Perjuangan yang tak terbalas
***
Beberapa ratus tahun lalu...Di tengah hutan di gunung fuji terdapat negeri para yousei yang berisi makhluk-makhluk yang menajubkan. Negeri itu aman damai yang dipimpin oleh seorang dewi kelinci, Kaguya Otsutsuki.
Ada sebuah jembatan yang ujungnya di tutupi awan yang menjadi pembatas antara dunia fana dan dunia para yousei. Rumor mengatakan bahwa siapapum yang menyebrang jembatan tersebut dia tidak akan kembali lagi.
Rumor itu benar, ketika manusia sudah melewati batas antara dunianya dengan dunia yousei, dengan perintah sang Dewi kelinci harus di bunuh manusia itu. Karena ketika dia di lepaskan begitu saja maka dari mulut ke mulut banyak pula yang akan datang dan bisa menjadi bencana bagi para yousei.
Tetapi, perintah itu dilanggar sendiri oleh Dewi kelinci.
Ketika itu...
Kaguya Otsutsuki si Dewi kelinci sedang berjalan-jalan di tengah hutan perbatasan. Ia bersenandung kecil. Rambut putihnya terseret di tanah. Menciumi bunga-bunga salju yang harum.
Sreett...
"Siapa di sana?"
Kaguya langsung siaga dengan suara tadi. Perlahan tapi pasti ia mendekati asal suara itu.
Seorang pria muncul dari balik semak-semak dan itu membuat Kaguya terlonjak dan semakin waspada.
Pria itu berpenampilan lusuh, baju robek sana-sini, banyak bercak darah di bajunya. Pelipisnya terluka, mulutnya muntah darah dan beberapa bekas pukulan benda tumpul yang membiru keunguan.
"S-siapa kau?" Kaguya was-was. Ia terus memperhatikan pria itu tajam.
"Jangan mendekat!" Kaguya terus mundur saat pria itu bergerak maju. "Kubilang jangan mendekat!" bentaknya.
Di pinggiran mata Kaguya muncul urat-urat nadi. Ia mengaktifkan kekuatan matanya yang berwarna lavender.
Bruuk
Pria itu jatuh tersungkur di atas rumput. Kaguya mendekati pria itu dengan hati-hati. Menepuk-nepuk pipinya.
"Apa kau mati?"
"Hmmm."
"Syukurlah." Kaguya bernafas lega. "Lebih baik kubawa kau saja ke rumahku." Kaguya lalu membawa pria itu dengan kekuatannya. Pria itu melayang-layang mengikuti Kaguya.Pria itu bangun dengan seluruh tubuhnya yang nyeri. Ia memegang kepalanya sakit. Perban melingkar di kepalanya. Pria itu juga memeriksa seluruh tubuhnya dan keadaannya sama, perban yang sudah berwarna merah membungkus leher sampai pinggangnya.
Matanya menjelajah ke seluruh ruangan yang ia tempati. Ruangan yang bernuansa putih seperti dengan sedikit ukiran makhluk yang ia tak pernah lihat. Jendela terbuka di sampingnya, meja rias letaknya tak jauh dari tempat tidur.
Pintu coklat di depannya terbuka menampilkan sosok yang aneh menurut pria itu. Dengan penampilan rambut panjang terseret-seret di lantai, baju putih kebesaran, dua tanduk berada di atas kepalanya serta memiliki sepasang mata lavender dan satu mata di atas dahinya berwarna merah dengan ukiran yang begitu rumit.
"S-s-siapa kau?!" tanya pria itu. Pria itu mundur ketakutan ketika makhluk aneh itu mendekat ke arahnya.
"Tenanglah manusia. Aku tak akan menyakitimu. Di sini kau aman dan kuharap kau jangan berisik."
"Sekali lagi ssiapa kau? Dan, ke-kenapa a-aku ada di sini? Tempat apa ini?" Pria itu semakin ketakutan dengan nada bicaranya yang gugup dan keringat dingin di pelipisnya. Pria itu hendak berdiri tapi diurungkan ketika kepalanya nyeri dan tubuhnya yang susah untuk di gerakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid, Love You.
Roman d'amourHidup dalam kesederhanaan dan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Keajaiban dan tragedi masuk dalam kehidupannya. #sasufemnaru #ff