Dari sebuah kemustahilan

13 2 2
                                    


kehidupan adalah sebuah keajaiban, kehidupan adalah sebuah anugrah Illahi, tercipta dari sebuah kemustahilan menjadi sebuah kehadiran. ya, engkau memang terlahir dari sebuah kemustahilan, Dialah Allah, tak ada yang mustahil baginya. kebesaran Allah ada pada dirimu, sudahkah kau Melihat, sesungguhnya Engkau adalah bukti itu. Dengan kasih sayang Allah Allah menciptakanMu dari setitis air yang hina yang kemudian menjadi bentuk makhluk Allah yang paling sempurna.

"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. " (Q.S Almu'minun:14)

lalu terlahirlah seorang makhluk mungil dengan membawa tangisan yaitu tangisan bahagia, lalu ditelinga kanan dan kirimu diperdengarkan kalimatullah, yaitu tentang Maha besar Allah dan tiada tuhan selain dia, agar engkau menjadi seorang hamba yang sholih dan sholihah, yang taat kepdaNya dan taat kepada kedua insan tertulus menyayangimu, yaitu Ayah dan Ibu, Abi Dan Umi, Abak dan Amak, Abah dan Ambuk, Papa dan Mama. mendidikmu dengan penuh kesabaran dan kasih sayang sang permata kecilnya, mengelus kepalamu agar engkau tertidur pulas, meninabobokkanmu ditengah malam saat kau terbangun dan menangis, membersihkan popokmu, mengusir nyamuk-nyamuk yang nakal dan menganggu tidurmu yang begitu lelap, memberikan air susunya, ayahmu dengan bangga setiap hari mencari karunia Allah untuk menafkahkan keluarga, agar anak anaknya mampu tumbuh dengan bahagia dan mewujudkan harapannya.

perjalanan kehidupan memanglah berliku, tak selalu damai ibarat sungai tak selamanya tenang, ibarat perahu terkadang oleng. mungkin kehidupan yang kau jalani tak sesuai dengan keinginan hatimu, saat engkau masih kecil kedua orang yang engakau cintai harus berpisah, mungkin selamanya atau hanya menjauh dari jangkauan bumi yang engkau pijak saja. tapi tentunya perpisahan itu turut engkau rasakan kesedihannya, dan mungkin engkau masih bingung dan belum mengerti.

saat engakau sudah beranjak hampir remaja, engkau baru mengerti perpisahan itu, dan bertanya " kemana saja ayah ? "


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 26, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

the best lifeWhere stories live. Discover now