§
Damon's POV
*cerita yang di garis miring terjadi sesaat setelah Katie kabur dari sekolah dan bertemu dengan Damon
"Katie, kenapa kau masih mengenakan seragam sekolah, kau-"
"Ya Damon...kau benar aku kabur dari sekolah"
Seolah gadis yang sedang duduk di depanku ini tahu apa yang sedang aku pikirkan, ia memotong ucapanku dan dari garis wajahnya terlihat ia sedang lesu, tetapi tersirat kekesalan pula pada kerutan di dahinya.
"Kau kenapa princess..? hmm?"
Aku mengelus pipinya pelan dan merapihkan anak-anak rambut yang menutupi sedikit wajahnya, sekilas aku tersenyum bahagia, andai saja aku dapat melakukan ini setiap saat, bukan hanya kadang-kadang, bukan hanya ketika ia sedang curhat denganku mengenai orang lain. Jujur aku ingin menjadi yang ada di pikiran Katie, bukan pria lain, bukan Damien, bukan siapapun, bahkan bukan si bedebah Ken itu...
"Aku kesal banget Damon...aku kesal dengan Damien, ia malah membela Stella dan malah memarahiku! Aku tidak tahu kenapa, aku tetap kesal, kesal sekali, entah kenapa hatiku rasanya hancur ketika Damien membentakku, dia kira dia bisa seenaknya gitu denganku hanya karena dia tunanganku? Justru seharusnya karena dia tunanganku dia membelaku dong! Kenapa sih semua membela Stella, cukup kak Ken yang berada di pihak Stella...Damien harus dipihakku! Mengapa tidak ada yang dipihakku!"
Hatiku jujur mencelos ketika Katie mengatakan bahwa Damien tunangannya, ya benar, hatiku mencelos. Hati ini masih saja bisa mencelos ya? Jelas-jelas hati ini sudah sekuat baja! Damon, kau sudah menyimpan rasa cinta mu untuk Katie selama berapa belas tahun hah? Hanya begini saja mah enteng untukmu bukan? Ya, aku harus meyakinkan diriku sendiri, ini bukan apa-apa kok. Masih tunangan...bukan apa-apa...selama janur kuning belum melengkung, engkau masih milik bersama Katie, tidak, kau milikku!
"Damon! Kok bengong! Uhhh kesal!"
Sadar dari lamunanku, gadis di depanku ini malah cemberut dan sudah berkacak pinggang saja, untung aku tidak disiram oleh Katie
"Kata siapa tidak ada yang dipihakmu?"
"Memang seperti itu kenyataannya Damon bodoh!"
Sekarang ia malah menyilangkan tangan di dada. Aku pun dengan lembut mengambil tangannya dan menggenggam kedua tangannya sambil berkata,
"Ada aku princess, akan selalu ada aku, percayalah, akan selalu ada aku..."
"Damon...sungguh bila tak ada kau, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan sekaraang, terimakasih banyak Damon...aku tahu aku dapat selalu mengandalkanmu!"
Mungkin kalian akan menganggap bahwa aku bermaksud akan selalu ada untuk Katie, memang benar! Tetapi sebenarnya ada makna lain yang aku sengaja selipkan di kalimatku barusan. Akan selalu ada aku Katie...akan selalu ada aku dimanapun...bahkan di sela-sela hubunganmu dan Damien...maafkan aku Damien, memang aku sahabatmu...tetapi untuk masalah Katie, engkau ingat janji kita sendiri kan semenjak kita berdua mengetahui perasaan masing-masing dengan Katie, kita berjanji bahwa kita akan fight like a man, kita akan bertarung secara adil dan siapapun yang berhasil menaklukan hati Katie...ia lah yang pantas memiliki Katie.
Katie's POV
"Katie, mau sekalian makan siang?"
Aku sedang berada di dalam mobil Damien, ya, kita pulang bareng hari ini. Mungkin kalian kaget karena kami kan merahasiakan hubungan kami, tetapi kadang Damien memaksaku agar aku pulang bareng dengannya, setelah ia pulang dari rumah sakit memang ia lumayan manja dan ingin terus-terusan berdekatan denganku. Jadi bagi kalian yang yang penasaran bagaimana caranya aku bisa tidak ketahuan saat masuk ke mobil Damien, tentu saja aku menunggu anak-anak lain sudah pulang duluan, HAHA, tidak lucu ya? Maafkan aku. Jadi kebetulan karena Damien juga harus mengerjakan sesuatu di kantor guru, aku pun menunggu nya di toko buku yang letaknya tidak jauh dari sekolahku, dan setelah ia selesai mengurus pekerjaaannya, ia menjemputku di sana, dan percayalah padaku, tidak ada teman sekolahku yang melihat, karena kau tidak akan menemukan mereka di toko buku ini, jarang sekali yang mau ke toko buku tua ini, karena yah, mereka lebih memilih menggunakan gadget ketimbang membaca buku langsung, apalagi buku-buku yang dijual di toko ini adalah buku tua yang mungkin kukumu saja bisa gatal kalau alergi. Tapi aku menyukai toko buku ini, aku sangat suka dengan bau buku-buku lama, begitu pula dengan penampakannya, kertasnya yang sudah mulai menguning dan- ah segalanya aku suka pokonya.
"Umm...aku sudah ada janji dengan Damon...bagaimana?"
Aku kan hari ini ingin melanjutkan misi ku dengan Damon yang sempat tertunda, maaf Damien, tapi hari ini aku tidak bisa makan siang denganmu...
"Ohya?" Damien berpikir sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya, yes aku diizinkan, "Kita makan bareng saja ya"
What?
"Maksudmu, bertiga?"
"Iya benar, kenapa? Kan kalian berdua sahabatku juga, masa aku tidak boleh ikut, Katie Wilson...?"
Aku menelan pelan ludahku, bagaimana ini...apa Damien curiga ya
"Tentu boleh! Masakan kau tidak boleh ikut haha..." kenapa aku gugup sih, kedengarannya kan makin mencurigakan, bodoh kau Katie.
§
Dan disinilah kami bertiga, duduk di restoran yang, yaa tidak jauh lah dari toko buku tadi, memang letakknya di pusat kota sih, jadi ramai, dan aku takut ada yang melihatku, oh Tuhan jangan sampai.
"Kate tidak memberitahuku bahwa kau akan datang Damien?"
Damon tersenyum pada kami berdua dan meletakkan dagunya di atas pangkuan tangannya, sambil memamerkan giginya juga.
Aku sangat suka senyuman Damon, dan tidak sadar aku juga ikut tersenyum padanya, dan ketika aku hendak menjelaskannya pada Damon kenapa Damien bisa ikut, pria yang duduk disebelahku ini malah sudah menjawab Damon duluan.
"Tentu aku datang Damon, aku kan tungangannya, dan namanya Katie, bukan Kate..."
Apa ini? Kok suasananya...apa hanya perasaanku saja ya? Tapi aku merasa Damon tidak senang dengan keberadaan Damien, dan sebaliknya.
"Oh benar juga ya, maafkan aku telah bertanya, dan ya, aku memang terkadang suka memanggilnya Kate kan...? Apa kau keberatan? Apabila kau keberatan aku bisa mulai berhenti mencoba memanggilnya Kate dan-"
"Tentu aku keberatan Damon, dan selain berhenti mencoba memanggilnya Kate, bisa kah kau juga berhenti mencoba bertemu dengannya secara diam-diam tanpa sepengetahuanku Damon? Aku tahu kita bertiga sahabat sejak Katie kecil, dan aku tahu kau juga sahabatku semenjak kita berdua masih belum tahu apa-apa. Tetapi sekarang keadaannya beda Damon, Katie adalah calon istriku, dan aku merasa bahwa kau memiliki intensi untuk mereb-"
"Cukup Damien! Kau ini apa-apan sih?? Damon hanya mengatakan satu kalimat dan kau? Membalasnya dengan perkataan-perkataan yang menyakitkan hati! Apa masalahmu sih? Kau yang tiba-tiba ikut makan siang dengan kami! Kau juga yang marah-marah!"
"Katie? Apakah kau baru saja memarahiku? Kau sudah berani heh melawanku? Dan kau tahu tidak, pria di depan kita ini, adalah pria yang bisa saja merusak hubungan kita berdua! Apakah kau ingin hubungan kita rusak Katie?"
"Kau telah merusaknya duluan Damien! Kau yang selalu marah-marah duluan padaku dan kau tidak mempercayaiku hah? Kau tidak pernah menaruh kepercayaanmu padaku! Bahkan pada Damon hah? Damon itu sahabatmu sendiri dari kecil! Apa-apaan sih kau ini?"
"Cukup Katie, kau menurut padaku, atau tidak sama sekali! Ayo pulang dari sini"
Damien menarik tanganku dengan paksa dan hendak membawaku keluar dari restaurant ini sampai aku keceplosan mengatakan sesuatu yang krusial...ya, kru-si-al.
"Tapi aku sedang kencan Dam!"
"Kencan?!"
Damien dan Damon secara bersamaan bertanya padaku dengan wajah yang, aku tidak dapat deskripsikan. Damon bisa dikatakan wajahnya memerah karena, entahlah, seperti sedang blushing. Berbeda dengan wajah Damien yang aku bisa pastikan walaupun aku buta, Damien wajahnya memerah karena menahan amarah. Amarah yang sangat, sangat, sangat marah.
Vote 30 aku update ya :p
KAMU SEDANG MEMBACA
My Foe Is My Fiance
Novela JuvenilTerkadang hidup tidak berjalan sesuai yang kita inginkan... Misteri di dunia ini, akan terus menghantui kita layaknya tunangan yang super ganteng! Perkenalkan namaku Katie, murid SMA biasa, gak cantik-cantik amat, mempunyai mimpi menjadi istri seora...