*Kita terbang menuju ke istananya Aka*
Sampailah kita di depan gerbang istana.
'BE-BESARNYAAAA!! LUAR BIASAAAA!!' ku terkagum-kagum dengan istananya Aka.
"Ayo masuk"
"Baik!" setelah masuk gerbang istana, ku mengamati sekeliling halaman depannya. 'Woaah...halamannya saja seluas ini apalagi dalamnya'
Semua penjaga istana menunduk kepada Aka. 'Aku merasa tidak enak bila berjalan disampingnya begini!!'
"Kita sudah sampai di pintu masuk, aku akan memandumu berkeliling istana agar kau paham ruangan-ruangannya"
"Terima kasih banyak Aka" aku tersenyum tulus padanya.
Pipi Aka merona. "Ya...mau gimana lagi kan? Dari pada kau tersesat di istana sebesar ini"
Aku tertawa kecil. 'Seperti biasa, Aka si tsundere~'
*Aka mengajakku berkeliling sambil menjelaskannya, membutuhkan waktu yang lumayan lama*
Dan diakhiri dengan kita berhenti di sebuah kamar.
"Anggap saja istana ini rumahmu sendiri, jadi kau bisa leluasa tinggal disini. Tidak perlu malu maupun sungkan-sungkan dengan pelayan atau pembantu serta penjaga istana disini. Dan ini adalah kamar untukmu Mizuo, silahkan...kau bebas menggunakan kamar ini sesuka hatimu dan bebas melakukan apa saja pada kamar ini" Aka tersenyum padaku.
"Terima kasih banyak Aka, kau sudah sangat membantuku. Aku merasa tidak enak jika istirahat di kamar yang sebesar"
"S-sama-sama. Dan Mizuo...jangan pernah menolak apa yang aku beri ya. Ku mohon" Aka memegang kedua pundakku dengan tatapan sayu.
"B-baiklah Aka...aku minta maaf! Aku tidak akan menolak sesuatu yang kau berikan padaku" aku tersenyum padanya.
"Terima kasih, Mizuo...ini sudah malam sebaiknya kau beristirahat"
"Benar juga ini sudah agak malam. Kalau begitu aku tidur dulu. Selamat malam Aka~!" ku dadah-dadah padanya sambil tersenyum.
"Se-selamat malam Mizuo" Aka pun pergi.
Aku membuka pintu kamar. "Wooaaaahh! megah dan mewah sekali kamar ini..." aku langsung berlari menuju kasur dan lompat ke atas kasur. "aaaaa~ akhirnya ku bisa nempel lagi ke kasur~ nikmatnya~", 'Ngomong2-ngomong tentang zombie tadi...aku jadi ingin melawan zombie-zombie itu lagi. Aku juga penasaran dengan zombie tipe A, B, dan C. Hmm...bagaimana jika nanti aku keluar dari sini dan lari menuju hutan. Mungkin disana ada banyak zombie. Yosh! Aku akan memasang alarm dan bangun jam 1 malam nyiahahahaha!' dan aku pun mulai tidur untuk mempersiapkan nanti.
*Jam alarm berbunyi pukul 01.00*
Ku mematikan alarm di meja dan mengulet "Yosh! Waktunya untuk keluar!" aku beranjak dari tempat tidur. Tak lupa membawa beberapa buah-buahan yang berada di meja kamar dan menaruhnya di tas ransel kecil yang ku bawa dari duniaku. Dan aku juga menulis surat untuk Aka jika ia mencariku, aku menaruhnya di atas meja. Setelah itu aku diam-diam membuka pintu kamar dan mengintip sedikit. 'Yosh! Disini sepi!' ku berlari mengendap-endap seperti seorang pencuri. 'Aduh! Gawat! Di sana banyak penjaga yang sedang berpatroli' ku sedang bersembunyi di balik dinding. 'Tak apa! Aku harus terus maju!' ku terus maju sambil bersembunyi setiap penjaga tidak melihat. Dan akhirnya aku sudah dekat dengan pintu depan istana. 'Aku akan lari lalu membuka pintu itu dan memukul tengkuk leher para penjaga agar mereka tidak sadarkan diri. Yosha!' ku melihat sekeliling lalu berlari menuju pintu depan lalu ku membukanya. Sebelum para penjaga melihatku, aku sudah secara cepat memukul tengkuk belakang lehernya sangat keras hingga pingsan. "Maafkan aku! Jika aku tidak melakukan ini pada kalian, pasti kalian mencegahku untuk keluar. Jadi...maaf" sebelum aku pergi, aku melihat sesuatu yang jatuh dari salah satu jubah penjaga itu. "Hm? Botol apa ini?" ku memutar botol itu dan ternyata bertuliskan "Obat bius? Untuk apa penjaga ini membawa obat bius? Ya sudah lah aku ambil saja deh siapa tau berguna hahaha. Penjaga, aku meminjam ini sebentar ya, setelah pulang aku akan mengembalikannya lagi" setelah ku meminta maaf dan meminjam obat bius itu, aku langsung berlari menuju gerbang istana. Ku berhenti dan bersembunyi di balik pohon. 'Sudah kuduga digerbang ada penjaganya juga. Apa yang harus ku lakukan? Sepertinya gerbangnya di kunci dan kuncinya dibawa oleh salah satu penjaga itu. Hmm...ha! Kugunakan saja obat bius yang tadi! Tuh kan berguna...' lalu aku mengambil apel di dalam tasku dan menyemprotkan obat bius tadi ke apelnya. "Yosh! Dengan begini, setelah para penjaga menggigit apel ini, mereka akan pingsan dan aku akan mencari kunci itu lalu keluar! Yuhuuu!!" aku begitu bersemangat ingin keluar. Ku berjalan dengan santainya mendekati para penjaga. "Selamat malam penjaga...!" ku tersenyum pada mereka.
"O-oh! Mizuo-san! Kenapa anda kemari tengah malam begini?" salah satu penjaga bertanya.
"Aku kemari ingin memberi kalian sesuatu. Tada~ apel merah yang segar!"
"Mizuo-san memberikannya pada kami? Mengapa?"
"Karena kalian penjaga pertama yang menyambutku dan Aka tadi bukan~" aku tersenyum.
"Wah...karena itu ya, terima kasih Mizuo-san. Dengan senang hati apel ini kami terima" lalu apel itu diberikan pada para penjaga.
Tanpa pikir panjang kedua penjaga itu langsung memakan apel itu. Tapi saat gigitan pertama "Bau apa ini? Kenapa apelnya berbau menyengat seperti ini" penjaga A merasa ada yang janggal.
"Benar sekali...baunya seperti apa ya..." begitu juga penjaga B.
Beberapa detik kemudian para penjaga terkapar di tanah.
"Siip! Rencanaku berhasil!" aku langsung menggeledahi tubuh kedua penjaga itu untuk menemukan kuncinya. "Ketemu! Kuncinya ketemu!" aku langsung membuka gerbang itu lalu berlari dengan cepat.
"AHAHAHAHA!! BERHASIL! AKU BERHASIL KELUAR!! Sungguh mendebarkan...jadi begitu rasanya menjadi penyusup, perampok, atau sejenisnya...ahahaha!", "Aku akan masuk ke tengah hutan!! Yoshaaa!!" aku berteriak sambil berlari. Aku terus berlari hingga ke tengah-tengah hutan. "Gelapnya...benar-benar gelap hingga aku tidak dapat melihat sekitar..." aku masih berlari dan tiba-tiba aku tersandung batu besar. "Aaw...aku harus lebih berhati-hati, lebih baik aku jalan kaki saja" aku memutuskan untuk jalan kaki saja. "Kenapa tidak ada tanda-tanda zombie ya? Mungkin karena terlalu gelap jadi aku tidak dapat menemukan mereka" aku mengamati sekitarku. "Aku akan terus berjalan saja" ku berjalan sudah cukup lama dan jauh tetapi belum menemukan tanda-tanda keberadaan zombie. "Sepertinya aku mendengar sesuatu yang bergemuruh..." aku pun mencari dimana suara itu berada. Semakin ku mendekat, semakin keras pula suaranya. "Apakah ini suara air terjun ya? Semakin keras saja suaranya" ku terus berjalan dan akhirnya aku menemukannya. "Woaaah...indahnyaaa...ternyata jalan ini menghubungkan ke air terjun ya, air terjun yang indah dengan dihiasi cahaya rembulan. Tidak ku sangka yang ku cari zombie dan ternyata aku mendapatkan pengganti yang luar biasa. Keindahan alam yang sesungguhnya...sungguh indah~" mataku berkaca-kaca karena belum pernah melihat air terjun seindah itu di duniaku. "Karena sudah menemukan tempat seindah ini...akan sia-sia jika aku kembali, aku harus menikmatinyaaa!!" aku begitu bahagia. "Pertama-tama harus ku foto dulu air terjunnya" aku mengambil HP dari dalam tas lalu memotonya dari berbagai arah. "Tidak sia-sia aku kabur dari istana dan melarikan diri kemari ahaha~", aku duduk dan bersandarkan pohon dekat air terjun. "Hanya melihat pemandangan ini sudah sangat cukup bagiku...malam hari saja sudah begitu indah dan memanjakan mata, apalagi di siang hari...apakah Aka sudah tau tempat ini ya? Pastinya sudah bukan..." tiba-tiba saja tanpa sadar mataku mulai terpejam, dan aku mulai tertidur dengan posisi duduk bersandarkan pohon besar.
YOU ARE READING
Takdir Dari Sebuah Impian yang Kuat
FantasySeorang gadis otaku yang multitalenta (Mizuo) memiliki sebuah impian sejak kecil yaitu bisa hidup dan berpetualang di suatu dunia lain selain di dunianya saat ini. Bagaimanakah cerita dari kehidupannya? Ikuti cerita "Takdir Dari Sebuah Impian" :D