Typo everywhere
.
.
.
.
.
.
.
.Author POV
Setelah bekerja selama satu malam maka gudang penyimpanan senjata, perhiasan serta barang barang gelap lainnya berhasil diamankan ditempat penyimpanan mereka yang lainnya. Daniel bersama lea dan san kembali ke area permukiman kumuh yang merupakan salah satu markas darurat mereka."Dimana gadis itu?" tanya daniel saat melihat chen membukakan pintu
"Diruang bawah tanah bos" jawab chen
"Baiklah, aku akan melihatnya"
"Bagaimana dengan daehan, apakah dia sudah pergi kesekolahnya?" tanya daniel
"Sudah daniel, kalian makanlah dulu aku sudah membuat sarapan untuk kalian" sahut chen
"Terimakasih chen" sahut daniel
"Apakah ada kopi hitan untukku chen?" tanya lea
"Tentu saja lea, kamu tidak perlu bertanya itu karena aku pasti akan selalu membuatkannya untukmu" sahut chen sambil berlalu.
"Heh.. Lea, kurasa chen menyukaimu" ucap sam
"Ah, itu perasaanmu saja sam. Cewek dingin itu tidak mungkin menyukaiku. Kurasa dia lebih menyukaimu"
"Dia tidak mungkin memilihku"
"Kalau bukan kamu ya pasti bos kita yang tampan ini yang jadi sasarannya" ucap sam
"Hahahaha" lea tertawa mendengarkan ucapan sam.
"Apa katamu barusan sam?" daniel menatap sam dengan tajam.
"Hehe bercanda bos, tertawa itu bagus untuk kesehatan" ucap sam yang hanya bisa dibalas oleh dengusan kesal oleh daniel.
"Aku tidak tertarik membicarakan masalah cinta" ucap daniel
"Apa kamu yakin niel? Sepertinya matamu sedikit berbinar saat menatap gadis kecil yang menjadi tawanan kita sekarang. Hahaha" lea kembali tertawa.
"Suka suka kalianlah, aku mau melihat gadis jalang itu apakah dia sudah diberi makan" ucap daniel.
"Tuh sam, kamu dengar sendiri bukan? Daniel bos kita yang terkenal kejam ternyata menaruh perhatian yang begitu besar pada si gadis kecil jalangnya hahahaha"
"Hahaha cinta memang bisa merubah segalanya lea" sahut sam
"Sudahlah... Bisa gila aku mendengarkan kata kata kalian berdua" ucap daniel sambil berlalu sementara dua orang rekannya masih saja menertawakannya
Daniel lalu pergi keruang bawah tanah yang menjadi ruangan rahasia mereka dibangunan tua itu. Dilihatnya gadis yang bernama annisa itu tengah duduk dengan kondisi tangan terikat.
"Apa kamu sudah makan gadis kecil?" tanya daniel.
"Apa pedulimu?" bals annisa
"Aku sudah menyuruhnya makan niel, tapi dia tidak mau makan jadinya aku ikat kembali tangannya" chen tiba tiba muncul dari belakang.
"Oh begitu rupanya, baiklah che. Terimakasih karena kamu sudah mau mengurusnya"
"Sekarang kamu pergilah, biar aku yang mengurus gadis kecil ini" ucap daniel.
"Baiklah, aku akan keatas kalau butuh apa apa panggil saja aku" ucap chen sambil menaiki tangga dan tinggalah daniel dan annisa berdua diruangan bawah tanah.
"Dengar gadis jalang, aku tidak memintamu untuk makan. Tapi aku memaksamu dan ini perintah" ucap daniel.
"Aku tidak mau" balas annisa