10

8 2 0
                                    

Pagi hari, seperti biasa, Anin bangun, bersiap-siap dan berangkat kuliah.

Hari itupun berjalan seperti hari-hari sebelumnya.

Malamnya, saat Anin sedang bersantai dan menonton tv, ada pesan masuk dari smartphonenya.

___________________________

Hey, ini gue, Steve.
Lo si Anin yang waktu itu kan?
Jawab
ASAP
>
___________________________

Anin yang menyadari Steve pun tanpa basa-basi langsung menjawab pesannya.

Ya. Ini aku, Anin
Ada apa Steve?

Tanpa hitungan menit Steve menjawab,

Gue mau minta tolong sama lu. Tolong check kalo dia lagi online apa enggak sekarang.
Cepetan.

Anin menuruti apa yang dikatakan Steve. Dia pun membuka message nya yang ditujukan untuk Dicky.

Dicky,
Hi.
Gue bisa minta tolong lo gak?

Pesan terkirim pukul 08:12 PM

Dua puluh menit sudah Dicky juga masih tak menjawab, Anin lagi-lagi di SMS Steve yang menanyakan keberadaan Dicky.

Gimana? Dia online?
>

Masih belum dijawab juga.
Entah.
Read


Setelah chat terakhir itu, Anin melanjutkan aktivitasnya.

Satu jam berlalu Anin duduk-duduk menonton tv dengan hp di tangannya. Namun kemudian dia bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk ke pantry membuat makanan.

Semua ini gara-gara ia baru saja melihat video-video cara membuat makanan di instagram.

Anin malam itu berencana untuk membuat kue 'oreo lemon cake' yang resepnya langsung saat itu juga dia print dan ditempel jelas-jelas di kulkas.

Selama tiga jam lebih waktu dibutuhkan untuk membuat sebuah kue.

Berjalan cukup lancar, pikir Anin.

Rasa kuenya lumayan enak, untuk seorang amatir.
Karena sudah hampir tengah malam, Anin merasa bersalah untuk langsung memakannya. Dia pun berinisiatif untuk membagikan kuenya kepada teman-temannya, Adam dan Owlet.

Saat telah selesai membereskan semua, dan juga memasukkan kuenya ke dalam kulkas, Anin kembali rebahan di ruang tv dan menyaut hpnya yang selama membuat kue ditinggal Anin.

Ada satu pesan yang baru saja masuk dari Dicky.

Ada perlu apa?

Anin menjawab dalam sekejap.

Oh, gak, cuma mastiin
lo online apa kaga.
Btw, kok lo selalu
ngehindar si kalo ada gue.
Kaya orang ga kenal.

Oh, Soz.
Lo gak ngerti juga?
Gue gabakal berinteraksi
sama orang kalo
emang ga penting.
Gotta go.

Oh oke.
Read


Setelah Anin menjawab Dicky, Anin dengan sigap langsung menghubungi Steve.

Steve.
Hey
Hey
Dicky online.

Anin pikir Steve akan membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab, namun ternyata tidak.

Oh, makasih.
Gue ga percaya lo
bakalan sebegini peduli.

No big deal, man.
Read

Setelah Anin merasa kantuknya semakin berat, Anin memutuskan untuk tidur karena besok dia juga harus kuliah.





§




Paginya Anin bangun dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Anin melihat hpnya dan ada pesan dari Adam bahwa dia akan menjemput Anin di asramanya.

Tak lupa juga Anin membawa kue nya yang tadi malam ia bawa. Ia memasukkannya ke dalam tas.

Hanya butuh waktu 10 menit, Adam sudah siap berada di depan pintu asrama Anin dengan pakaian yang rapi, sebuah baju kaos, celana jeans dan sneakers seperti gayanya hari-hari.

"Pagi Anin, udah siap?" tanya Adam dengan sopan.

"Udah pangeran,," jawab Anin singkat sambil mengunci pintu asramanya.

Adam hanya menyengir merespon jawaban Anin.

"Lagian juga lu, sekolah 500 meter aja sok-sokan nganterin," lanjut Anin saat mereka berdua berjalan beriringan menuju lift.

"Tuan putri ga boleh capek,"

Anin tertawa kecil,
"Mana Owlet?" tanyanya.

"Oh, dia, umm… berangkat sendiri." Adam mengusap tengkuknya.

"Kita jemput yuk, lagian juga kelas gue lagi se jam, masih lama," ujar Anin dengan semangat paginya yang menebar dimana-mana.

"Uh, oke deh," saut Adam singkat.

Mereka berdua pun jalan menuju asrama Owlet yang letaknya agak jauh dari asrama milik Anin.

Saat telah sampai, Adam mengetuk pintu dan berseru,
"Owlet, Ayo Kuliah!"

Mereka menunggu beberapa saat sebelum akhirnya Owlet membukakan pintunya.

Owlet yang langsung menatap Adam, dengan wajahnya yang berseri-seri dan senyum lebar, berkata,
"Hai Adam!!!!!!! Tumben kamu jemput a-" Owlet kemudian melihat keberadaan Anin disampingnya, senyumnya tiba-tiba memudar.
"ku. Hai juga Anin." lanjutnya sambil tersenyum memaksa.

Anin tahu senyum Owlet yang tidak ikhlas, namun dia membiarkannya dan tetap berpikir positif.

"-Uh, yaudah ya gue ngambil tas gue dulu." lanjut Owlet.

Setelah itu mereka bertiga pun berangkat menuju kampus. Adam mengantar Anin sampai masuk kelas, sedangkan Owlet berjalan sendiri menuju kelasnya.

Saat perjalanan menuju kelas Anin,
"Nin," ucap Adam.

"Ya? Ada apa?" tanya Anin yang menoleh ke arah Adam.

"Gue mau ngomong sesuatu."

"Ngomong apa?"

"G-gue suka sama lo. Lomaugakjadipacargue?"

"Eh?"













Jsfgsfjajakhsgsfsgayj hahahahhah.
Mau ga ya mau ga ya…

Loads of love,

Peachykittenz

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only Heaven KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang