Nyonya Rybeca dan Tasyapun sampai di rumah namun, Tasya belum bangun dari tidurnya dan entah karena apa nyonya Rybeca tak tega untuk membangunkan Tasya. Dan tanpa aba-aba atau fikir dua kali, nyonya Rybecapun menggendong Tasya ke dalam rumahnya.
"Ya tuhan mengapa kasih sayang ini terus tumbuh, mengapa diriku makin menyayangi anak ini. Aku takut tuhan jika harus ditinggal olehnya." doa nyonya Rybeca dalam hati sembari membaringkan Tasya di kasurnya.
"Tasya mamah mohon jangan pergi tinggalin mamah yaa, mamah tak ingin engkau seperti anak - anak mamah yang pergi meninggalkan mamah karena umat muslim." ucap nyonya Rybeca lalu mencium kening Tasya dengan penuh kasih sayang.
***
Esok harinyaTerlihat Tasya yang sedang menyiram bunga mawar kesayangan nyonya Rybeca.
"Mhmhmh, bunga-bunga terus tumbuh menjadi cantik seperti akuu uuu uu uuu..." bait lagu yang dibuat sendiri oleh Tasya yang disenandungkan dengan suara lucunya, membuat siapa saja yang mendengarnya tertawa, itulah yang terjadi dengan nyonya Rybeca saat mendengar Tasya menyanyi tanpa nada dan lirik yang jelas.
"Lagi apa ini anak mamah yang cantik?" ujar nyonya Rybeca.
"Itu mah, ahh mamah bikin aku malu deh." ucap Tasya tertunduk malu dengan tingkahnya mulai ngawur.
"tidak apa-apa ko sweety, lagunya lucu." ledek nyonya Rybeca yang membuat pipi Tasya mengembang serta membuat Tasya makin lucu.
.
.
.
.
.
Seketika....
"Tasyaa, Tasyaa...." terdengar suara lenting yang cukup bagus dari kejauhan.
"Iyaaa, siapa yaa?" ucap Tasya yang berjalan keluar dari pagar.Terlihat gadis cantik berpakaian brandalan dengan umur yang sebaya dengan Tasya serta tas punggung yang gemuk dibawanya, datang kehadapan Tasya dengan air mata sudah berlinang bahkan terlihat sekali bahwa matanya merah dan bengkak serta bekas pukulan turut menghiasi kesedihan gadis cantik nan malang tersebut.
"Sandra..." ucap Tasya dengan terkejut melihat sahabatnya datang menghampirinya dalam keadaan seperti itu, lalu berlari kecilah Tasya memeluk Sandra dan diikuti tangisan haru Tasya, ditanyalah Sandra oleh Tasya.
"kamu kenapa, mamah dan papah kamu berantem lagi yaa...?, yaudah yuu masuk dulu..." Sandra yang hanya memaku dihadapan Tasya karena tidak enak hati oleh nyonya Rybeca yang sudah memperhatikan mereka dari jauh."Kamu ko diem, udah ayoo masuk... Nanti aku yang ngomong sama mamah."
Ucap Tasya sembari menarik tangan Sandra."Mah aku boleh ajak temen aku masuk ke dalam tidak?" tanya Tasya kepada nyonya Rybeca sembari memasang muka polosnya yang membuat siapa saja yang melihatnya, terbawa suasana dan dapat meluluhkan hati yang beku.
Nyonya Rybeca hanya mengangguk senyum tanpa berkata apa-apa, Tasyapun menangkap sikap nyonya Rybeca sebagai jawaban "iya".
"udah ayoo masuk... Mamah aku udah ngijinin ko." ucap Tasya sembari melempar senyum manisnya ke Sandra.
***
Diantarlah Sandra ke kamarnya, agar dapat leluasa menceritakan apa yang terjadi."Sekarang kamu cerita yaa, apa yang terjadi?" minta Tasya kepada Sandra.
"Jadi gini tas,.." Sandra yang tak sanggup menceritakan semuanya karena amat menyakitkan kejadian itu untuknya.
