14

828 62 1
                                    

Aku terdiam dan menarik nafas panjang.

"Aku sedang membicarakan tentangku, aku orang itu, orang yang datang dari masa depan"
"Mwo? Apa kau sedang bercanda? Tapi kenapa?" suaranya terdengar menahan kalimatnya.

Aku rasa dia tidak bisa memahami ceritaku.

"Kenapa bisa kau ada disini?" tanyanya.
"Sepertinya tanpa sengaja aku melawati portal itu dan sampailah aku disini"

Dia terlihat tidak percaya dan mencoba menenangkan pikirannya.

"Apa kau tidak bisa melihat bajuku saat pertama kali kita bertemu di pasar waktu itu? Bukankah aku menggunakan baju yang berbeda dari pakaian pada umumnya?"

Dia terlihat mengingat.

"Kau lihat alat ini? Ini adalah alat komunikasi masa depan, namanya handphone" kataku sambil memperlihatkan ponselku yang aku ambil dari kantong hanbokku.

"Aku masih tidak bisa memahami ini tapi aku akan mencoba percaya. Dan perasaanku tidak berubah sama sekali, tetap mencintaimu"
"Tapi suatu saat nanti mungkin aku akan pergi meninggalkanmu dan kembali ke asalku, aku tak ingin menyakitimu"
"Aniyo, setidaknya selama disini kau tetap bersamaku dan aku bisa membuatmu bahagia,, walaupun suatu saat nanti kau harus pergi"

Aku hanya diam menatapnya.

"Aku tidak memikirkan nanti, yang aku pikirkan adalah sekarang, dan bersamamu" katanya sambil memelukku.

Saat itu juga aku resmi menjalin hubungan dengan pangeran junmyeon dengan tetap merahasiakan identitasku pada pangeran lain dan orang lain.

"Aghassi, maaf mengganggu, pangeran chanyeol memanggil aghassi untuk pergi ke ruangannya" kata jiryu saat datang dan terlihat terengah-engah.
"Untuk apa chanyeol memanggil nara?" tanya pangeran junmyeon.
"Untuk ini pangeran" jawab jiryu sambil menunjukkan obat yang biasa aku gunakan untuk mengobati pangeran junmyeon.
"Pangeran bilang kalau lengannya terasa sakit lagi, dan dia mau aghassi yang mengobatinya" lanjut jiryu.
"Mwo? Kenapa bisa sakit lagi?" kataku panik dan langsung menyahut obat di tangan jiryu.

Akupun berlari menuju ke kediaman pangeran.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya pangeran junmyeon menghentikanku.
"Ceritanya panjang, nanti saja aku ceritakan setelah aku mengobati pangeran junmyeon, ne!"

Sampai disana aku melihat unnie berada di sana
~
~author pov
@beberapa waktu yang lalu saat permaisuri hong datang ke ruangan pangeran chanyeol.

Pagi itu permaisuri datang ke ruangan pangeran chanyeol untuk meminta penjelasan tetang kedekatannya dengan nara.

"Permisi pangeran maaf jika saya mengganggu anda, ada hal yang ingin saya bicarakan" kata permaisuri

Namun pangeran tetap diam saja.

"Saya mohon untuk tidak melibatkan nara dalam masalah kita, dia tidak terlibat dan tidak tau apa-apa tentang itu!" kata permaisuri.
"Anda salah, saya benar-benar ingin lebih dekat dengan nara, permaisuri hong.."

Entah kenapa rasa sakit langsung menyelimuti hati permaisuri. Pernyataan pangeran tentang kedekatannya dengan nara yang sudah dianggapnya sebagai adik, ditambah lagi panggilan pangeran padanya "permaisuri", ya kata itu yang menambah penyesalannya.
~
~nara pov

"Unnie? Ah maksud saya permaisuri kenapa ada disini?" tanyaku.
"Hanya melihat keadaan pangeran saja" jawab unnie.
"Chanyeol-ah, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya pangeran junmyeon.
"Karena nara sudah datang aku harap kalian keluar, agar dia bisa mengobatiku!" perintah pangeran chanyeol yang mengacuhkan pertanyaan pangeran junmyeon.
"Siero! Aku akan menunggu nara disini!" sergah pangeran junmyeon.
"Apa kau tidak mendengar, hyung? Keluar!!" suara pangeran chanyeol meninggi.
"Gwaenchana, kalian bisa  keluar aku mohon jangan membuat suasana jadi lebih rumit" kataku pada pangeran junmyeon, karena unnie memilih untuk meninggalakan lebih dulu.
"Tapi jelaskan apa yang terjadi, baru aku akan pergi" pangeran junmyeon tetap teguh dengan pilihannya.
"Bukannya aku sudah bilang "nanti" nanti akan aku ceritakan apa kau tidak percaya? Aku mohon keluarlah!"

Pangeran junmyeon pun keluar dengan wajah terlihat kesal.

"Kau puas membuat kecewa mereka? Sebenarnya apa yang terjadi? Bukankah lukamu sudahh... Aigooo kenapa bisa seperti ini?"

Aku terkejut melihat luka di tubuh pangeran junmyeon, luka itu bukan luka lama tapi luka baru dan ada banyak.

"Kenapa lukanya ada dimana-mana? Apa yang terjadi?"
"Diamlah dan cepat obati!"

Aku menurutinya untuk mengobati dan tidak bertanya.

"Kau bilang, seseorang pasti merasakan dihianati dan menghianati, kecewa dan mengecewakan. Tapi apa yang terjadi jika seseorang itu tidak pernah mengecewakan tapi dia dikecawakan sangat dalam?" tanya pangeran junmyeon tiba-tiba.
"Itulah manusia, egoisnya manusia, dia hanya merasakan yang dia rasakan. Dia mengecewakan seseorang tanpa dia sadari, dan mendapat pembalasan yang lebih dan menutup perilakunya yang juga salah. Pasti mereka juga berfikir kalau dia tidak pernah mengecewakan orang itu, tapi kenapa dia menyakitiku. Aku tanya, apa pembalasan atas kesalahan seseorang harus orang itu juga yang membalasanya? Tidak bukan, bisa saja melalui orang lain" jelasku sambil tetap mengobatinya.

"Jadi?"
"Jadi orang itu harus mengevaluasi dirinya sendiri,,, selesai, aku akan membuat obat untuk kau minum, agar lukamu tidak terinfeksi" kataku sambil berdiri membereskan perlatan dan obat.

"Mulai hari ini kamu adalah tabibku!"
"Mwo? Kenapa?"
"Karena aku percaya obat-obat yang kamu buat"
"Tunggu-tunggu aku tidak mau, lagi pula itu hanya obat biasa yang bisa di temui dan dibuat dengan mudah, akan aku buatkan resepnya"
"Aniyo! Baca ini, ini surat perintah dari Raja untuk kamu"

Aku menerima gulungan itu dan ternyata Raja menugaskanku untuk menjadi tabibnya.

"Ahhh jinjja! Hari ini pengobatan selesai jadi saya pamit" aku langsung keluar tanpa menunggu izinnya.

'Yang benar saja, seenaknya saja memperbudak orang, padahal akukan adik dari permaisuri'

"Nara!" panggil seseorang di balik tembok, suara pangeran junmyeon.

Aku menoleh dan benar saja pangeran junmyeon berdiri didekat pintu keluar.

"Pangeran? Maaf tadi aku mengusir pangeran"
"Ne gwaenchana, jadi sekarang tolong ceritakan"

Akupun menceritakan dari awal pangeran chanyeol menolongku saat perampokan itu hingga dia menetapkan aku sebagai tabibnya.

"Ahh..dia berulah lagi, maaf aku tidak bisa membantumu selain itu perintah Raja, emosi chanyeol juga sangat sulit dikendalikan jika dia sudah marah, maka semuanya akan dimusnahkannya, aku harap kamu hati-hati dengannya"
"Gwaenchana, aku bisa menjaga diri"

@esok harinya

Entah kenapa semalam aku bermimpi bertemu seseorang yang bisa mengantarakanku kembali ke asalku. Aku berniat menceritakan mimpi ini pada unnie. Akupun mencari unnie, ternyata unnie sedang berada di Taman.

"Unnie!!" panggilku
"Ahh nara-ya, ada apa?"
"Unnie aku ingin bertanya"
"Tanyakan saja"
"Emm apa unnie pernah mendengar tentang kakek yang sakti dan bisa berpindah tempat kemanapun yang dia inginkan?"
"Memangnya ada yang seperti itu? Aku belum pernah mendengarnya, memangnya kenapa?"
"Aku bermimpi tentang kakek itu, dia bisa membawaku kembali ke tempat asalaku"
"Apa kau benar-benar ingin kembali?"

LOST IN TIME : LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang