chapter 15

73 12 3
                                    

Seokjin saat ini tengah berada di perpustakaan dengan Yoongi duduk disampingnya, awalnya mereka memang ingin mengerjakan tugas tetapi hal itu berubah saat sedari tadi Yoongi menatapnya penuh selidik. Seakan-akan Seokjin tengah menyembunyikan sesuatu yang sangat besar dibelakangnya.

"Ah, jadi apa yang harus ku dengar darimu sekarang Kim?" Tanyanya selidik.

"Memangnya apa yang harus aku katakan?" Balas Seokjin enteng sembari memainkan bolpoin di tangannya.

"Aih, aku serius Seokjin. Kenapa kau tadi?"

"Apanya yang kenapa?"

"Kenapa kau bisa diam tak berkutik seperti itu ketika didepan Jisoo? Tak biasanya seorang Kim Seokjin seperti ini" ucap Yoongi menatap Seokjin sebal.

"Ah itu---" Seokjin terlihat berpikir.

Sebenarnya ia juga bingung ada apa dengannya, kenapa dia bisa seperti itu saat ada Jisoo didepannya.

Mungkin karena aku menyukainya?

"Ah aku juga tidak tau"cengir Seokjin tanpa dosa.

Yoongi menganga mendengar jawaban kawannya itu. Ia tak menyangka kenapa Seokjin bisa terlihat bodoh seperti ini. Mungkin ia habis terbentur dinding tadi. Yoongi menghela napas sebentar dan kembali menatap kawannya itu.

"Kenapa kau jadi bodoh seperti ini sih?" Tanya Yoongi kesal, tapi Seokjin hanya diam dan tetap melanjutkan kegiatannya.

"Ayolah Seokjin, cepat ceritakan padaku" desak Yoongi.

"Hah, baiklah baiklah." Ucap Seokjin final, kemudian menatap Yoongi yang tengah tersenyum sumringah.

"Aku bingung Yoon, entah mengapa jantungku selalu berdegub tak beraturan jika berada di dekat yeoja itu. Entah mengapa aku selalu merasa tertarik dan terjatuh kearah pesona yeoja itu. Aku bingung. Aku tak mengerti." Ucapnya panjang lebar.

"Kau sedang jatuh cinta" ucap Yoongi enteng.

Seokjin terdiam, ia bingung. Ia berpikir apakah benar ia jatuh cinta dengan yeoja itu. Ia perlahan tersenyum. Mungkin benar ia jatuh cinta pada Jisoo. Ya jatuh cinta. Kata itu terus berputar dipikirannya.

Kembali terputar rekaman memori di kepalanya saat pertama kali ia bertemu dengan Jisoo, ya disini. Di perpustakan ini. Saat itu yeoja itu terduduk didepannya dengan novel ditangannya. Ia tersenyum lagi.

"Hey!"

"---Jin, Seokjinn. Hey!"

Tiba-tiba lamunanya terhenti oleh tangan Yoongi yang mengayun didepan wajahnya menyadarkan pikiran Seokjin untuk kembali di dunia nyata.

"Ah iya?" Ia menoleh kearah Yoongi.

"Kau ini kenapa? Tiba-tiba tersenyum seperti orang gila. Aku jadi takut padamu." Ucap Yoongi bergidik dan agak menggeser sedikit duduknya menjauhi Seokjin.

"Yoon, mungkin aku memang benar-benar jatuh cinta pada yeoja itu" ucap Seokjin.

"Sudah kuduga, yasudah kejar saja" ucapnya enteng tanpa menatap Seokjin.

~~~

"Aih, yak. Hoseokie! Pelan-pelan sajaa" ucap Jisoo karena tarikan Hoseok tetapi tak digubris oleh namja itu.

Hoseok marah karena melihat kejadian tadi, dimana Jisoo menyentuh kening Seokjin. Ia cemburu, ya cemburu. Dia tidak akan pernah membiarkan siapapun menyentuh apa saja yang dianggap sebagai miliknya---dan Hoseok sudah mengklaim bahwa Jisoo itu adalah miliknya---jadi wajar saja ia bersikap seperti itu.

Ketika mereka sampai dikantin, Hoseok mendudukan Jisoo dibangku kantin. Ia juga ikut duduk didepan yeoja itu. Ia duduk dan menatap dalam diam yeoja didepannya.

"Kau ini kenapa?" Tanya Jisoo menatap heran Hoseok.

"Aku tidak suka." Balas Hoseok dingin masih menatap tajam kearah Jisoo.

"Hah?"

Jisoo tak mengerti dengan sikap namja didepannya itu. Tak biasanya ia menjadi seperti ini.

"Aku tak suka melihatmu seperti tadi," ucap Hoseok lagi.

"Apa maksudmu?" Tanya Jisoo masih tak mengerti.

"Apa ucapanku kurang jelas untukmu?" Balas Hoseok lagi masih dalam mode dinginnya.

"Sungguh Hoseokie, aku tak mengerti" jujur Jisoo.

"Aku tak suka melihatmu bersikap seperti tadi pada sunbae itu." Ucap Hoseok menjelaskan kembali.

"Hah? Kenapa kau berbicara seperti itu? Aku kan hanya khawatir padanya. Dia temanku" jawab Jisoo.


"Tapi aku tak suka," ucap Hoseok lagi.

Memangnya apa hakmu? Kau bukan siapa-siapa yeoja ini.

Tiba-tiba kalimat itu terbesit dipikirannya. Ia terdiam. Benar juga. Ia tak punya hak untuk bersikap seperti ini. Ia menatap lekat ke arah mata Jisoo. Mata Indah yang selalu membuatnya tertarik. Ia menghela napas.

"Aish, yasudah. Lupakan saja." Ucap Hoseok.

"Eh--?"

Jisoo bingung dengan namja didepannya, ia berpikir apa mungkin Hoseok mempunya kebribadian ganda tetapi ia langsung menyingkirkan pikiran itu jauh-jauh. Mungkin namja itu sedang galau. Jisoo terkekeh dan menggelengkan kepalanya.


"Hey! Apa yang kau tertawakan?" Tanya Hoseok yang melihat Jisoo tertawa.

"Haha--- habisnya kau itu lucu Hoseokie, tiba-tiba bisa menjadi dingin. Tetapi disaat yang bersamaan kau bisa berubah menjadi seperti biasanya." Ucap Jisoo masih deselingi dengan kekehannya.

Hoseok terdiam menatap Jisoo yang tertawa didepannya. Mata bulatnya hilang begitu saja. Jantungnya berdegub tak beraturan. Ia memang benar-benar mencintai yeoja ini. Buktinya melihat Jisoo tertawa saja dapat membuat jantungnya berdetak dengan cepat melebihi biasanya. Diam-diam ia tersenyum menatap lekat wajah yeoja itu.

Merasa dipandangi Jisoo menghentikan tawanya dan menoleh menatap Hoseok. Tatapan mereka bertemu. Jisoo membalas senyuman namja itu dengan senyuman yang manis. Teramat manis bahkan.

~~~

Tbc.
Kok berasa awkward gitu ya.
Ah tapi gapapa deh.
Ehehe.
Jan lupa voment ajadeh.

Triangle LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang