Joan? (2)

81 16 1
                                    

Winter, January, 2018

Salju tampak membuat reyok beberapa rumah di gang kecil yang biasa Alera lewati, semakin hari semakin dingin. Ia mengeratkan syal yang semula kendor karena rasa dingin yang menusuk.

“Alera?” Sapa seseorang dari ujung gang
Eoh? Eun Jae-ah?"Alera berlari kecil menyusul suara yang memanggilnya.
“Bagaimana kabarmu?” Tanya Eun Jae sembari berhambur ke pelukan Alera.
“Aku baik. Aku dengar kau sekolah penerbangan, kenapa di rumah?”
“Yah...” Eun Jae menggantungkan kalimatnya
“Lihat saja dengan rumah begini, dengan keadaan seperti ini. Seharusnya kau tau yang tinggal di gang ini orang yang bagaimana. Aku memang berhasil masuk, tapi biayanya? Lagi pula sekarang kan musim dingin” Lanjutnya dengan sedikit kecewa.
“Ah, Mianhae Eun Jae-ah.” (Maafkan aku, Eun Jae)
Gwenchanna. Kau mau kemana?” (Tidak apa-apa)
“Aku mau ke kampus. Ada beberapa barangku yang tertinggal."
“Pergilah, hati-hati, ne?” (Ya?)
Ne, aku akan sering mampir. Galge, annyeong.” (Ya/ aku pergi/bye)

_____________________________________

Alera melangkah pelan menuju gerbang kampusnya. Seoul National University, universitas ternama yang banyak di impikan oleh pelajar di Korea Selatan. Sebenarnya sekarang adalah hari libur musim dingin, tapi ia berniat untuk menemui penjaga kampus untuk membukakan ruang musik karena beberapa barangnya tertinggal selama latihan.
Annyeonghaseo.” (Hai) Sapa Alera pada pria paruh baya yang sedang menggosok-gosok tangannya sambil menikmati minuman panasnya.
“Alera? Ada apa datang kemari?”
“Aku ingin meminta tolong untuk membukakan ruang musik, Pak. Ada beberapa barangku yang tertinggal di sana.”
“Baiklah. Ayo ikut aku.”

______________________________________

Alera segera berlari masuk ke dalam ruang musik untuk mencari barangnya yang tertinggal.
“Tidak ada?” Alera mengerjapkan matanya beberapa kali karena barang itu tak ada di tempatnya. Ia berusaha mencari, membuka beberapa lemari kecil dan
“Ketemu!” Ucapnya dengan semangat. Itu adalah barang pemberian Joan yang selalu di kenakan Alera saat musim dingin, masker wajah. Ya, masker wajah. Alera akan sering bersin saat musim dingin jika tak menutupi hidungnya. Itu yang ia rasakan saat ini, bersin dan bersin, membuat hidung nya semakin merah karena gatal juga membuatnya 3x lipat lebih menggemaskan.
“Aku pikir aku akan di habisi Joan kalau tidak ketemu.” Ucapnya sambil keluar dari ruang musik lalu menguncinya.

______________________________________

“Aku datang, Bibi.”
Wasseo?” (Kau datang?)
Alera menganggukkan kepalanya beberapa kali
“Masih belum bangun juga, ya?” Alera menatap sedih pada pria yang masih terbaring lemah selama 1 tahun itu. Ia bahkan sempat menyerah untuk menunggu Joan bangun dan berusaha membesarkan hati jika sewaktu-waktu layar monitor itu tak menunjukkan detak jantungnya.

Masih teringat jelas ketika Joan menyanyikan lagu untuknya di atap restoran itu. Sudah satu tahun berlalu, dan ia lewati satu tahun ini tanpa candaan Joan yang kadang keterlaluan.
Bogoshipda.” (Aku merindukanmu) tak terasa air mata jatuh perlahan membasahi pipi Alera.
“Lihatlah dirimu Joan, rambutmu semakin panjang dan rambut emas mu mulai terlihat di puncak kepalamu. Kalau kau bangun, kita ke salon, eoh?” Ia terisak pelan
“Bangunlah, kumohon.” Ia membenamkamkan wajahnya di samping ranjang Joan dan terlihat punggungnya yang bergetar karena menahan tangis yang semakin menjadi.
“Alera?” terdengar suara yang memanggil Alera, Alera masih tetap membenamkan wajahnya
“Bangunlah Joan, aku pikir aku gila karena mendengar suaramu. Kau tahu ini hari yang berat, hari ini begitu dingin dan hatiku juga terasa beku” Ucapnya masih dengan isakan yang kian keras.
Pabo.” (Bodoh)
Alera mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat Joan sudah menatapnya dengan senyum manis yang terukir di bibir pucatnya.
“Jo-jo-joan!!!!” Alera beranjak dari duduknya dengan cepat dan memeluk Joan dengan erat.
Pabo-ya, panggilkan aku dokter.” (Bodoh ya) Ucap Joan dengan lemas.
Alera lalu melepaskan pelukannya dan memencet tombol untuk memanggil dokter. Bersamaan dengan itu pula bibi masuk ke ruangan itu dan terlihat sangat amat bahagia.

To be continued..

Cie, Joan udah bangun wkwk

Loves,
Iza

From Lukover to SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang