.....
"
Kau membelakangi jendela. Aku dibelakangmu. Tengoklah aku keluar jendela.
"
Aku menelan ludah, bulu kudukku berdiri, tubuhku terasa kaku. Aku hanya diam tanpa mengeluarkan gerakan sedikitpun, sampai terdengar suara ketukan di jendela. Aku tak menolehnya. Aku merangkak pelan pelan sambil menutup mataku menuju ke kasur. Sampai di atas kasur, aku memasukkan tubuhku kedalam selimut dan bersembunyi di dalamnya. Mungkin disini adalah tempat persembunyian yang sempurna sembari menunggu pagi tiba. Tubuhku terasa mematung di dalam selimut saking takutnya.
Masuk beberapa SMS lagi dari orang tadi,
"
Kau tidak mau menoleh ya. Sombong sekali dirimu. Janganlah takut dengan rupaku. Kau bisa memanggilku Mbah Jambrong."
"
Jangan pikir aku hanya khayalanmu. Jangan lupa bahwa setan bisa menjelma menjadi apa saja. Jadi, berdirinya aku di sini untuk menunjukkan padamu seperti apa rupa setan yang sering kau sebut untuk menakuti anakku."
"
Jangan takut padaku. Aku tak akan menggigitmu..."
"
...tapi membunuhmu"
Aku segera mematikan ponselku agar pesan pesan menakutkan itu tidak terus menerus masuk di inboxku. Aku meringkuk di dalam selimut sambil berdoa agar siapapun yang sedang berada di luar jendela itu lekas pergi. Tapi, ada satu lagi yang mengganjal di pikiranku. Yaitu tentang hubungan seseorang di luar sana dengan Redo. Baiklah, mungkin besok aku akan bertanya kepada ibu.
Kreek, kreeekkkk, kreeeekk...
Terdengar suara kusen jendela yang digaruk garuk.Aku semakin ketakutan.
Suara menggaruk itu terus berbunyi sepanjang malam. Kreek, kreekk, kreeekkk. Suara itu benar benar mengganggu pendengaranku. Aku mengulurkan tangan dan meraba meja kecil di samping kasurku untuk mencari headset. Setelah dapat, aku memasangnya dan menyalakan kembali ponselku.
Aku terkejut setelah melihat ada pemberitahuan 58 pesan diterima. Dan semuanya berasal dari orang yang bernomor pribadi tadi.
Aku menarik nafas panjang. Kuberanikan diri membaca semua pesan SMS itu, aku semakin ketakutan setelah membaca sms itu.
Semua isi dari 58 SMS itu adalah sama, yaitu
"
Tengoklah aku di jendela. Hanya itu. Lalu aku akan pergi."
Cgleg...
Aku menelan ludahKeringat dingin membanjiri tubuhku
Aku hanya diam. Hingga pesan berikutnya masuk,
"
Segera tengok, atau aku akan membunuhmu"
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
MBAH JAMBRONG
HorrorMbah Jambrong, Higga kini nama itu masih terngiang jelas di telingaku, Aku benar benar shock dan takkan pernah bisa kuhapus nama itu dari ingatanku, Jika dulu aku yang mengarang tokoh itu demi menakut-nakuti mendiang adikku, Namun sekarang, Bahkan...