OYR // 1. Tidak Sengaja

45 4 0
                                    

Part pertama yeii, setelah aku unpub waktu itu, dan sekarang ak

Aku baru memulai semua nya lagi, setelah aku kelar dengan urusan ku di kelas 10. Penat? tidak, tentu saja tidak, dengan teman yang dapat menerimaku bergabung dengan mereka membuat ku berpikir mereka sempurna, yah, sedikit alay mungkin.

Aku sedikit sedih waktu itu, bagaimana tidak, kita sudah seperti keluarga satu tahun berjalan ini, tapi kenapa malah di pencar lagi? Dan aku selalu ingin menangis saat aku teringat segala kegiatan yang telah aku dan semua teman lakukan pada waktu kelas 10 dulu, tiba-tiba saja air mata ku turun, walau hanya setetes. Dan aku bingung bukankah hanya sekedar pindah kelas? Bukankah aku tidak sepenuhnya pergi? Ya ya, aku terlalu lebay untuk itu. Oke fix, aku lebay.

Ya, aku menemukan suasana baru dengan kelas yang baru, temanku berganti, meskipun masih ada yang bersama ku, jadi aku tidak canggung saat masuk ke dalam ruang kelas 11 waktu itu, kelas yang bisa dibilang paling pojok tapi juga tidak, karena masih ada kelas di samping kelas ku, ada sekitar 7 orang yang sekelas dengan ku dulu, setidaknya ada yang aku ajak bicara lah.(basa basi -,- tidak tidak).

Awal pertemuan dengan teman-teman yang sedikit asing, meskipun satu sekolah masih saja terlihat asing, bagaimana tidak, akan kah aku mengenal seluruh orang di sekolah ini? Aku sudah banyak dengan rumus, haruskah ditambah lagi? Arrgghh,, aku tak sanggup untuk itu. Biarkan aku kenal dan hafal dengan sendirinya-,-.

Denting piano, kala jemari menari

Nada merambat pelan

Dikesunyian malam

Saat datang rintik hujan

Bersama dengan bayang, yang pernah terlupakan

Untuk kembali padanya

Seribu kata menggoda

Seribu sesal didepan mata

Seperti menjelma

Saat aku tertawa, kala memberimu dosa

Oo... Maafkanlah
Rasa sesal didasar hati

Diam tak mau pergi

Haruskah aku lari dari

Kenyataan ini

Pernah kumencoba

Tuk sembunyi

Namun senyummu tetap mengikuti.

Aku tiba tiba diam, kenapa bel masuk sekolah menjadi lagu tak terlupakan ariel ft iwan fals yah, tanya ku bingung. Tiba-tiba juga aku kembali mendengar lagu itu kenapa lagu ini diulang-ulang, apa nggak ada yang lebih keren dari pada lagu ini? tanya ku mulai bingung, ditambah aku yang berjalan sendiri menuju kelas yang membuatku lelah itu. Aku berhenti sejenak, jika sudah masuk kenapa mereka tetap santai jalannya, biasanya kan sampai menubruk-nubruk. Lagu itu terdengar untuk ketiga kalinya, apa benar ini sekolah nggak punya stok yang lain??
Tiba-tiba,,,,

Dug,,,

"aduh,,," seseorang menubruk ku hingga oleng hampir jatuh. Saat jatuh kenapa kayak nya anak ini sebegitunya yah ngliat akunya, pikirku."hai,, kenapa ya?"tanya ku padanya, "apa ada yang salah dari diriku?" tanya ku lagi. Sekali lagi aku benci dengan tatapan tajam seperti itu, benci, benci, benci.

"maaf, apa hp mu sedang ada panggilan?" tanyanya aneh padaku. Kenapa dia tanya kayak gitu? "itu" sambil menunjuk kantong seragamku. Aku linglung, aku spontan langsung ngliat saku bajuku, yang memang aku merasakan getar dari tadi, tapi apakah aku se-dungu ini? What!! Tolol sekali aku ini. Sambil memukul dahi ku sendiri, orang yang berada didepan ku sampai melihat tingkah ku dengan tatapan yang tidak seperti tadi, tatapan kasihan, dan aku tidak suka jika orang mengasihani ku, jadi, please, hentikan tatapan itu.

Aku langsung merogoh saku seragamku, "em,, benar saja aku tadi mendengar lagu ini dengan sangat dekat, tapi yang lain biasa aja, ternyata ini hanya ringtone dari hp ku aja toh, kirain tadi bel sekolah yang diganti agar semua siswa tau, bahwa ada kegalauan disekolah" dengan tampang yang ku pasang se-polos mungkin agar tidak di tertawain, tapi sebaliknya, dia malah tertawa sangat kencang, sampai-sampai orang-orang disekitar ingin mengetahuinya.

"apa itu termasuk kebiasaanmu?" tanyanya padaku, tapi mungkin tidak memerlukan jawaban, karna sebelum aku menjawab dia langsung melanjutkan lagi, "hilangkan kebiasaan mu itu kalau kau tidak mau ditertawakan lagi, oleh ku atau yang lain" setelah itu dia pergi,,

"tap,,,,," krik krik krik. "Dasar nggak punya hati, mau njawab tambah ngloyor pergi" umpatku.

Seakan kembali kemasa 10tahun yang lalu. Anak yang selalu dipikranku sampai saat ini masih mengingatkan akan dirinya. Wajah manisnya, lucunya, tak terkadang pula membuat ku menangis, bahkan malu.

Tapi, selalu ada caranya membuatku tersenyum. Senyumnya yang menjadi obat untukku. Senyumnya yang bisa menjadi bahagiaku.

Seakan aku melihat senyuman itu lagi, setelah bertahun-tahun lamanya.

Aku langsung tersadar. Apa-apaan aku. "udah ah" aku langsung menuju kelasku.

Lagi-lagi aku kembali merutuki diriku ini, karena terlalu baper untuk lagu yang satu ini. Dan aku baru inget apakah pantas lirik itu berdering di ponsel ku, serasa aneh. Semacam, ah, aku tak mau mebahas. Akan ku ganti kau sesampainya aku dikelas. Aku melanjutkan berjalan ke kelas. Untung hanya dia yang melihat.

"huft!! terima kasih, YaAllah, Kau masih bersamaku" senyumku mengembang disela-sela itu. Hemm.

------------

kalau kalian penasaran vote dong atau komen. Sebelumnya terima kasih banyak. Kasih kritik or saran dong :)

One Your Reason ( On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang