Adakah yang masih bangun? Kasih bintangnya ya. Vomment banyak, up cepet.
**
Gessa menghampiri mamanya dengan buru-buru saat wanita itu sedang memasak sarapan.
"Ma," panggilnya.
"Kenapa, Ges?" sahut mamanya tanpa berpaling dari panggangan berisi roti.
"Yang mama maksud calon apa-apanya Adit itu bukan cewek?" tanya Gessa sambil mendudukkan dirinya di atas kursi makan.
Mamanya memandang Gessa sebentar lalu tertawa. "Ya bukanlah. Kalau ceweknya kan si Lika. Kamu nggak inget?"
"Inget apa, Ma?"
"Dulu waktu kamu masih kecil, pernah main sama dia. Masa nggak inget sih. Waktu itu ada syukuran di rumah keluarga Wijaya. Dan mama sama papa juga diundang karena dekat dengan Tante Hana. Nah di sana, kalian sempet main kok."
Gessa berusaha mengingat-ingat masa kecilnya. "Nggak inget, Ma."
"Kamu masih kecil sekali, umur dua tahunan mungkin. Lupa ya kamu gigit hidung Adit?"
Gessa segera merengut. "Oh yang difoto sama papa itu?"
Lisa mengangguk. "Iya, itu. Kamu gigit Adit kan waktu di rumahnya Lika. Mama inget sih dulu kalian sama cowok yang kemaren juga."
"Badai maksud mama?"
"Iya, Badai Galatoma. Ganteng banget ya, Ges. Aduh sayangnya udah jadi calonnya Lika. Kalau aja..."
"Kalau aja apa, Ma?" Gessa mulai mencium gelagat genit dari mamanya.
"Ya kalau masih ada kesempatan ya bakal mama minta untuk melamar kamu."
"Belum juga lulus SMA udah main lamar-lamaran aja. Lagian Badai udah cocok sama Ailika kok, Ma. Mereka dulunya sering bertengkar gitu soalnya Badai anaknya usil," jelas Gessa sambil menerima piring berisi roti bakar dari mamanya.
Lisa menemani putrinya yang sedang sarapan dengan duduk di hadapan cewek itu. "Tapi Badai baik kok Ges. Sopan lagi anaknya, mama jadi kangen papa kalau kaya gini."
"Mulai deh!" sungut Gessa. "Eh, mama tau kakaknya Ailika?"
"Hmm, bentar-bentar. Seingat mama sih cowok, udah meninggal beberapa bulan yang lalu."
"Ganteng nggak, Ma?"
"Ye kamu gimana sih. Orang udah meninggal kok masih ditanya, cari itu yang nyata-nyata aja, Ges. Contohnya Adit," kata mamanya dengan cekikikan.
ADIT?!!!
**
Adit menatap Kevin dan Oliv datar. Cowok itu enggan berurusan dengan si cewek maupun sicowok.
"Tadi malem lo jalan kan sama Gessa?"
Adit mendecih saat dilihatnya Oliv menunggu jawabannya. "Lo ngehadang gue cuma mau ngomong begituan?"
Oliv melipat kedua tangannyadi depan dada. "Harusnya lo tau kalau Gessa udah pacaran sama Kevin. Kenapa masih nekat deketin, apa lo lupa siapa pemenang festival musik kemarin?"
Adit mengepalkan tangannya kuat-kuat. Pembahasan mengenai festival musik itu selalu menyulut emosinya. Andai saja Oliv adalah laki-laki, kepalan tangan itu pasti sudah melayang di wajahnya beberapa kali.
Dengan menghela napas berat Adit tersenyum sinis. "Gue justru baik hati sama dia," kata Adit sambil menunjuk Kevin menggunakan dagunya. "Nggak perlu ngingetin gue soal pemenang itu. Gue udah hafal luar kepala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones Has Taken || #wattys2018
Teen FictionHighest Rank #158 "Dasar Jones." "Kamu juga belum pacaran." "Kalau gue emang dasarnya pengen single. Single itu prinsip kalau jomblo itu nasib, sama kaya lo." Gessa Askara, siswi yang paling anti buku terpaksa masuk ekskul Perpuswork karena menghind...