Chapter 17

50 3 1
                                    

Zen Pov

"Aku iri padamu"
Kataku sambil membaca bukuku tampa meliriknya.

"Apa?"

"Ngak! Lupakanlah"

"Iri padaku?...kenapa?"

Aku pun meliriknya sesaat dan menarik napasku berat sambil bersandar pada kursi kerjaku dan menutup wajahku memakai buku yang ku baca.

"Karena..."

"Kau punya seseorang yang selalu menunggumu"

"Kau..punya keluarga yang akan selalu ada di sisimu, menunggumu pulang di rumah,berharap akan di bawakan permen,coklat,boneka,dan hadiah lainnya darimu"

"Juga"
"Menginginkan kehadiranmu"

"Itulah mengapa...terkadang aku iri padamu james"

James pun terdiam dan menatapku. Dia seperti sedang memikirkan suatu hal di dalam benaknya.

Ia pun menarik napasnya berat.

"Aku...sama sekali tidak menyangka"

"Iri padaku...hah"

"Wah aku pasti salah dengar!"

"Bisa-bisanya aku mendengar seorang pria ganteng dan tajir sepertimu iri pada seorang ayah dua anak yang idiot seperti ku"

"Wah! Pasti ada masalah dengan otakku!"

"Ya aku pasti gila...itulah jawabannya haha"

"Ck..kau ini,kau tidak salah dengar idiot."Kataku sambil menutup buku yang ku baca dengan keras hingga menimbulkan suara.

James pun memandangku dengan smrik bibirnya dan menaruh tangannya di belakang telinganya.

"apaaaaa?!"
"Aku tidak dengar?"
"Coba katakan lagi?. Coba katakan padaku dari awal mengapa kau iri?!"

Ya, dia berusaha mempermainkan aku.

"Ck...kau mengesalkan. Sudahlah! Anggap aja aku ngak bicara padamu tadi. Aku menarik kata-kataku"

"Oke" kata james mengalah.

"Sekarang sudah jam 05.00 pagi sana pulang!"Pintahku padanya.

"Ah ya kau benar dahh"

james akhirnya berdiri dari sofa lalu menuju pintu keluar.
Akan tetapi,  langkahnya tiba-tiba berhenti dan berbalik lagi kearahku

"Aumm apa kau juga mau memberi hadiah untuk putriku?"

"Ha kau ngomong apa?"

"Tidak aku hanya bertanya saja karena dia juga mengagumimu"

"Apa katamu?"

"Oh ah ngak jadi aku balik ya"

"Hmmm"

"Baiklah"


"Benarkah?!" Kata James dan berbalik seketika

"Aku akan berikan hadiah untukkya jadi sana pulang!"

Ia pun akhirnya tersenyum kegirangan dan pulang meninggalkan rumahku.

"Dasar, udah punya anak tapi tingkahnya sama aja"

Kataku tersenyum.

Aku pun menarik napasku perlahan dan mengambil smartphone milikku dan membuka aplikasi google lalu mencari...

"Nomor telpon toko mainan anak-anak terdekat"

Aku pun melihat - lihat beberapa nomor telepon toko mainan anak - anak dan memilih toko yang katanya paling terkenal.

The Story Love Girl AncientTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang