Prolog

82 12 25
                                    

Malam yang panjang itu hanya akan membekas di ingatan sosok yang kini tengah berkelana entah kemana dengan pikirannya. Tidak satupun ingatan itu akan hilang dari kepalanya, walaupun orang-orang tahu hal itu telah berlangsung begitu lama.

Bahkan sosok yang dulunya dikenal begitu ramah, kini entah mengapa bertransformasi menjadi sosok yang pendiam, dingin, dan tak jarang akan melemparkan tatapan sinis pada orang-orang yang ada di dekatnya. Dan jangan lupa, nada bicara yang terkesan sarkastis membuat orang-orang malas hanya sekedar bicara padanya. Tapi itu bukanlah masalah baginya, bahkan ia memang berharap begitu dari dulu.

Perubahan yang begitu drastis membuat masyarakat di mana ia tinggal bertanya-tanya mengapa gadis ramah seperti dia berubah seperti ini. Tapi, beberapa orang tahu mengapa ia menjadi seperti sekarang--mungkin.

Lelah dengan pikiran yang begitu menyiksa, yang lama-lama bisa membunuhnya, ia pun beranjak dari duduknya, memandang lurus ke depan dan menyeringai tajam. Namun lagi-lagi ia berpikir ia tak akan bisa melakukan apa-apa selain mengikuti jalan yang telah ditentukan Dewa.

Dan ingatlah sampai kapanpun..

Ia tidak percaya dengan yang namanya takdir, tetapi peristiwa-peristiwa yang telah ia alami adalah bukti nyata bahwa ia harus mengubah persepsinya selama ini.

Kini...
Ia percaya takdir
Ia pasrah akan takdir
Ia tidak bisa melakukan apa-apa karena itu adalah takdir. Tetapi ia begitu percaya akan satu hal.
Satu hal yang ia pegang teguh sedari kecil.

Cahaya bulan
Ya...
Cahaya bulan yang akan menjadi penuntunnya dalam usaha mengubah takdir, walaupun ia tidak yakin akan hal itu.
***

Ikuti terus ceritanya...

The Secret Of MoonlightWhere stories live. Discover now