Awal pertemuan

4.4K 289 24
                                    

Pada hari itu, seorang laki-laki berambut pirang menutup wajahnya memakai topi berwarna biru, dengan kedua tangan menyangga kepalanya, istirahat dari kerja sambilan yang ia miliki sekarang. Hari ini toko es krim yang menarik perhatian ini terlihat sepi, jadi dia bisa santai dari kerjaannya menjaga kasir. Namun, ada yang mengganggu acara santai laki-laki pirang tersebut, suara pintu toko pun berbunyi.

Kling.

"Sepi sekali." Suara wanita berucap.

"Kau yakin mau makan es krim?" Kali ini suara berat laki-laki yang berucap.

Ada jeda sejenak sebelum sang wanita kembali berucap, namun kini suaranya terdengar parau, membuat laki-laki pirang yang sedang istirahat tadi sedikit mengangkat topi dari wajahnya untuk melihat siapa yang datang."Aku sedang kesal! Kau harus mendukungku menyehatkan jiwaku di sini, Sasuke-kun!" Suara wanita itu terdengar kesal dan sedih.

Laki-laki berambut pirang melihat laki-laki bernama Sasuke itu memeluk wanita berambut pink yang kini menangis."Sudah, aku traktir, berhenti menangis."Satu kalimat berhasil membuat wanita itu tersenyum kembali, sesaat lelaki pirang itu berpikir... Betapa cantiknya wanita berambut pink itu.

Sayang sekali, wanita itu sepertinya sudah sepenuhnya dimiliki oleh laki-laki bemata tajam yang kini memeluknya dengan sangat erat.Tidak lama kemudian, ponsel milik Sasuke berbunyi, dia tidak melepas pelukannya pada wanita bermata emerald itu, namun ketika dia menutup ponselnya, Sasuke menatap Sakura dengan lembut, "Ini uang untuk es krimnya, aku harus pergi, ada hal yang harus kuselesaikan."

"Heeeh?? Ada apa?"

"Nanti malam kuceritakan, ok?"

"Ng." Wanita itu mengangguk dan tersenyum lembut.Ketika Sasuke pergi, wanita berseragam sekolah itu bergegas ke kasir dan melihat menu. Laki-laki pirang yang tadi sedang istirahat kini beranjak dari rebahannya dan menghampiri kasir, "Mau pesan apa?"

"Ng, sebentar aku lihat dulu."

"Es krim terbaik kami," unjuk laki-laki pirang itu pada menu es strawberry ber topping coklat."Oh, aku suka strawberry, aku pesan yang ini."

Laki-laki bermata biru itu tersenyum dan menyiapkan pesanan dan memberikannya pada wanita tersebut, "Ini silakan."

"Waah, terima kasih banyaaak."

Wanita itu tersenyum lagi, kali ini senyuman lepas yang membuat jantung si pirang berdebar. Bagaimana bisa orang begitu senang hanya karena es krim? Diperhatikan lebih rinci, laki-laki itu mengingat sesuatu, "Ah! Kau bersekolah di Konoha!"

Wanita yang tadinya sudah jalan kini membalikkan tubuhnya, "Ng? Bagaimana kau bisa tahu?"

"Seragammu, aku murid pindahan di sana, besok aku mulai sekolah di sana." Laki-laki pirang itu menjawab dengan senyum yang ceria, dan entah kenapa wajah Sakura merona melihat senyuman itu."Namamu?"

"Naruto, Uzumaki Naruto."

"Ng, aku..."

"Sakura?" Sasuke datang kembali dengan keringat yang menetes di pelipisnya."Sasuke, sudah selesai?"

"Hanya sebentar," jawab Sasuke singkat.

Sebentar? Naruto berpikir, jelas-jelas Sasuke berlari secepat mungkin untuk membereskan urusannya kemudian kembali lagi untuk menjemput sang putri, hanya saja sang putri tidak peka untuk menyadarinya."Ayo pulang," ajak Sasuke.

"Ng, eh... Kau tahu? Uzumaki-kun akan sekolah di tempat kita," kata Sakura sambil menunjuk Naruto. Sasuke menoleh, sekilas Naruto merasakan aura yang dingin dari tatapan Sasuke."Uzumaki?"

"Iya, tadi kami sedikit ngobrol---"

"Baru sebentar kutinggal kau sudah ngobrol dengan orang asing?"

Naruto terdiam, betapa posesifnya Sasuke sebagai pacar."Maaf, tadi dia hanya bertanya karena seragamku," jawab Sakura. Sasuke tidak menjawab dan menggenggam bahu Sakura, "Ayo pulang."

Melihat kedua orang itu membuat Naruto menghela napas, "Pasangan aneh."

"Ada apa?" tanya laki-laki yang memakai kacamata hitam.

"Shino, tadi baru saja ada pasangan aneh yang ternyata bersekolah di tempatku nanti."

"Oh, bagus lah kau sudah punya teman sebelum masuk sekolah."

"Bukan, aku tidak mungkin berteman dengan mereka, mereka aneh hahaha."

Malam hari, Naruto membereskan kursi-kursi untuk bersiap menutup toko, saat sedang bersiap-siap, bunyi suara pintu terbuka.

"Maaf, kami sudah..." Naruto terdiam melihat siapa yang datang, "kau..." Wanita yang tadi siang datang.

"Hai..."

"Malam-malam begini? Sendirian?" Tanya Naruto.

"Begitulah..." Jawab Sakura sambil melihat suasana toko.

"Ada perlu apa?" tanya Naruto sambil membalikkan kursi terakhir.

"Hanya penasaran," jawab Sakura, "kau kelas berapa?"

Naruto mengerjapkan kedua matanya dengan cepat, "Hanya itu kau datang lagi ke sini?"

Sakura terlihat grogi mengetuk meja berulang kali, "Sesampainya di rumah tadi, aku terus memikirkan kelas berapa kau di sekolahku, jadi... Aku kembali lagi."

Naruto tersenyun kemudian tertawa, "Ahahaha, kau benar-benar aneh."

"Yah, banyak yang bilang begitu," jawab Sakura sambil terkekeh, "jadi? Kelas berapa?"

"Aku kelas satu, baru saja pindah ke sini." Naruto menjawab sambil membuja topi nya, "kalau kamu?"

"Aku kelas satu, sama denganmu, kau telat masuk tiga bulan."

"Yah, urusan mendadak makanya harus pindah ke sini."

"Begitu... Baiklah, sampai jumpa besok." Begitu Sakura akan keluar..."Tunggu!" Naruto menahannya, "kuantar ya, sudah malam."

Sakura merona, "o-okay."Ini bukan pertama kalinya Sakura behadapan dengan laki-laki, tapi dengan Naruto dia bisa merasakan sesuatu yang beda... Seolah ada perasaan aman pada laki-laki itu. Naruto mengantar Sakura pulang ke rumahnya yang ternyata tidak jauh dari tempatnya bekerja.

"Ini rumahmu?" Tanya Naruto.

"Iya, terima kasih ya sudah mengantarku."

"Sama-sama."

"Sakura!" Seseorang memanggil dari rumah sebelah milik rumah Sakura, sosok laki-laki yang bersender di beranda kamar lantai dua.

"Sasuke-kun!" Sakura melambaikan tangannya.

"Ternyata kau dan pacarmu rumahnya berdampingan, enak sekali hahaha." Naruto mencoba mencairkan suasana yang agak canggung.

Sakura menoleh dengan tatapan kaget, " Eehh!? Aku dan Sasuke-kun tidak pacaran, kami hanya teman kecil, Sasuke-kun sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri."

Naruto terdiam, tatapannya berganti dari Sasuke ke Sakura berulang kali, "Be-benarkah?"

"Hahaha, banyak yang mengira begitu," jawab Sakura.

"Sudah malam! Mau sampai kapan!?" ujar Sasuke dengan suara lantang.

"Iya! Iya! Aku masuk!" Jawab Sakura.

"Teman yang protektif, haha," ucap Naruto.

"Begitulah, kalau begitu... Sampai besok."

"Yap, sampai besok."

Naruto pergi melangkah pulang meninggalkan Sakura yang sudah masuk ke dalam rumah.Di saat Sakura tersenyum sumringah, Naruto pun terlihat berseri, dalam hatinya bersorak ternyata Sasuke bukan pacar Sakura. Ini adalah perasaan suka pada pandangan pertama bagi Naruto dan Sakura, mereka sama-sama merasakan debaran setiap kali berdekatan. Sedangkan Sasuke masih bersender di berandanya, menatap tajam sosok Naruto yang perlahan hilang sambil menggertakkan giginya, "Cih, bajingan!" . .

.

TBC

.

Our ChoiceWhere stories live. Discover now