-Two-

11.8K 1K 10
                                    

Cinta bagaikan dinegri dongeng, merupakan sebuah cerita fiktif yang sepertinya sangat jauh berbeda dengan kisah kehidupan nyata. Seperti cerita di novel. Cerita antar pria dan wanita yang ditentang kedua orangtua, pasti akan bersatu bila adanya keteguhan hati masing-masing antar keduanya. Mereka menyebutnya sebagai cinta sejati.

Tapi, apa yang Sagi dapatkan saat ini, sangat jauh berbeda dengan apa yang sering ia idam-idamkan sejak kecil. Bahkan harapan cintanya bersama Julian-yang ia pikir akan mampu merobohkan benteng pertahanan Papinya dalam menentang hubungan mereka, justru merobohkan kepercayaan diri Sagi dalam mencinta. Jelas saja, dulu, ada Daris yang mengatakan bahwa dirinya itu adalah perempuan yang tidak tau malu, karna terus menerus menempel pada Daris, bak lintah yang menyesap darahnya kuat-kuat. Padahal tidak. Sagi hanya diam, memandangi wajah Daris dari jarak yang cukup dekat. Apa itu salah?

Dan Julian. Kenapa dia harus melakukan hal menjijikkan seperti itu terhadap Sagi?

Ch! Meski pun takdir menginginkan mereka memerankan dongeng Romeo dan Juliet, tentu Sagi akan menentangnya lebih keras. Rasanya, tidak tega juga dia harus mengorbankan hidupnya untuk pria model Julian itu! Rugi! Mati saja sendiri!

Lagipula, jika memang Julian tidak sanggup hidup susah demi cintanya pada Sagi, lebih baik dia putuskan saja hubungan mereka, dan kembali pada keluarganya yang kaya raya. Tidak perlu dia menjual dirinya seperti itu pada wanita lain, hanya untuk bertahan hidup! Itu sangat menyakitkan. Masa bodo dengan Sagi yang dianggap sebagai gadis tidak tau diri dengan tidak memperdulikan keadaan Julian saat ini. Dia hanya gadis biasa. Pikirannya masih terbilang dungu, hanya untuk mengetahui segala kesulitan yang tengah menimpa Julian. Dia bahkan tidak tau kalau ternyata orangtua Julian telah mem-blokade-nya untuk masuk keperusahaan manapun.

Dan jika sudah seperti ini, siapa yang ingin ia salahkan?

Dengan air mata yang masih mengalir deras. Minuman berwarna biru terang itu pun tidak sanggup melenyapkan semua amarah Sagi terhadap Julian. Terutama jika saat ini dia sedang menggenggam ponsel pintarnya dengan tangan bergetar. Entah siapa yang mengirimkan video itu padanya. Yang jelas, saat ia berhasil mengunduhnya, dia langsung syok berat. Kakinya seperti tertancap ditanah dan siap menelannya pusat bumi.

Rasa kebas dihatinya menyaksikan video- yang entah sudah berapa kali terputar itu- semakin membuat kedua mata Sagi terasa panas, kering, dan terasa terbakar. Ia ingin berteriak. Tapi tidak disini. Di club ini, dia hanya ingin mencoba meredam semua amarahnya dengan beberapa gelas minuman alkohol yang mereka tawarkan. Tapi sayang, bukan rasa tenang yang ia dapatkan. Justru otaknya-lah yang mulai melenceng kesana kemari membayangkan kenangan pahitnya bersama Julian yang manis. Bukan Julian brengsek seperti yang ada didalam video menjijikan tersebut.

"Aku tidak tau, kalau ternyata hobimu adalah menonton video porno"

Tidak usah berbalik pun, Sagi tau siapa pemilik suara itu. Meski dia baru mendengarnya hari ini, dia sudah cukup kenal dengan suara bass jelek itu ditelinganya. Dia lebih suka menyebutnya bass falsed. Sesuai dengan timing-nya merusak mood Sagi yang memang tinggal kerangkanya saja.

"Seiingatku, aku mengantarmu kerumah orangtuamu sore tadi. Dan bukannya ke club malam seperti ini. Pantas saja Mami-mu cemas saat mengatakan kau belum pulang sejak siang tadi." Ocehan Daris terdengar mengambang. Tidak digubris sama sekali oleh gadis yang masih sibuk meratapi hatinya yang gemeretak menyakitkan. Dan bodohnya, dia tidak juga menghentikan video menjijikkan itu.

"Hei!" Daris yang merasa jengkel dengan sikap Sagi, memilih untuk merebut ponsel itu dari genggaman tangan lemah Sagi. Matanya melebar menyaksikan siapa pria yang tengah mencumbui tubuh telanjang wanita yang ada di video tersebut. Dan dia yakin, kalau saat ini Sagi mungkin sedang...

Let Me Be Yours (Tersedia di PlayStore!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang