Chapter - 1
-----
Shin Jung In, gadis itu tersenyum sambil memandangi wajahnya dari pantulan cermin.
Tangan mungilnya meraih lipstik berwarna pink muda, kemudian diusapkannya kebibir tipisnya.
Bedak, aisedow, dan blash on, wajahnya terlihat sempurna usai mendapat polesan tipis dari ketiga make up tersebut. Ditambah lipstik dengan warna yang segar, membuat penampilannya semakin terlihat cerah.
"Shin Jung In, kau pasti bisa. Figthing!" Gumamnya menyemangati dirinya sendiri.
Yah, hari ini adalah hari terakhir setelah sebelumnya sudah dua kali menjalani interview di perusahaan tempatnya melamar pekerjaan. Dan hari ini adalah penentuan apakah dirinya diterima bekerja, atau malah sebaliknya.
Jung In menghela napas dalam. Mengatur lagi keadaan hatinya agar bisa setenang mungkin. Hari ini adalah hari keramat. Dia tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun. Tidak boleh. Kabarnya, Presiden Direktur dari perusahaan tersebut, baru akan kembali dari Los Angles, Amerika, hari ini. Dan bisa jadi, interview terakhir ini akan mempertemukan gadis itu dengan calon Presdirnya.
Sekali lagi Jung In terlihat sibuk merapikan penampilannya. Rambutnya yang ia biarakan terurai, membuat gadis itu terlihat sangat natural.
Dan semoga saja, penampilan yang menarik itu bisa sedikit menunjang keberuntungannya hari ini.
"Geuriwo geuriwoso
Geudega geuriwoso
Neil nan honjasoman
Geudereul bureugo bullobwayo
Bogopa bogopaso"
Lagu dari Jung Young Hwa yang menjadi nada dering panggilan di ponsel Jung In berdering.
Dengan sigap gadis itu mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari sang ibu.
"Em?" Jung In menyapa dengan malas.
"Eomma harap kau berhasil hari ini. Yah... meskipun pendapatanmu tentu tidak seberapa, tapi setidaknya kau bisa membiayai kehidupanmu di Seoul."
"Ck, tentu saja. Aku bukan hanya akan menghidupi diriku sendiri, tapi juga Jae Sung."
"Jangan sombong. Menjadi sekertaris pribadi, bukan berarti gaji bulananmu akan tinggi. Lebih baik pikirkan kehidupanmu. Tidak perlu memusingkan Jae Sung. Dia sudah sangat baik sekarang."
"Eomma masih bekerja ditempat itu?"
"Wae? Apa aku perlu menjawabnya? tidak perlu mempertanyakan hal yang tidak penting. Semoga berhasil. Kau tau seburuk apapun ibumu, do'a seorang ibu tetap yang terhebat. Bekerjalah dengan baik, dan jadilah wanita hebat seperti yang kau mau."
"Eom--"
Tuut... Tutt...
Belum sempat Jung In menuntaskan kalimatnya, ibunya sudah lebih dulu menutup telepon tersebut.
Gadis itu mendengus kesal. Dari awal dirinya mengatakan akan menjadi sekertaris, kecaman pedas dari sang ibu terus saja mengalir. Tentang gaji bulanan yang kecil, tentang tugas yang tidak kunjung selesai, sampai pelecehan yang kerap dialami sekertaris-sekertaris cantik oleh perilaku atasannya.
Ketiga alasan itu memang benar. Tapi jika mengingat alasan yang ketiga yaitu tentang pelecehan, sampai saat ini Jung In belum mel?ngerti apa maksud dari ucapan ibunya.