"Gimana kamu mah bikin penasaran."
ucap Tasya dengan nada sedikit kesal."Mamah dan papah aku berantem lagi, dan saat aku memisahkan keduanya aku terkena pukulan dari keduanya, aku sedih Tasya aku bingung harus ngapain, bahkan mereka tidak memandang adanya aku di rumah itu. Aku bingung harus sama siapa mengadu jika bukan kepadamu, kamu yang selama ini menguatkan kehidupan ku." cerita Sandra dengan penuh kesedihan, tanpa aba-aba Sandra memeluk Tasya diikuti dengan derasnya air mata yang turun kebaju Tasya sehingga membuat basah sebagian sisi baju Tasya.
"Udah kamu sementara menginap aja di sini yaa?... Oh ya kamu udah makan belum?"
"Udah gak usah, aku gak enak ama mamah kamu"
"Gak papa kali, nanti aku yang ngomong ama mamah..."
"Kalau memang boleh, makasih Tasya aku bingung harus gimana kamu yang menguatkan kehidupanku, seandainya kamu gak ada. Aku gak tau apakah aku masih dapat bertahan hidup atau tidak."
"Wush gk usah ngaco kalo ngomong ini semua karena tuhan yang menghadirkan aku dikehidupanmu."
***
senyum bahagia terlihat dari bibir Sandra, terlihat kebahagian hidupnya hanya, kepada Tasya.
"ih kamu ditanya udah makan apa belum." belum lama saat Tasya menanyakan Sandra apa udah makan atau belum terjawablah oleh bunyian suara nyaring dari perut Sandra.
"Tuh kan, aku tau kamu pasti belum makan. Yaudah kamu tunggu sini yaa." perintah Tasya dengan lemparan senyum penuh kasih sayang.
"Maahh, mamaah... Aku ambil makanan yang di meja yaa, buat Sandra temanku." teriak Tasya dengan nyaringnya.
"Iya, ambil aja" jawab nyonya Rybeca dengan suara yang tak kalah nyaring.
***
Berjalan Tasya menuju kamarnya."Sandra, nih kamu makan dulu yaa... Aku mau nanya dulu ama mamah yaa..." ucapan Tasya sembari berjalan menuju keluar.
"Mamah aku mau nanya sama mamah?"
"Kamu pasti mau nanyakan kemamah apa boleh temenmu itu nginap di sini untuk beberapa hari?" ucap nyonya Rybeca yang udah tau maksud dan tujuan Tasya.
"Iya ko mamah tau sihh, jadi boleh tidak mah?" ucap Tasya dengan muka polos andalannya.
"Hhuuh" hela napas nyonya Rybeca
"Yaudah deh, demi anak kesayangan mamah senang, mamah izinin..." ucap nyonya Rybeca dengan berat hati, kenyataannya nyonya Rybeca amat tidak suka jika Tasya membawa temannya ke rumahnya karena itu akan merepotkan untuk dirinya.Tasya berjalan menuju kamar memberi tau kepada Sandra bahwa ia boleh menginap beberapa hari di rumahnya.
"Sandraa, kamu dibolehin nginep di sini."
"Yang bener kamu, aduh makasih yaa. Aku ngerepotin kamu lagi kan..."
"Gak ko, kamukan sahabat kesayangan aku, gimanapun kamu berhak bahagia. Jika di rumahmu tidak mendapatkan kebahagian, aku siap membagi kebahagian untukmu di manapun itu tempat dan suasananya."
Sandra yang tersenyum bahagia dengan sigap memeluk kembali Tasya. Tasyapun membalas pelukan Sandra dengan penuh kasih sayang
Hehehe, afwan yaa lama updatenya tapi belum dua minggu kan :v. Keterlambatan update karena anna sedang fokus untuk ukkbk dulu nih. Jangan bosen yaa dengan cerita anna, anna tunggu minggu depan ya ukhwah fillah. Semoga cerita inj bermanfaat, jazakamullah khairan katsiran
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Hijrah
Espiritualseorang gadis cantik yang bernama Anatasya Luciana, benci sekali dengan islam entah karena apa alasannya namun, entah mengapa Tasya jadi ingin sekali mendapat maaf dari orang islam agar ia bisa istiqomah seterusnya diagama islam. Akankah tasya menda...