hye Kyo memilih untuk membatalkan acara makan siang di luar dan lebih memilih untuk makan siang bersama Joong Ki di kamar hotelnya dengan memesan makanan hotel. Keduanya duduk bersila saling berhadapan dengan meja sebagai pembatas di antara keduanya. Joong Ki terlihat sangat menikmati makan siangnya dan Hye Kyo lebih menikmati kehadiran pria yang ada di hadapannya ketimbang menyentuh makan siangnya. Padahal sebelumnya Hye Kyo sudah merasa lapar dan sangat ingin makan siang.

"Kau tidak makan?" tanya Joong Ki ketika disadarinya bahwa Hye Kyo tidak menyentuh makan siangnya sama sekali dan hanya terus memandang ke arah dirinya.

"Aku sudah kenyang dengan hanya menatapmu," jawab Hye Kyo.

Joong Ki tertawa mendengar jawaban Hye Kyo. Ia merasa seperti melihat sosok Dr. Kang Moo Yeon saat itu juga dalam diri Hye Kyo. "Kau harus makan," perintah Joong Ki dengan nada lembut.

"Tidak."

Joong Ki hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak ada pilihan lain sehingga pada akhirnya Joong Ki memutuskan untuk berpindah posisi duduk dan kini ia duduk tepat di sebelah Hye Kyo. Joong Ki kemudian berusaha menyuapi Hye Kyo. Seperti yang dapat diduga, Hye Kyo menerima suapan dari Joong Ki dengan senang hati.

"Kau selalu mengatakan aku seperti bayi tapi saat ini kelihatannya kau yang mirip seperti bayi," ucap Joong Ki setelah ia memberikan suapan pertama pada Hye Kyo. Hye Kyo tidak merespon dan justru meminta Joong Ki untuk menyuapinya lagi.

"Ah... Kau ini memang benar-benar bayi," ejek Joong Ki.

Malam harinya baru Joong Ki dan Hye Kyo memutuskan untuk menikmati makan malam di salah satu rumah makan yang berada di New York bersama dengan manajer dan juga beberapa teman Hye Kyo. Itu sebagai tanda atas makan siang bersama yang dibatalkan tadi. Mereka semua terlihat bersenang-senang bersama dan menikmati makan malam mereka, terutama Joong Ki dan Hye Kyo. Bahkan ketika keduanya masuk ke supermarket dan toko pakaian, kebahagian jelas terpancar dari keduanya. Keduanya masuk ke kedua tempat tersebut dengan saling bergandengan tangan.

*Flash Back Off*

Semua kenangan yang ada di New York itu masih tergambar dengan jelas di kepala Joong Ki. Bagaimana ia mengesampingkan cedera tangannya dan justru memilih untuk menyusul Hye Kyo ke New York daripada menjalani terapi penyembuhan. Bagaimana ia dan Hye Kyo menghabiskan waktu tiga hari bersama-sama di New York dengan menikmati suasana yang ada di sana. Semua itu membuat Joong Ki merasa sangat bahagia untuk bisa memiliki kenangan semacam itu. Mengingatnya membuat Joong Ki tak kuasa untuk menahan senyumannya.

"Terima kasih karena sudah mau menyusulku saat itu," ucap Hye Kyo berterima kasih.

"Kau tidak perlu berterima kasih seperti itu."

Mobil yang mereka kendarai sudah tiba di halaman rumah Hye Kyo. Joong Ki segera membukakan pintu mobil dan berjalan menemani Hye Kyo hingga mereka tiba di depan pintu rumah Hye Kyo. Rumah yang besar dan cukup tenang dengan berbagai fasilitas keamanan yang cukup ketat. Suasana rumah milik Hye Kyo memang menenangkan.

Joong Ki melepaskan genggaman tangannya dari tangan Hye Kyo. "Kau masuklah. Terima kasih sudah mau menghampiriku tadi," ucap Joong Ki.

Hye Kyo memandang lekat-lekat Joong Ki. "Kau tidak ingin mampir dulu?" tanya Hye Kyo.

Kali ini Joong Ki yang balik memandang lekat-lekat pada Hye Kyo. Tangan kanannya membelai lembut pipi sebelah kiri Hye Kyo. "Tidak. Mungkin lain kali saja. Kau pasti sangat lelah dan butuh waktu untuk istirahat."

"Kau pulang dengan apa?" tanya Hye Kyo.

"Manajerku sudah menunggu di gerbang pintu masuk. Kau masuklah. Ini sudah malam," ucap Joong Ki lembut sembari mencium kening Hye Kyo dan kemudian berjalan pergi.

*Bersambung*

Terima kasih untuk yang udah baca sampai part 3 ini.

for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang