Empat

20 1 0
                                    


'Yok! Dua putaran lagi!' seru Amanda semangat. Dia menyeka keringat di wajahnya. Bajunya udah lepek banget. Ini sudah putaran ke 10 Amanda lari berkeliling... gawang futsal. Aneh banget emang Amanda. Orangnya gak bisa ditebak gitu.

Amanda ini, meskipun cewek, tapi kekuatannya gak kalah sama cowok. Oke, harus ditekankan, dia lebih strong dari kebanyakan cowok. Amanda suka olahraga ekstrem kayak bungee jumping, lempar lembing, makan beling. Entah udah berapa cowok yang gak jadi deketin dia gara-gara ngerasa minder... dan takut keselamatannya terancam.

Oke, sedikit flash back tentang kisah cinta Amanda dan mantannya:

Mantan pertama, kelas 2 SMP. Kabur di hari ulang tahun Amanda. Waktu itu Yogi, mantannya, niat ngasih surprise ke rumahnya sepulang sekolah. Dia udah nyiapin kue, beli balon warna-warni, dateng diem-diem bareng dua sahabat Amanda. Amanda saat itu lagi demen-demennya sama parkour. Dia lagi nyobain salto-salto di rumah (Terserah Amanda aja maunya gimana). Lalu kebetulan begitu Yogi masuk ke dalam rumah, Amanda lagi nyobain butterfly kick. Kebetulan tumit Amanda nyium hidung Yogi. Pulang-pulang Yogi jadi Voldemort.

Mantan kedua, kelas 1 SMA. Amanda mulai sering latihan parkour diem-diem di sekolah. Mantannya diputusin setelah bilang, 'Sayang, kemaren aku liat ada gorilla lompat-lompat di genteng UKS! Keren abis!'

Mantan ketiga, kelas 3 SMA. Duh, yang ini jangan diceritain deh. Kita doain aja sama-sama semoga dia masih sehat wal afiat setelah kejadian itu. Mantan terakhir ini yang bikin Amanda malas pacaran selama kuliah dan fokus untuk belajar bela diri.

Buat yang belum kenal-kenal banget, mungkin tidak akan sadar kalau Amanda ini orangnya sebrutal itu. Tampilannya sama kayak cewek pada umumnya. Yang bikin dia berbeda cuma rambut pendeknya yang dicat jadi warna biru muda.

'Yuk, balik. Capek gue,' ajak Vio, teman lari Amanda.

Amanda membuat kuda-kuda di depan gawang. 'Bentar, bentar...' Dia konsentrasi, mundur beberapa langkah, lalu 'EAAAAARRGGHH!!' Dia menendang tiang bagian kiri. Gawangnya bergeser. Tulang kaki Amanda juga geser dikit. Amanda menggelepar di lantai beton.

'MAN?! LO NGAPAIN ANJIIR CACAT BENER! HAHAHAHAHAH!' Bukannya nolongin, Vio malah motret Amanda yang megangin kaki di lantai.

'SAKIT BANGKEEE?! BANTUIN WOOOY!!'

'HAHAHA BENTAR GUE VIDEOIN DULU!'

Vio akhirnya harus nganterin Amanda dulu. Dan begitulah. Sekarang Amanda berbaring di sofa, dengan Vio yang nempelin es batu ke kaki kanannya. 'Lo ngapain sih lagian? Udah gila lo ya? Banyak gaya siih.'

Vio anaknya perhatian, beda sama Amanda.

'Udah, udah, bentar lagi juga sembuh. Ga usah lebay!'

'Lo pikir lo Naruto?'

'Gue bukan Naruto, tapi pas kuliah gue bisa ada di kantin, tapi absen gue di kelas. Week!'

'ITU MAH TITIP ABSEN YA!'

Di sela-sela pembicaraan, Bu Ami, Nyokapnya Amanda masuk. Mukanya biasa aja, kayak yang udah sering gitu ngeliat tingkah laku anaknya kayak gini. 'Ada titipan nih.' Bu Ami meletakkan sebuah lempengan besi di meja. 'Tadi katanya buat kamu. Dia bilangnya kamu udah pasti tahu dari siapa. Jadi ibu nggak nanya-nanya lagi.'

'Ciyeeee... setelah sekian lama Mandaaa,' ledek Vio. 'Yang ini jangan dipatahin lagi ya idungnya.'

Amanda mengambilbenda itu. Melihat-lihat bentuknya. 'Sumpah gue gatau ini apaan, O.'

BIANGLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang