"Azriel?! " ujar Vino seraya menuruni tangga.
"Vara mana? " tanya cowok yang sedari tadi duduk di sofa, tak lain dan tak bukan ialah Azriel.
"Diatas noh, lagi tidur" Vino lalu duduk di bagian dari sofa yang diduduki oleh Azriel. "Da apaan? " Vino menyandarkan kepalanya di kepala sofa.
"Gapapa" Azriel menatap sekilas Vino sebelum membuang pandangannya.
"Lo ada masalah kayaknya? " Azriel membuang nafasnya kasar sebelum menyandarkan kepalanya seperti yang dilakukan Vino. "Okelah, kalo lo gak mau cerita" ujar Vino setelah mengetahui gerak-gerik Azriel.
Sementara itu di tempat lain..
"Makasih banget Azriel bunganya, gue suka banget deh!! " ujar cewek cantik yang sedang memakai dress warna merah buah plum ini.
"Vara aku sayang kamu" ujar cowok yang diyakini bernama Azriel itu. Yang dibilang sayang merasa senang dan blushing. Namun kesenangan ini tak lama sebelum akhirnya si cowok berucap "kita PUTUS "
Kesenangan dan kebahagiaan yang dirasakan Vara, hanya dengan hitungan detik dapat berubah menjadi kesedihan. Apa benar ia tak salah dengar? "Apa maksud kamu Azriel? Kamu bercanda kan? " ucapnya tak percaya.
"Kita akhiri semuanya! Kita putus! " ucap Azriel sekali lagi. Setetes air dari pelupuk mata pun mulai berjatuhan di pipi Vara. Seikat bunga Mawar merah yang dibawanya sedari tadi tiba-tiba berubah menjadi layu dengan sangat cepat. Sosok Azriel tiba-tiba menjauh lalu menghilang tanpa jejak.
"Azriel.. "
"Azriel.. "
"AZRIEL!!! " teriakan lolos dari bibir mungilnya. Vara bangun dari ranjangnya dengan pelipis yang dipenuhi dengan air keringatnya.
"Yaampun, ternyata cuma mimpi" Vara menyapu sekelilingnya dan menemukan gelas kaca berisikan air putih yang diletakan di meja yang jaraknya sangat dekat dengan ranjangnya. Ia pun mengambilnya dan meminumnya sampai habis, tak tersisa. "Tapi kok kayak nyata ya"
Mata Vara tak sengaja menatap jam dinding perpaduan warna putih dan merah jambu "What! Jam sembilan lebih lima belas?! " Vara segera beranjak dari duduknya lalu beralih menuju kamar mandi.Urusan mandi, Vara memang jagonya paling lama. Kira-kira 20 menit, ia baru keluar kamar mandi pribadi yang ada di dalam kamarnya. Setelah berpakaian, ia lalu keluar dari sarangnya.
"Mm, Kak Vino lagi main ps sama siapa tuh? " kata Vara pelan, bahkan pelan sekali. Ia pun menghampiri kakaknya dan sosok laki-laki lain di samping kakaknya itu. Dari dekat ia seperti....
"Azriel?! "
Azriel menoleh kearah suara yang sangat dikenalnya itu lalu segera berdiri " Vara, kita jalan" ucapnya secepat kilat. Perilaku Azriel yang seperti ini membuat pasangan kakak beradik ini mendadak bingung.
"Eh, lo gak mau nerusin nih permainan? " pertanyaan Vino yang diperuntukkan untuk Azriel. "Gak" jawabnya singkat, jelas dan padat.
Vara merasa ada sesuatu yang janggal disini. Sepertinya ada yang aneh dari perilaku Azriel. Apakah Azriel sedang terkena masalah? Musibah? Rumor? Atau.. entahlah ia tak tahu. Yang ia tau kini pacarnya itu kembali berperilaku dingin sedingin kulkas.
******
Di dalam mobilSusana canggung menyelimuti, yang terdengar hanyalah suara khas jalan Raya, apalagi kalau bukan suara kendaraan dan klakson. Vara melirik ke samping, tepatnya ke arah pacarnya yang sama sekali tak mengajaknya mengobrol.
"Azriel? " akhirnya Vara bersuara juga, memecah keheningan mereka.
"Hmm"
"Kita mau kemana? " Azriel menatap lurus ke arah Vara. "Ke pelaminan " goda Azriel menahan tawanya.
"Paan sih! " Vara menundukan kepalanya, menutupi merah di pipinya.
SKIP
Mereka kini telah sampai di salah satu mall di Jakarta. Mall yang cukup ramai, ralat! Mall yang sangat ramai. Dan semua mata kini sedang memandangi kedua insang yang saling bergandengan tangan mesra sambil berjalan ini.
"Gilak Azriel Freya Nicolas ganteng banget! "
"Loh, siapa tuh cewek yang tangannya digandeng? Azriel punya pacar? "
"Yaampun artis kece kayak Azriel udah taken, cakit nih ati! Pacarnya cantik juga lagi! "
"Cantikan juga gue! Azriel liat sinih! "
Azriel seakan sudah biasa mendengar celotehan tentang dirinya. Tapi tidak dengan Vara, gadis itu masih saja menundukan kepalanya. Bukan karna ia malu berpacaran dengan Azriel, mana mungkin ia malu berpacaran dengan Azriel si cowok ganteng, artis, pinter juga, dewasa iya, mapan apalagi! Tapi karna ia masih ragu apakah ia pantas bersanding dengan seorang Azriel Freya Nicolas?
Lamunan Vara buyar ketika cowok disampingnya ini mengangkat dagunya pelan. "Jangan nunduk gitu Tuan Putri, nanti mahkotanya jatuh"
Sumpah demi apa! Perlakuan Azriel yang sangat manis kepadanya membuat ia melayang layang jauh ke angkasa. "Azriel ih!" jawab Vara menyembunyikan pipi meronanya."Kita mau liat film genre apa nih? "
"Pengen liat horor Zriel, tapi juga takut"
"Halah, takut apaan? Ada Azriel juga kan disini"
Mereka berdua pun setuju untuk melihat film bergenre horor. Kini mereka sudah ada di dalam bioskop. Tadi sebelum masuk Azriel sudah membeli popcorn dan minuman untuk mereka berdua.
Film sudah dimulai, Vara sangat serius melihat film bergenre horor itu, matanya pun tak lepas dari layar monitor. Berbeda dengan Azriel yang malah asik mengamati ekspresi wajah Vara yang berubah-ubah, rasanya dengan hanya melihat ekspresi wajah Vara ia sudah tau cerita dari film tersebut.
Di suatu adegan film ini, membuat Vara menutup matanya rapat dengan kedua telapak tangannya bukan hanya kedua matanya saja yang sekarang tak kelihatan bahkan juga wajahnya, karna ia yakin hantu pasti akan keluar, ini jelas mengganggu pandangan Azriel yang sedari tadi menatapnya lekat-lekat.
"Ngapain ditutupin wajahnya?" Azriel melepaskan telapak tangan Vara yang menutupi wajah cantik nya itu pelan namun, mata Vara masih terpejam rapat "liat ke depan layar sekarang Azriel! " ucap Vara masih dengan memejamkan matanya.
Azriel pum segera melihat ke arah layar, dan.....
🍁🍁🍁🍁🍁
Hai readers! Makasih banyak yang udah baca cerita gajelas aku 😂
Aku punya cerita baru loh, cek profil yuk? Judulnya 'Love Letters In Summer'
Tenang aja, cerita ini masih lanjutt kok 🙌🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama
Teen FictionKamu tau apa arti dari Cinta, tapi kamu tak bisa menjaga cintamu. Kamu tau apa itu "perjuangan" tapi matamu terlalu buta untuk melihatnya. Terimakasih sudah membuatku tau apa konsekuensi dari Cinta. Terimakasih untukmu wahai Cinta yang menyakitkan...