Sore itu, mendung begitu menyelimuti kota Seoul. Sama halnya seperti perasaan Rana yang saat ini tengah melanda hatinya.
Rana memandangi rintik hujan yang membasahi Seoul dibalik jendela kamarnya. Ia menjadi teringat jika suaminya belum pulang bekerja. Dan, ia sedikit berharap jika Baekhyun belum keluar kantor karena ia tidak ingin Baekhyun menembus hujan saat perjalanan pulang.
"Mama..." tiba-tiba saja Ha Yeon berlari menghampirinya dan memeluk kakinya.
Rana tersenyum menyambut kedatangannya, ia merendahkan tubuhnya dan kemudian berlutut untuk menyamai tingginya dengan Ha Yeon, "Ada apa, sayang?"
"Mama mau lihat surat Papa untuk Tante Taeyeon?"
Pertanyaan Ha Yeon membuat Rana mengerutkan dahinya dan tertegun memandanginya putrinya, "Ha Yeon melihatnya dimana?"
Ha Yeon menggenggam tangan Rana dan mengajaknya pergi hingga sampai ke ruang kerja Baekhyun.
"Disini, Ma..." Ha Yeon menunjuk laptop kerja Baekhyun yang menyala diatas meja.
Rana baru ingat, Baekhyun hanya mengatur mode sleep saat terakhir kali ia memakainya. Laptopnya akan tetap otomatis mati namun tidak menutup seluruh program yang sebelumnya dijalankan. Dan, jika ada waktu senggang Ha Yeon memang suka bermain games dilaptopnya.
Rana tau situasi seperti ini seharusnya Ha Yeon tidak perlu mengetahuinya. "Ha Yeon, sayang. Apa kau sudah mengerjakan tugasmu untuk besok?"
Ha Yeon menggelengkan kepalanya dan mengerucutkan bibirnya, "Aku menunggu Papa pulang."
"Ha Yeon, dengarkan Mama. Papa akan senang jika Ha Yeon belajar untuk mandiri. Papa pasti akan menemanimu belajar walaupun Ha Yeon mengerjakannya sekarang."
"Bagaimana kalau aku tidak belajar sekarang? Apa Papa tidak akan menemaniku belajar lagi?"
Rana hanya tersenyum tanpa menjawab dan mengelus lembut rambut Ha Yeon, "Sekarang Ha Yeon ke kamar ya."
Ha Yeon kemudian mengangguk dan pergi meninggalkan Rana diruang kerja Baekhyun sendirian.
Selepas kepergian Ha Yeon, Rana mengecek laptop Baekhyun dan membaca surat elektronik yang Ha Yeon maksud.
Dear Taeyeon,
Kehadiranmu bagai beribu bintang yang mengisi malam dihatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan kepada Rana. Aku mencintai Rana karena kondisi yang mengharuskanku untuk mencintainya. Terlebih dia adalah Ibu dari putriku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tau apakah aku sungguh-sungguh mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku bertemu dengannya.
Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika masalah-masalah terjadi saat aku dan Rana bertunangan dulu, aku sebenarnya kecewa, tetapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang ku cari untuk hidupku. Aku tetap merasa kesepian meskipun aku telah menikahinya.
Aku tidak tau bagaimana cara untuk mencintai dirinya, seperti aku mencintaimu secara alami.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki-laki yang sangat berkomitmen pernikahanku dengan Rana. Meskipun hatiku terasa hampa, aku akan tetap baik-baik saja. Selama aku bisa melihat Rana bahagia, selama aku bisa memenuhi seluruh permintaan Rana semampuku.
Rana boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaiku yang hanya ku berikan untukmu. Meskipun ada dinding yang menghalangiku padamu, aku hanya berharap bahwa kau mengerti jika, You are my one and only.
Yours,
Baekhyun.
Dikamarnya, Rana merenungkan semua ini.
Selama ini, Baekhyun tidak pernah merasa bahagia dapat hidup bersamanya. Tapi, laki-laki itu tidak mengatakannya sama sekali yang membuat Rana sakit hati.
Baekhyun mencintai Taeyeon dibanding dirinya. Membuat Rana merasa begitu buruk telah menahan Baekhyun selama ini didalam kehidupan yang tidak pernah membuat Baekhyun merasa bahagia.
Jika, Baekhyun dapat mengatakannya, Rana mungkin akan mencari jalan keluar untuk ia bisa melepaskannya. Karena disini, hanya Rana yang menginginkan Baekhyun tetap bersama dirinya.
Selama ini Rana memang dimanjakan oleh Baekhyun. Selalu minta ini dan itu dan Baekhyun akan memberikan semuanya. Tapi, ketika ini, ia sadar jika semua itu Baekhyun lakukan atas dasar untuk memenuhi kebutuhan dirinya saja, bukan sebagai bentuk rasa kasih sayang Baekhyun terhadap dirinya.
To Be Continue~
gimana chapter ini?._.
EDISI FAST UPDATE!ceramah dong dikomen,- seneng aku bacanya kalo ada yang komen kek pidato :3 tau ga? bisa jadi moodbooster untuk para author yang nulis tanpa dibayar kek gini loh wahahahaha...
for honestly, sebenernya aku mau pake OC untuk karakter Taeyeon, karena aku adalah fans munafik dirinya :v ga terlalu suka sih sama dia karena yaaaa you know lah baekhyun stand.-. tapi, aku koleksi lagu-lagunya. steaming videonya. karaoke lagunya malah._. jadi, aku ikhlas jadiin dia cast karena emang karakternya pas kan ya disini? mueheheh...maaf Rana~
untuk panggilan Tante, sebenernya tadinya mau Bibi wkwkwkw...tapi gajadi ahh rada indonesia dikit gapapa lah ya :"v
see you next chapter*\o/*
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
Short Story#3 Marriage Life > 11 Mei 2018 #17 Ficlet > 11 Mei 2018 "Ketika aku mengharapkan sebuah kebahagiaan, seharusnya aku menyadari bahwa "Inilah Kebahagiaanku."" - Byun Baekhyun Cast : Byun Baekhyun, Byun Rana, Byun Ha Yeon, Kim Taeyeon. Length : Ficlet...